webnovel

05 " TERIMA KASIH "

keringat mengucur deras membasahi jaket parasut berwarna hitam saat berlari pagi di sebuah hutan mini buatan,dua jam sudah dane berlari kecil tampa henti mengelilingi hutan mini.langkahnya menyusuri trotoar pertokoan kecil yang berjajar rapi disepanjang jalan tidak jauh dari hutan mini,langkahnya menghampiri meja tepat didepan kedai kopi.

seorang pelayan pria menghampiri dane.

"pagi nona dane" sapanya ramah sembari meletakkan koran pada meja dane.dane melepas topinya lalu menatap pelayn pria.

"pagi,seperti biasa ya" jawab dane ramah,jarinya meraih koran lalu membacanya.

tidak lama pelayan pria menghampiri dane dengan sebuah nampan berisi satu gelas besar susu dengan satu piring kecil berisi roti bakar tampa isi dan meletakkan diatas meja dihadapan dane.

"terima kasih" ucap dane tersenyum menatap pelayan pria.

"sama sama " jawab pelayan pria dengan senyum ramah lalu berlalu dari hadapan dane.

tidak jauh dari tempat dane duduk terdapat satu meja dengan tiga pria mengelilingi meja.

"tidak sia sia aku datang kesini" ucap pria berambut pirang panjang menatap lekat dane.(piter)

"maksudmu?" tanya pria berambut coklat menatap heran piter lalu beralih menatap kearah tatapan piter,seketika tatapannya menjadi bersinar menatap kecantikan dane yang sedang menikmati roti bakar.(roy)

"benar benar cantik' ucapnya ternganga.

mendengar percakapan kedua sahabatnya pria yang membelakangi dane mengernyitkan dahi menatap bergantian kedua sahabatnya.(herry)

"aku akan pulang bila kalian bersikap gila pagi ini" ucap herry tajam dan dingin lalu tangannya meraih ponsel dari atas meja.

seketika kedua sahabatny tersadar mendengar ucapan herry,mereka tersenyum sambil mengerling nakal.

"wanita ini berbeda,wajar bila aku mengaguminya,untuk melihatnya aku luangkan waktu untuk bangun pagi hari setiap hari minggu" ucap piter.

"untuk kali ini coba kau turunkan rasa dinginmu"ucap roy pada herry,namun herry terlihat acuh sembari memainkan game ditangannya.

"sungguh sungguh cantik" lanjut roy tatapannya tidak lepas dari dane.

herry tetap acuh dan sibuk dengan gamenya.

tidak lama terdengar kericuhan dari dalam kedai,seorang remaja pria bertopi putih lusuh keluar disertai beberapa orang yang memukuli dirinya.

dane menatap remaja pria yang dipukuli,terlihat kurus dan lemah dengan sebuah roti kecil di tangannya.

"berhenti" teriak dane pada dua lelaki yang memukuli remaja pria.dane berdiri dari kursinya lalu menghampiri pria remaja yang terlihat kesakitan akibat pukulan yang diterimanya.

"anak ini sudah beberapa kali mencuri" ucap pelayan pria gemuk dengan wajah merah.

"nona dane,tolong jangan bela anak ini"ucap pelayan pria lainnya.

"berapa harga yang selama ini sudah dia curi" ucap dane tajam.

kedua pelayan terkejut dengan ucapan tajam dane,mereka tidak mengira pelanggan tetap kedai mereka yang cantik dan ramah ternyata begitu dingin dan tajam ucapannya.

jarinya meraih dompet dari saku jaketnya lalu menarik beberapa lembar uang kertas nominal besar lalu menyodorkan pada pelayan pria gemuk.

"hitung jumlah kerugian kalian,sisanya bungkuskan roti dan berikan padanya" lanjut dane dengan tatapan dingin pada dua pelayan pria.

"nona dane...maafkan kami,kami hanya memberikan sedikit pelajaran untuknya" ucap pelayan pria lainnya dengan tergagap.

mendengar ucapan pelayan pria,dane menatap dingin lalu berlalu dengan menarik remaja pria bertopi lusuh duduk pada kursi dihadapan dane.

pengunjung depan kedai kopi terpukau dengan sikap dane tidak terkecuali piter,roy dan herry.

herry terkesan dengan sikap dingin dane,herry menatap lekat dane saat menghadapi dua pelayan pria.saat dane menarik remaja pria duduk di meja dane,herry terkejut dengan kecantikan dane,akhirnya herry menyadari bila dua sahabatnya begitu takjub memandang dane.

"dane" gumamnya lirih sambil tersenyum.

"wow...dia bukan hanya bidadari tapi juga sekaligus pencabut nyawa" ucap piter dengan tatapan takjub.

"dia juga malaikat,lihat ...sikapnya begitu lembut pada anak itu" ucap roy.

"apakah kalian tidak dengar,namanya dane" ucap herry tiba tiba.

seketika piter dan roy saling menatap lalu terdengar ledakan gelak tawa ke

duanya.

"rupanya gunung es meleleh pagi ini" ucap roy disela gelak tawanya.

"dy milikku,jangan coba coba untuk tertarik padanya" ucap piter pada kedua sahabatnya.

roy dan herry menatap dengan tatapan konyol pada piter.

*

pelayan pria tergopoh gopoh menghampiri lambaian dane.

"ya nona dane,ada yang bisa saya bantu" ucapnya ramah namun berganti dingin saat menatap wajah remaja pria yang terlihat tertunduk malu disisi dane.

" satu coklat panas dan roti isi keju daging "ucap dane menatap pelayan pria tampa tersenyum.

"baik nona" jawab pelayan pria lemah terlihat murung karena dane tidak lagi tersenyum ramah seperti biasanya.

"namamu dan umur" tanya dane paa remaja pria dihadapannya.

"mica dua belas" ucap mica hati hati dengan wajah tertunduk.

"mengapa harus mencuri" tanya dane lagi.

mica terdiam,tangannya masih memegang erat roti kecil,kedua kakinya yang terbungkus sepatu hitam yang kusam dan robek robek saling menekan menunjukkan rasa takutnya.

"orangtuamu" tanya dane lagi.

"aku sebatang kara" jawab mica pendek.

"selama ini tinggal dengan siapa" tanya dane.

mica terdiam lagi,dane memahami bila mica tidak memiliki tempat tinggal hidup berpindah pindah seperti gelandangan,mencuri sebuah roti kecil menunjukkan bila mica terpaksa mencuri demi mengganjal perutnya yang kosong.

dua pelayan pria datang dengan membawa pesanan dane dan sebuah kotak besar berisi berbagai macam roti ,cake dan juga susu,sari buah dalam kemasan botol.

"nona dane...sekali lagi kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang nona terima pagi ini." ucap pelayan pria sembari meletakkan susu dan roti dihadapan mica,pelayan pria lainnya meletakkan kotak besar di atas kursi sebelah mica.

"terima kasih" ucap dane dingin.

kefua pelayan berlalu dari hadapan dane dengan wajah kecewa.

Chương tiếp theo