webnovel

Bab 41 ( Kompetisi Keunggulan )

Itu yang dipikirkan Veronika kala itu. Sehingga untuk mengalihkan perhatian semua orang agar tidak semakin meninggikan alis mereka, karena Veronika bisa melihat suami dan ayah mertuanya hampir akan meledak, Veronika segera menyapa kedua tamunya yang baru saja tiba.

"Apa kalian tidak akan duduk?" Veronika bertanya dengan ramah pada kedua pria yang kini masih berdiri di dekatnya.

Haikal dan Bryan mengambil kursi kosong yang tersedia.

"Apa yang membuat kalian datang secara bersamaan?" tanya Kakek pada Bryan berusaha mengabaikan kejadian besar apa yang baru saja terjadi.

Bryan langsung menjawabnya dengan sopan.

"Kami bertemu tidak sengaja di dalam lift," jelas Bryan sekedarnya.

Semua orang pun mengerti.

Karena semua orang yang diperlukan telah berkumpul, Bramasta membuka pertemuan mereka dengan lebih serius.

"Aku rasa semua orang sudah tahu apa tujuan kalian berkumpul di sini. Untuk itu pertama-tama, aku akan memperkenalkan calonku pada kalian terlebih dahulu." Bramasta melirik semua orang secara berurutan.

Sambil menunjukk Haikal, Bramasta kembali berkata.

"Pria ini adalah Haikal Domani. Seorang dokter tulang handal dan terpercaya dari Institute Priadstade di Kolombia. Sekaligus dokter tulang pribadiku selama kurang lebih satu tahun belakangan ini. Dan, untukinformasi tambahan, Haikal juga adalah senior Monica di sekolah menengahnya. Sehingga dengan begini, bisa dikatakan mereka juga cukup berjodoh bukan?"

Bramasta melirik Veronika dengan senyuman penuh kebanggaanya. Dan begitu namanya disebut, Haikal langsung berdiri memberi salam pada semua orang, terutama Hendra dan Veronika yang sudah menatapnya tidak percaya.

Sementara Monica menanggapi ucapan ayahnya dengan malas.

"Kau.. senior Monica di Stadivairus Akademi?" tanya Veronika tidak percaya. Mewakili ekspresi penuh tanya dari Hendra.

"Ya. Itu benar Nyonya," jawab Haikal sopan. Semua orang menyangsikan kebetulan ini. Dan Monica hanya bisa menghela napas.

Bryan dengan sigap memperkenalkan dirinya sendiri secara langsung.

"Saya, Bryan Ardiora Lomus. Anak dari rekanan bisnis Tuan Hendra. Sekaligus pengusaha yang meneruskan nama keluarga. Saya mengikuti perjodohan ini karena keinginan mereka," terang Bryan santai.

Semua orang menatapnya. Itu saja? Beberapa orang berekspresi dengan bingung.

Hendra menambahkan.

"Dia adalah anak tunggal dari Josephin Lemus. Seorang pebisnis terkenal dari dunia pangan. Aku yakin, kalian tidak akan asing dengan nama itu. Selain itu, Bryan juga punya beberapa usaha hotel di beberapa kota," ujar Hendra meninggikan Bryan yang mencoba merendah.

Walau sebenarnya Bryan memang tidak suka jika harus memperkenalkan dirinya secara terperinci.

Semua orang kemudian langsung ber-oh-ria.

"Jadi kau berasal dari keluarga Lemus?" tanya Veronika menangkap inti pembicaraan ayah mertuanya.

Bryan menjawab dengan singkat, "Ya."

Monica menahan situasi ini dengan kening yang dipijatnya pelan. Acara macam apa ini sebenarnya? Kenapa mereka masing-masing seolah saling membandingkan satu sama lain? Apa Monica sedang menghadiri sebuah kompetisi 'Siapa yang Lebih Unggul'?

Monica tahu, Bryan terlihat tidak terlalu berminat pada acara ini. Tapi, jika ia memiliki dukungan dari kakeknya, jelas pria itu akan mendapat sorotan yang paling kuat dari semua anggota keluarganya yang lain, karena Bryan tentu adalah calon Monica yang paling diutamakan.

Semua orang tentu juga berpikiran bahwa kakek tentu tidak akan pernah main-main dalam mencarikan pilihan untuknya.

Entah apa yang semua orang pikirkan saat ini, Monica memilih untuk menikmati saja makanannya dengan santai.

"Oiya, aku belum memperkenalkan Kevin secara benar pada kalian." Veronika melirik Haikal dan Bryan secara bersamaan. Kemudian memperkenalkan Kevin kembali.

"Dia adalah aktor berbakat dari agensiku. Yang secara khusus aku datangkan dari Jerman karena menemukan potensi yang sangat besar di dalamnya. Dia sangat fasih berbahasa Jerman dan Indonesia karena ia sebenarnya adalah kelahiran Indo dan sering wara-wiri di Jerman."

"Serta, Kevin sangat pandai berakting dan bergaya sesuai dengan pesonanya. Lalu yang terakhir, bisa dikatakan, dia adalah 'Number One Most Sought After Artist'," Celetuk Veronika membanggakan calonnya.

Monica menatap ibunya ngeri.

'Number One Most Sought After Artist'? Artis nomor satu yang paling dicari? Hah! Penjelasan macam apa itu??

"Nyonya Vero, Anda terlalu membesar-besarkannya. Saya belum ada apa-apanya jika dibandingkan kedua calon putri Anda yang lainnya. Mereka terlihat sangat hebat, sampai-sampai saya merasa mulai rendah diri untuk mengimbangi mereka."

Kevin melancarkan segala aksi tingkah manisnya di depan Veronika. Monica menanggap itu dengan aneh. Sebaliknya, Veronika justru menanggapi itu dengan guyonan manis lainnya.

"Bagaimana itu mungkin, Kevin. Kau adalah aktro paling berbakat yang pernah aku temui. Bukankah semua stasiun tv sekarang ini, sangat ingin menyerbumu untuk masuk ke acara mereka? Jika bukan karena aku meminta managermu menyortir semua pekerjaanmu dengan lebih baik, aku yakin kau pasti akan kewalahan menanggapi mereka, dan tidak akan punya banyak waktu untuk berada di sini sekarang." Veronika menerangkan dengan sangat mulus.

Sampai-sampai Monica hampir bergidik.

"Jangan lupakan juga siapa ayahmu. Dia adalah bintang film terkenal Christianore Aguerro, sang pesohor yang sangat dikagumi dunia. Siapa yang tidak mengenalnya?! Kau jelas tidak kalah hebat dengan mereka!" timpal Veronika membesarkan status ayah Kevin.

Monica langsung memperhatikan wajah Kevin yang sangat non murni Indonesia.

Kevin memiliki wajah blasteran yang mirip dengan ayahnya yang seorang WNA asli Australia-Jerman. Dengan perpaduan wajahnya yang mungil orang asia. Serta kekentalan fisik dari negara ayahnya yang notabene berambut ikal.

Monica sudah tahu informasi ini dari profil data Kevin yang ia dapatkan dari Martha. Waktu sebelum ia melakukan re-banding.

"Jadi ayahmu adalah Christianore Aguerro?" tanya Bramasta penuh minat. Begitu pula dengan Hendra yang terlihat sedikit tertarik.

"Aku adalah penggemar beratnya. Sudah lama aku tidak mendengar kabar tentangnya. Bagaimana kabar ayahmu sekarang?" tanya Bramasta ingin tahu.

Kevin menampilkan giginya yang putih dan rapi.

"Ayah baik-baik saja. Saat ini beliau sedang asyik menikmati usaha perkebunannya di wilayah Reifenstein-Jerman, bersama dengan kakak laki-lakiku, Steven. Setelah bercerai dengan ayah dan menikah lagi, ibu dan aku pindah ke Indonesia untuk menetap," terang Kevin memberikan perjelasan.

Bramasta langsung berdeham memberi pengertian.

Awalnya Bramasta hanya ingin mengetahui kabar tentang ayah Kevin. Tapi siapa yang menyangka, pertanyaannya justru menjurus pada ibu Kevin yang seorang WNI. WNI yang pernah menikah dengan seorang WNA Jerman, dan bercerai dengan suaminya, 8 tahun setelah mereka menikah.

Tidak heran kini Kevin bisa memiliki nama yang murni Indonesia.

Perpisahannya dengan suaminya, jelas memberikan pukulan yang hebat untuk ibunya terhadap nama asing. Sehingga daripada menggunakan nama keluarga suaminya, Isyana lebih senang menggunakan nama Kevin Sanjaya untuk putra semata wayangnya yang kala itu berganti nama.

Kevin dan Steven memiliki ayah yang sedarah tapi berbeda ibu. Karena ketika Isyana menikah dengan Christianore, Christianore telah menyandang status duda beranak dua. Dan Isyana yang kala itu juga adalah seorang artis papan atas yang sering go internasional, akhirnya bertemu dengan Christianore di sebuah acara penghargaan di Austria secara tidak sengaja.

***

Untuk bab selanjutnya babnya, sudah ditetapkan dan dipastikan akan dikunci.

buka bab dengan koin berbayar kalian dan bukan voucher free,

( klo voucher free buat karya yang lain saya ya kak,, mungkin yang novel terjemahan.. hihi )

penulis menghargai setiap pembaca yang juga menghargai penulisnya..

kukurimkan cintaku untuk kalian..

( maaf, author lagi stress n buntu mendadak, makanya menjadi menggila kwk )

Creation is hard, cheer me up!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Like it ? Add to library!

lenzluphcreators' thoughts
Chương tiếp theo