Setelah berbicara selama beberapa saat dengan Dosen Tang, Luzhou berjalan keluar dan mendekati tangga. Sesaat setelah keluar, sekumpulan mahasiswa tahun pertama, baik laki-laki ataupun perempuan, berjalan mendekatinya.
Ada juga beberapa lelaki di sana, namun Luzhou merasa sungkan jika ia harus menerobos melewati banyak sekali gadis-gadis.
"Kakak, Kakak, bagaimana cara belajar matematika tingkat tinggi? Menurutku, matematika tingkat tinggi sulit sekali, apakah Kakak punya pengalaman belajar? Mungkin pengalaman Kakak bisa membantu."
"Kakak, kudengar universitas negeri memiliki sistem bonus poin yang dapat digunakan untuk pinjaman, apa benar? Kalau iya, apakah kita harus mendapat Piala Menteri Pendidikan Lanjutan…"
"Kakak, apa kamu akan berpartisipasi dalam kompetisi tahun depan? Apa Kakak sudah punya tim? Aku bisa menulis makalah, dan aku adalah ahli debat terbaik di SMA! Juara pertama!"
"Kakak, apa Kakak punya WeChat? Tambahkan aku sebagai teman~"
Luzhou tidak tahu bagaimana harus menghadapi masalah ini.
Memang, dia sangat tampan, namun mereka tidak perlu antusias sampai seperti ini.
Ketampanannya memang membawa masalah…
Setelah akhirnya berhasil menembus kerumunan gadis-gadis dan teman-teman sekampus, Luzhou membawa tasnya dan masuk ke ruang perpustakaan.
Chen Yushan belakangan ini sibuk dengan studi politik dan pemerintahan, sehingga wanita itu jarang pergi ke perpustakaan.
Pada saat yang bersamaan, belakangan ini Luzhou juga tidak punya waktu untuk bicara dengannya.
Sistem-nya sudah menuliskan bukti teori dalam pikirannya, namun ia masih harus menata dan menuliskan teori tersebut pada tiga atau empat lembar kertas A4.
Jika kamu ingin orang lain bisa memahami apa yang kamu tulis, kamu harus memahami tulisanmu sendiri terlebih dahulu.
Bahkan, tiga atau empat halaman hasil teori dari Sistem adalah jumlah halaman yang Luzhou dapatkan, jika ia menuliskan teori-teori tersebut dengan gaya menulis paling sederhana. Jika ia menulisnya dengan benar, kemungkinan besar jumlah halaman akan menjadi dua kali lipat lebih banyak.
Selain itu, Teori Angka bukanlah spesialis Dosen Tang, sehingga tidak ada yang bisa membantu mengecek makalah-nya kali ini. Jika Luzhou ingin memeriksa tulisannya, ia harus berkonsentrasi selama 20 menit dan menulis, serta menjelaskan semua teori yang ia dapatkan dari Sistem. Dengan begini, para editor makalah tidak akan menemukan kesalahan!
[Diskusi Aturan Distribusi Bilangan Prima Mason Beserta Pembuktian – Luzhou]
[Abstrak: Artikel ini mendiskusikan tentang aturan distribusi bilangan prima Mason dan membuktikan bahwa 2^ (2^n) <P<2^ (2^ (n+1), MP 2^ (n+1) – 1. Dengan menggunakan hukum ini sebagai basis, maka dapat disimpulkan bahwa P&lt;2^ (n+1)) memiliki 2+ (n+2) -n-2]< p>
Luzhou menekan tombol enter, masuk ke bagian referensi, dan mengetikkan sebuah kalimat.
[Sumber: Aturan Distribusi Bilangan Prima Mason [J]. Zhou Haizhong, Jurnal Universitas Yixian (Edisi Sains Alam). 1992 (04)]
Ia hanya perlu menuliskan satu sumber.
Dua dekade terakhir ini, ada banyak sekali ahli matematika dan profesor yang berusaha membuktikan teori ini, namun tidak ada yang berhasil. Bahkan Zhou sendiri yang sudah belajar bertahun-tahun, tidak bisa memberikan bukti yang memadai.
Serunya Teori Angka adalah, ahli matematika dan penggemar matematika, semuanya tertarik pada bidang itu.
Luzhou mengulurkan kedua tangannya untuk mengambil kertas dan pulpen.
Saat berkonsentrasi, ia tidak peduli pada keadaan sekitarnya––bahkan, ia bisa melupakan dirinya sendiri.
Baginya, satu-satunya hal penting di dunia ini adalah makalah di depan matanya.
Di bawah ujung pulpen-nya, tulisan terus bermunculan dengan cepat, seakan-akan ia tidak sedang menulis, melainkan sedang merapalkan mantra. Angka-angka dan simbol-simbol pada kertas tersebut terlihat seperti lingkaran sihir untuk mencari kenyataan dunia.
Menit demi menit terus berlalu, waktu terus berjalan.
Kertas-kertas buram berisi tulisan Luzhou, tampak berceceran memenuhi permukaan meja tempatnya menulis.
Akhirnya, matahari mulai terbenam.
Seorang mahasiswa yang duduk di sampingnya, yang sedari tadi bersiap-siap untuk tes pendidikan lanjut, berdiri dan meregangkan tubuhnya. Awalnya, ia hendak pergi ke kantin, namun saat melihat kertas-kertas yang berceceran di depan Luzhou, mahasiswa itu menjadi tertarik.
Ada apa sebenarnya?
Untuk apa dia menggunakan kertas buram sebanyak itu?
Luzhou masih terlihat sangat muda, namun ia sudah mengerjakan soal matematika sesulit itu. Apakah ada soal sesulit itu dalam kurikulum mahasiswa S1?
Mahasiswa itu melihat kertas-kertas tersebut sekilas, dan ia bisa memahami bahwa kertas-kertas itu berisi perhitungan Teori Angka, namun saat ia berusaha memahami soal apa yang sedang dikerjakan oleh Luzhou, ia sama sekali tidak mengerti. Namun, di sisi lain, tulisan Luzhou terlihat rumit seperti kaligrafi, hingga ia hanya bisa memahami bahwa Teori Angka yang sedang dikerjakan Luzhou berhubungan dengan logaritma.
Mahasiswa itu menjadi penasaran dengan apa yang sedang dikerjakan Luzhou, namun saat hendak bertanya, ia melihat judul makalah yang tertulis di laptop…
"Pembuktian Teori Zhou?!"
Rasa ingin tahu mahasiswa itu hilang seketika.
Murid yang sedang berkonsentrasi itu benar-benar gila!
'Oh, hanya orang bodoh dari departemen matematika.'
Mahasiswa itu berkata dalam hati, seraya mengambil tas-nya dan pergi.
Walaupun ia bukan jurusan matematika, ia mengetahui beberapa hal tentang bidang tersebut.
Para ahli matematika di seluruh dunia telah mencoba membuktikan teori itu. Bilangan prima Mason, prima kembar, prima Fermat, semuanya sudah dicoba. Semua itu adalah bagian dari pembuktian teori Zhou.
Ada yang berhasil?
Mendekati saja tidak bisa, apalagi berhasil.
Mereka saja tidak bisa, apalagi mahasiswa yang belum lulus, benar-benar tidak mungkin!
Luzhou yang benar-benar berkonsentrasi sama sekali tidak sadar ada yang lewat di belakangnya. Hembusan angin, ditambah dengan konsentrasi-nya, membuat waktu terasa berlalu sangat cepat, tanpa merasakan lapar sama sekali.
Entah sejak kapan ia memiliki kebiasaan belajar yang tidak sehat seperti itu.
Akhirnya, saat Luzhou menulis barisan terakhir rumus, ia melihat melalui jendela bahwa hari sudah larut.
Ia menghela nafas dan bersandar di kursi, rasanya seperti otaknya sudah terbakar.
Ia merasa sangat kelelahan.
Ditambah lagi, ia sangat lapar.
"Entah kenapa aku sampai lupa makan… Sepertinya aku sudah dalam perjalanan untuk menjadi makhluk abadi…"
Makalah itu lebih sulit daripada "Teori Fungsi Linear dan Operator Linear", namun nilai akademis-nya juga jauh lebih tinggi. Untungnya, ia telah menyelesaikan sebagian besar bagian utama, dan ia hanya perlu menata tulisan-tulisan itu dan memasukkannya dalam komputer. Makalah-nya sudah jadi.
Luzhou mengusap perutnya seraya berdiri, lalu mulai menata kertas-kertas yang berceceran di meja.
Namun tiba-tiba, saat ia mengambil kertas di ujung meja, ia merasa tertarik.
"Ha?"
Luzhou mengambil kertas itu beserta dengan pulpen-nya, melingkari beberapa angka, sebelum mengacak dan menggabungkannya.
Setelah penggabungan selesai, ia mendapatkan bilangan prima kembar.
Luzhou mengernyitkan alisnya dan menyentuh kertas itu dengan ujung pulpen-nya.
Kemudian, ia menuliskan dua baris rumus.
Namun, ia segera mencoret kedua baris tersebut.
Rumus Polignac menyatakan bahwa untuk k, terdapat sejumlah pasangan bilangan prima yang tak terhitung, jika k = 1, maka bilangan prima kembar telah didapat. Distribusi bilangan prima Mason adalah percobaan untuk menyelesaikan pasangan tak terhitung tersebut.
Saat ia berhasil mendapatkan bukti teori Zhou, pada saat bersamaan, ia juga menyadari sesuatu.
Luzhou mencubit batang hidungnya. kepalanya terasa sakit.
Tidak, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan…
Inspirasi selalu datang dan pergi, saat gagal ditangkap, inspirasi akan pergi begitu saja.
Sialan!
Teori Angka bukanlah bidang yang bisa dibuat main-main.
'Sistem, berikan aku inspirasi.'
Luzhou berkata dalam hati, namun sistem itu tidak menjawab.
Baiklah.
Sepertinya, persoalan itu bukanlah soal yang bisa dijawab oleh Sistem dengan mudahnya.
"Nak, perpustakaan sudah tutup."
Tersadar dari pemikirannya, Luzhou melihat bahwa penjaga perpustakaan memanggilnya dari seberang meja. Ia memandang ruangan sekilas, dan menyadari bahwa hanya ada dirinya dan penjaga itu.
"Ah, maaf, aku akan berkemas." Luzhou tersenyum penuh rasa bersalah, seraya membereskan kertas-kertas yang masih berceceran di meja.
Ia sudah tidak tahan lagi.
Ia benar-benar kelaparan, ia harus segera memakan sesuatu.