webnovel

Basah Kuyup Di Tengah Hujan

Biên tập viên: Wave Literature

Selama dua bulan Zhu Haimei berada di sini, ia telah meminta lebih dari setengah gaji Shen Dongyuan. Dan sekarang, Zhu Haimei tidak ingin berhutang lagi padanya. Ia harus berusaha mencari uang sendiri karena uang dapat menyelesaikan seluruh masalahnya.

Setelah Zhu Haimei mengirimkan uang kepada keluarga Shen Dongyuan, hubungan mereka menjadi semakin harmonis. Sebagian besar sisa makanan yang dijual Zhu Haimei akan dibawa pulang untuk makan malam Shen Dongyuan. Ketika melakukan pekerjaan rumah, Shen Dongyuan juga akan mengambil inisiatif untuk membantu Zhu Haimei. Bahkan Shen Dongyuan menawarkan diri untuk memberinya lima puluh yuan saat Zhu Haimei ingin membeli sebuah sofa dan meja teh. Zhu Haimei menerima uang dari Shen Dongyuan dengan senang hati dan keesokan harinya, ia mengembalikan uang Shen Dongyuan sebesar dua puluh yuan sembari mengatakan bahwa membeli satu set sofa tidaklah mahal.

Shen Dongyuan tidak percaya dan bertanya, "Apakah harga satu set sofa bisa semurah itu?"

Zhu Haimei lalu menjelaskan bahwa sofa yang dibelinya adalah sofa yang dibuat di sebuah desa, sehingga harganya tidak begitu mahal. 

Tapi sebenarnya, untuk membuat satu set sofa tidaklah murah. Membuat satu set sofa membutuhkan uang sebanyak dua ratus yuan untuk membeli bahan dan membayar tenaga kerja pengerajin sofanya. Namun, Zhu Haimei berpikiran bahwa lebih baik Shen Dongyuan menggunakan gajinya untuk membiayai keperluan rumah tangga mereka dan juga untuk makan-makan bersama teman-temannya. Karena gajinya yang tidak seberapa itu, Shen Dongyuan bahkan tak sanggup membuang pasta giginya yang sudah nyaris habis, dan akhirnya Zhu Haimei pun diam-diam membuang pasta giginya yang lama, lalu membelikannya pasta gigi yang baru dan meletakkannya ke dalam cangkir tempat menaruh peralatan mengosok giginya.

Sebenarnya Shen Dongyuan tahu apa yang telah Zhu Haimei lakukan. Selain itu, Zhu Haimei juga membelikannya sepasang sandal baru dan pakaian olahraga. Sekarang, di ruang tamu mereka tidak hanya ada sofa, tetapi juga meja teh dan sebuah lukisan yang menggantung dengan indah di dinding ruang tamu.

Shen Dongyuan melihatnya dengan mata kepalanya sendiri bahwa Zhu Haimei telah berubah, tetapi ia masih tidak dapat menerima Zhu Haimei sebagai seorang istri.

Namun Zhu Haimei tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Ia hanya ingin membuat dirinya sendiri bisa merasa nyaman selama tinggal di sini.

Meskipun musim gugur akan segera tiba, tetapi cuaca masih terasa sangat panas.

Walaupun cuacanya terasa sangat panas dan pengap, tetapi udaranya terasa lembab. Ketika Zhu Haimei menutup kios dagangannya, ia menjadi khawatir saat melihat langit yang tiba-tiba mendung, pertanda bahwa sebentar lagi akan turun hujan. 

Karena gasnya sudah habis, maka Zhu Haimei harus menarik trolinya ke tempat pengisian gas terlebih dahulu untuk diisi ulang. Butuh waktu tiga jam untuk menempuh perjalanan dari tempatnya berjualan. Zhu Haimei khawatir kalau ia akan kehujanan di jalan. Kalau saja semua jalannya beraspal, perjalanannya pasti akan lebih mudah, tetapi jalanan yang ada di sana masih penuh dengan gundukan dan lubang, sehingga akan semakin sulit untuk dilewati jika turun hujan.

Namun jika tangki gasnya tidak segera diisi ulang, Zhu Haimei juga akan kerepotan saat berjualan besok. Jika ia tidak pergi sekarang, besok ia tidak akan bisa menjual makanan. Setelah merapikan barang dagangannya, langit sudah semakin mendung. Akan tetapi, Zhu Haimei memutuskan untuk tetap pergi untuk mengisi gasnya. Ia kemudian menutupi tangki gasnya dengan terpal, sementara tangannya memegang terpal yang lain. Ia kemudian menarik trolinya dan bergegas pergi.

Sejujurnya, mengisi gas adalah sebuah ujian bagi Zhu Haimei. Setiap kali ia kembali ke rumahnya setelah mengisi gas, bahunya akan terasa sakit, tampak memerah dan bengkak. Dan jika sudah sakit, bahunya tersebut akan membutuhkan waktu beberapa hari untuk sembuh.

Ketika Zhu Haimei sedang di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan rintik-rintik mulai turun. Ia pun menghentikan trolinya dan segera membungkus dirinya dengan terpal lalu bergegas pergi selagi jalanan belum becek.

Saat berangkat untuk mengisi gas, jalanan yang ia lalui masih belum terlalu becek, namun ketika ia kembali seusai mengisi gas, jalanannya sudah becek karena hujan. Roda trolinya tertutup lumpur dan membuatnya kesulitan untuk menarik trolinya, bahkan ujung bawah celananya juga ikut terkena lumpur. Belum lagi, Zhu Haimei harus sering berhenti dan membersihkan lumpur di sepatunya agar bisa melanjutkan perjalanan pulang.

Meskipun masih musim panas, tetapi seseorang pasti akan kedinginan jika terlalu lama berada di tengah hujan. Kain terpal yang digunakan Zhu Haimei untuk melindunginya dari hujan pun tidak berguna, karena pakaiannya sudah basah kuyup sejak tadi. Sekarang Zhu Haimei sudah sangat kedinginan hingga ia bersin berkali-kali. Ia kemudian menghela nafas dan berharap agar dirinya tidak masuk angin.

Zhu Haimei berhenti untuk mengatur nafas sambil memandangi tangki gas yang ada di trolinya. Untungnya, ia sudah membungkus tangki tersebut dengan rapat, sehingga tangki tersebut sama sekali tidak basah. Ia harus menjaga tangki tersebut dengan baik karena, benda itu adalah benda yang ia gunakan untuk mencari nafkah demi bertahan hidup.

Di sisi lain, Zhong Yan sedang memandang ke luar jendela dan merasa terkejut. Bukankah wanita yang sedang kesulitan berjalan dengan menarik troli itu adalah Zhu Haimei? Pikir Zhong Yan. 

Bus yang ditumpangi Zhong Yan membunyikan klakson saat lewat di samping Zhu Haimei, dan saat itu kebetulan roda bus melewati kubangan air sehingga menyebabkan tubuh Zhu Haimei terkena cipratan air itu. Zhong Yan sangat yakin bahwa yang ia lihat adalah Zhu Haimei setelah melihat ekspresi terkejut serta marah dari wajah wanita tersebut. 'Apa yang ia lakukan dengan menarik troli datar itu?' Tanya Zhong Yan dalam hati.

Setelah sempat berkonflik saat makan malam di rumah kak Huang beberapa hari yang lalu, mereka pernah bertemu lagi. Tidak peduli seberapa provokatifnya Zhong Yan, Zhu Haimei tidak pernah mempedulikannya dan bersikap seolah tidak mendengar ucapan Zhong Yan.

Terakhir kali saat Zhu Haimei membeli dua kipas sekaligus hingga menggemparkan seluruh orang yang ada di tempat tinggal mereka, Zhong Yan menyuruh suaminya menanyakan tentang hal itu pada Shen Dongyuan. Namun Shen Dongyuan hanya mengatakan bahwa Zhu Haimei bisa membelinya karena melakukan bisnis sendiri, dan ia tidak tahu bisnis apa yang dilakukan Zhu Haimei.

Karena hujannya turun dengan sangat deras, Zhong Yan pun sudah tidak bisa melihat Zhu Haimei lagi saat menoleh ke belakang. Sebenarnya Zhong Yan tidak habis pikir, bagaimana seseorang bisa berubah begitu drastis dalam waktu yang sangat singkat? Zhu Haimei sekarang berubah menjadi seseorang yang bekerja dengan sangat keras, bahkan rela basah kuyup di tengah hujan. Bukankah terjebak di tengah hujan sama sekali tidak menyenangkan?

Ketika tiba di tempat pemberhentian bus, Zhong Yan turun dari bus dan merasakan tiupan hawa dingin menerpa tubuhnya, dan membuatnya langsung bersin-bersin. Ia kemudian bertanya-tanya, apakah Zhu Haimei akan masuk angin setelah terjebak dalam hujan? 

Ketika Zhong Yan tiba di rumah, ia melihat Zhang Zhonghai sedang membaca buku di ruang tamu.

"Sudah pulang ya, aku pikir kamu akan tinggal di kota hari ini." Sapa Zhang Zhonghai pada istrinya.

Zhong Yan melepas pakaiannya yang basah seraya bersin-bersin. "Aku harus kembali ke sini untuk mengambil rencana pembelajaran karena besok harus diperiksa. Cepat buatkan aku segelas air gula merah, aku sudah bersin-bersin karena kehujanan."

Zhang Zhonghai pun meletakkan bukunya dan segera memakai sandal, lalu pergi ke dapur.

Ia ingin memberitahu suaminya tentang dirinya yang melihat Zhu Haimei tadi. Ia sudah hendak menceritakannya, tetapi tidak jadi karena ia beranggapan bahwa itu bukanlah urusannya.

Langit menjadi semakin gelap saat turun hujan. Zhu Haimei mengira bahwa ia bisa kembali ke rumah kecilnya sebelum gelap, tetapi sekarang trolinya justru tersangkut di parit. Ia sudah menggunakan seluruh tenaganya untuk menarik troli tersebut, bahkan ia sampai menurunkan tangki gasnya agar troli tersebut lebih mudah ditarik, namun trolinya masih tidak bisa ditarik keluar kecuali dengan diangkat.

Tubuh Zhu Haimei sudah basah kuyup karena kehujanan dan ia sudah merasa kedinginan. Setelah berusaha menarik trolinya beberapa kali, trolinya masih saja tak bergerak dan terjebak di parit. Sekarang ia sudah benar-benar kehabisan tenaga. Zhu Haimei kemudian berjongkok di samping trolinya, ia sudah tidak berdaya. Tidak ada seorang pun di jalan, lalu siapa yang bisa membantunya?

Troli dan tangki gas adalah alat yang sangat Zhu Haimei butuhkan untuk berjualan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia tidak boleh kehilangan dua benda tersebut.

"Hei…!" Teriak Zhu Haimei, tetapi tidak ada jawaban sama sekali kecuali hembusan angin dingin yang menerpa wajahnya.

Zhu Haimei masih harus menempuh setengah jam perjalanan, namun saat ini tidak ada siapapun di sekitarnya dan Zhu Haimei tidak tahu harus bagaimana lagi. Ia meringkuk di samping trolinya dengan perasaan sedih.

Namun, Lin Yutang pernah mengatakan bahwa tidak ada hidup yang sempurna. Jika seseorang bisa menjalani kehidupan yang sempurna, itu malah tidak wajar. Hal tersebut sama seperti pepatah yang mengatakan, "Seseorang akan semakin bijak setelah mengalami penderitaan." Setelah bertahun-tahun mengalami kesulitan, mental Zhu Haimei pasti menjadi lebih kuat dibandingkan dengan orang lain. Akan tetapi ia tetap tidak bisa menjadi orang yang kejam dan membuat dirinya membenci dunia.

Hidup memang tidak selamanya dipenuhi dengan kemudahan, karena itulah Zhu Haimei harus kuat menjalaninya dan terus melangkah maju. Ia termasuk orang yang beruntung karena bisa terlahir kembali. Jika ia masih mempunyai pikiran bodoh seperti di kehidupannya yang sebelumnya, berarti ia benar-benar menyia-nyiakan kesempatannya bisa terlahir kembali ini.

Meskipun sekujur tubuhnya menggigil kedinginan, tetapi keteguhan di dalam hati Zhu Haimei semakin menguat. Lagi pula, ia cuma harus berada di tempat ini selama satu malam saja dan besoknya ia bisa meminta bantuan pada orang lain, jadi tidak ada yang perlu dikeluhkan, pikirnya dalam hati.

Sekarang hujan sudah berhenti setelah sebelumnya sempat turun hujan cukup lama. Serangga-serangga pun mulai berbunyi. Di tanah lapang yang sangat sunyi itu tiba-tiba ada secercah cahaya. Hal tersebut membuat Zhu Haimei merasa senang, dan segera berdiri dengan menopangkan tangannya pada troli. Selama ada orang yang bisa membantu menarik trolinya keluar, maka semuanya akan baik-baik saja.

Chương tiếp theo