webnovel

Metalic

"Manusia?" Pikir Osamu kebingungan.

"Apakah dia robot atau manusia?" Tanya Lucianna dengan nada tenang dan dingin.

"Entahlah.. sepertinya keduanya." Jawab Osamu.

"Apakah dia sama dengan Denzel maupun Albern?" Tanya Lucianna dengan nada dingin.

"Sepertinya... entahlah... rasanya sama, tetapi berbeda... aku jadi bingung." Jawab Osamu.

Manusia besi itu mendatangi mereka berdua.

"Osamu... bersiaplah." Kata Lucianna.

"Baiklah.. aku tidak akan membiarkan kamu menggunakan sihirmu yang belum sepenuhnya terkendali." Jawab Osamu.

Buku-buku melayang di sekitar Osamu, lalu mereka semua membuka halamannya.

.

.

Manusia besi itu memukul tanah. Lalu tanah pun retak, dan dari celah-celah retakannya muncullah gunungan-gunungan besi.

"Speed." Kata Osamu.

Tubuh Osamu menjadi lebih cepat. Dengan cepat ia menggendong Lucianna dan menghindari serangan itu.

Tetapi rupanya gunungan-gunungan itu terus muncul.

"Gravity." Kata Osamu.

Osamu mengubah arah gravitasi, ia berdiri di tembok ruangan itu.

Tetapi dari tembok tersebut, muncul juga gunungan-gunungan yang berhasil menghantam punggung Osamu. Osamu terhantam, dan terpaksa ia melompat-lompat dari gunungan besi yang satu ke gunungan yang lainnya.

Makin lama gunungan-gunungan besi itu semakin banyak dan sudah tidak ada lagi celah bagi Osamu.

"Bagaimana ini..." pikir Osamu.

".... pakai itu." Kata Lucianna.

.

.

Osamu mengendalikan halaman-halaman buku-buku yang melayang di sekitarnya. Gunungan-gunungan besi itu mulai merapat dan hendak meremukkan tubuh Lucianna dan Osamu.

"Semoga sempat!" Pikir Osamu.

"Nah!" Kejut Osamu saat menemukan apa yang selama ini ia cari.

.

.

"Sun!" Teriak Osamu.

Tubuh Osamu menjadi berapi-api, begitu juga dengan buku-buku yang ada di sekitarnya.

"Semoga suhunya sepanas milik Sun Hero..." pikir Osamu dan Lucianna sambil berharap.

Gunungan-gunungan besi itu meleleh secara perlahan.

"Kurang panas.." pikir Osamu.

Mereka sudah terdesak dengan gunungan-gunungan besi, malahan gunungan-gunungan besi itu terasa panas sekali karena sihir Osamu.

"Kalau begini... ini seperti bumerang." Kata Lucianna.

Lucianna memasang muka sedih,

"Maaf ya... aku memang kurang pintar di dalam hal ini." Kata Lucianna dingin.

Osamu melihat ke arah Lucianna, lalu tersenyum.

"Tidak apa-apa. Seharusnya aku yang tahu. Tenang saja.. meskipun kita selesai di sini... setindaknya kita menyelesaikan hidup kita dengan bahagia." Kata Osamu.

"Apa maksudmu?" Tanya Lucianna.

"Yah... karena kita mati bersama... aku akan lebih bahagia jika aku mati dengan dikelilingi oleh orang-orang yang aku sayangi. Tetapi.. bukannya aku ingin mati sih... kalau bisa aku ingin membuat kenangan sebanyak mungkin..." kata Osamu.

"Eh?" Kejut Lucianna, ia sedikit tersipu.

"Yah.. lupakan.. pokoknya kamu tidak salah." Kata Osamu.

.

.

Gunungan-gunungan itu sudah mulai menekan tubuh mereka.

"Berpikir.... berpikir.." pikir Osamu.

"Bagaimana ini.." pikir Osamu.

Chương tiếp theo