webnovel

Bab 9 ( Awal bertemu & Masa Lalu )

Selama perjalanan keluar menuju taman rumah sakit, Cleo tidak bicara. Sekalipun ia melihat gelagat Nyonya Sofia yang sedikit aneh dengan kacamata hitamnya dan selembar kerudung, Cleo tidak sekalipun berniat untuk bertanya atau menginterogasinya.

Pikirannya tengah hanyut akan penolakan yang diterimanya dari Daniar yang disangkanya adalah Nyonya Sofia.

Hilang sudah uang untuk melunasi hutang-hutangnya. Padahal ia telah bersusah-susah datang kemari dan mengarang cerita, ternyata semua itu hanya percuma dan tak ada hasilnya? Alih-alih diberi kesempatan, Cleo justru ditolak mentah-mentah.

Cleo agaknya menyesal telah mengarang cerita seperti tadi. Seharusnya ia tidak menceritakan sebuah cerita yang sedih dan payah itu pada Nyonya Sofia. Ia harusnya menceritakan tentang dirinya yang lebih baik dan sempurna. Bukannya malah menceritakan tentang bagaimana sebenarnya dirinya, agar bisa mendapatkan perasaan iba dari nenek Harry.

Lihat akibatnya sekarang. Semua rencananya telah gagal total.

Hah... benar-benar bodoh!!

Tanpa sadar, Cleo dan Nyonya Sofia telah sampai di sebuah taman. Keduanya mendekat ke salah satu bangku yang ada di taman itu.

"Ayo! Kemari dan duduklah. Ceritakan lebih banyak tentang hubunganmu dengan Harry. Ah, maksudku Tuan Harry. Bagaimana ceritanya kalian bisa bertemu?" tanya Nyonya Sofia ketika ia telah meletakkan pantatnya di bangku taman.

Cleo yang baru tersadar dari lamunannya, langsung terlihat bingung. Sepertinya asisten Nyonya Sofia lebih tertarik padanya ketimbang Nyonya-nya sendiri.

Apa Nenek ini punya seorang putra atau cucu yang ingin ia jodohkan pada Cleo setelah ia mendengar ceritanya tadi?

Cleo menepuk pelan kepalanya sendiri agar ia kembali ke logikanya.

"Kenapa? Apa hanya karena aku adalah seorang asisten pribadi dari Nyonya Sofia, maka kau menganggapku tidak pantas mendengar ceritamu?" tanya Nyonya Sofia dengan mata menyipit.

"Ah, tidak-tidak! Tentu saja saya tidak berpikiran seperti itu. Hanya saja, saya terkejut karena Anda ternyata lebih tertarik mendengar cerita saya ketimbang Nyonya Anda sendiri. Padahal ini bersangkutan dengannya. Tapi sepertinya ia tidak perduli," keluh Cleo lirih.

Ia kemudian menatap Nyonya Sofia, "Emm.. Apa Anda benar-benar ingin saya menceritakannya?" tanya Cleo.

"Ya.. tentu saja. Karena itu aku bertanya padamu. Begini saja... sebenarnya, aku telah bekerja di sana selama puluhan tahun. Jadi Tuan Harry telah aku anggap sebagai cucuku juga. Ya.. walaupun tentu saja tidak ada pertalian darah diantara kami, tapi bukankah keluarga bisa muncul dimana saja jika kita menginginkannya?"

Keluarga bisa muncul dimana saja jika kita menginginkannya?

Cleo tersenyum mendengarnya.

Entah mengapa kata-kata itu sangat mengena di dalam hati Cleo.

"Anda benar. Tidak heran mereka memperkerjakan Anda selama ini. Mereka pasti sangat mempercayai Anda," balas Cleo hangat.

"Kalau begitu, apa kau sudah ingin duduk dan bercengkrama denganku?" tanya Nyonya Sofia sekali lagi.

Cleo langsung merasa tidak enak. Ia mengambil posisi duduk tepat di samping Nyonya Sofia dan mulai bercerita.

"Kami bertemu di sebuah pagelaran seni. Tidak secara sengaja tentunya. Waktu itu, aku tidak sengaja menumpahkan sesuatu ke baju Harry. Awalnya aku bersikeras ingin meminjam jas yang ia kenakan saat itu untuk membawanya pulang dan membersihkannya di binatu sebagai bentuk rasa tanggung jawabku. Tapi seperti yang mungkin bisa anda perkirakan, Harry menolaknya mentah-mentah saat itu."

Cleo tersenyum getir. Ini adalah cerita fiktif yang semuanya murni telah dikarangnya dengan bebas. Ia mendapatkan sebuah ide tentang awal pertemuan palsunya dengan Harry berdasarkan dari novel yang pernah ia baca belum lama ini.

Bukannya berfokus pada adegan yang terjadi antara Harry dengan Cleo, Nyonya Sofia justru berfokus pada hal lain.

"Harry pergi ke pagelaran seni?" tanya Nyonya Sofia takjub.

"Aku belum pernah mendengarnya menginjakkan kaki ke tempat seperti itu. Pagelaran seni, museum, atau segala macam pertunjukkan seni apapun. Setahuku, dia tidak pernah menaruh minat di dalamnya," ucapan Nyonya Sofia dengan sangat yakin yang membuat Cleo menjadi panik.

Ia tersenyum kaku, "Ya.. Anda benar. Harry tidak pernah menaruh minat pada seni atau semacamnya. Tapi, Anda tentunya tidak terlalu tahu banyak tentang Tuan Anda itu. Kudengar, walaupun Harry tidak terlalu suka dengan acara semacam itu, dia terkadang pasti tidak bisa menolak undangan yang datang padanya. Selain itu ia juga tetap harus menyempatkan diri ke sana satu atau dua kali untuk sekedar mencari informasi atau mungkin mengunjungi pameran milik temannya 'kan?"

Nyonya Sofia mengangguk setuju, "Ya. Kau benar. Lalu?"

Cleo senang karena jawaban asalnya itu bisa diterima. Dengan menghembuskan napas lega, Cleo kembali melanjutkan ceritanya.

"Aku berhasil meminta jas Harry saat itu dan membawanya pulang untuk kubersihkan. Setelahnya kami bertemu kembali saat aku datang untuk mengembalikan jas miliknya itu padanya," lanjut Cleo dengan perasaan senang karena ia tidak menyangka dirinya ternyata sangat berbakat dalam membuat sebuah cerita.

"Kau bertemu langsung dengannya?" tanya Nyonya Sofia dengan heran.

Tentu saja Cleo langsung mengangguk.

"Bukankah ada sekretaris Dirga di dekatnya?" tanya Nyonya Sofia lagi, sedikit bingung.

Cleo balik menatapnya bingung.

"Kau pasti kenal dengan sekretarisnya Harry, Dirgantara, bukan? Dia biasanya mengurus sebagian besar urusan Harry yang tidak penting maupun yang penting sekalipun."

Ah! Cleo akhirnya mengerti maksud dari pertanyaan Nyonya Sofia. Harry adalah seorang yang sangat sibuk dan tidak punya banyak waktu untuk mengurusi hal-hal yang tidak penting. Hanya sekedar untuk menerima kembali jas-nya yang telah dicuci bersih oleh orang yang tidak dikenalnya, Harry pasti tidak mungkin turun tangan sendiri untuk mengambilnya secara langsung.

Laki-laki itu pasti akan meminta sekretarisnya, Dirga untuk menggantikan dirinya mengurusi segala hal yang membuatnya repot. Sama halnya dengan saat kemarin. Saat Harry meminta Dirga menemuinya untuk membicarakan soal pernikahan kontrak yang diajukannya.

"Aku yang memintanya langsung untuk bertemu," balas Cleo dengan cepat. Sebelum ia dicurigai.

"Aku rasa tidak terlalu etis jika aku mengembalikan barang itu melalui perantara oranglain. Dan saat itu, sepertinya Harry juga setuju denganku. Ehm.. sedikit informasi, sebenarnya aku sedikit malu mengatakannya.. emm... Harry bilang, dia sudah tertarik padaku saat pertama kali kami bertemu. Jadi karena itu, saat kami bertemu kembali, Harry cukup antusias untuk melakukan pertemuan kembali yang ketiga, keempat dan seterusnya," lanjut Cleo dengan perasaan tidak menentu.

Asli!! Ia benar-benar telah mengarang banyak cerita yang tidak benar. Sungguh sangat perlu banyak perjuangan untuk mengarang banyak cerita yang sekiranya akan sangat menarik untuk didengar. Dan tentu saja, cerita itu juga tidak boleh terdengar terlalu dibuat-buat.

Hanya saja... jika yang bersangkutan tahu aku mengarang cerita yang menjatuhkan image-nya seperti ini, Harry pasti akan membunuhnya dengan sekali tepuk.

Karena itu sebisa mungkin Cleo berusaha agar ceritanya itu tetap terdengar logis tapi bermakna untuk siapapun yang mendengarnya.

Nyonya Sofia sendiri tidak percaya bahwa cucunya bisa mengalami cinta pada pandangan pertama dengan seorang gadis. Ia tertegun sejenak. Lalu tertawa.

Ini sungguh berita yang baru dan sangat fresh untuk dicermati lebih dalam, pikirnya.

"Jadi maksudmu, Harry yang duluan menyukaimu?" tanya Nyonya Cleo, yang masih menyangsikan cucunya yang dingin bisa berubah menjadi romantis hanya karena seorang wanita.

Cleo membalasnya dengan mengulaskan sebuah cengiran. Lebih baik ia tidak terlalu memberi banyak informasi tentang perasaan Harry. Karena tentunya itu semua hanya adalah karangannya saja.

"Lalu, jika aku boleh tahu.. bagaimana kedua orangtuamu bisa meninggal? Apa kau bisa menceritakannya lebih banyak padaku?"

Entah bagaimana, Cleo merasa asisten Nyonya Sofia sangat memiliki wibawa dan penuturan kata yang sangat memimpin. Tidak tahu bagaimana menjelaskannya, Nenek yang ada di depannya ini tidak seperti para asisten pribadi pada umumnya.

Apa mungkin karena wanita ini telah lama bekerja pada keluarga Theodore yang tidak biasa? Karena itu sikapnya juga ikut berbeda?

Cleo mencoba mengabaikan segala pemikirannya yang tidak berarti itu. Ia memandang lurus ke depan.

"Orangtua saya meninggal karena sebuah kecelakaan. Saya tidak terlalu tahu pasti bagaimana kejadian itu bisa terjadi karena saat itu saya masih cukup kecil dan hanya mendengar beberapa tetangga yang bercerita. Tapi yang pasti, kecelakaan itu tidak hanya menewaskan kedua orangtua saya tapi juga beberapa penumpang lain yang ada dalam satu bus yang sama dengan kedua orangtua saya."

"Jadi itu sebuah kecelakaan yang mendadak?" papar Nyonya Sofia yang tidak meminta jawaban dan kembali bertanya.

"Lalu bagaimana dengan pamanmu?" tanyanya.

"Beliau meninggal karena sakit," jawab Cleo singkat.

Nyonya Sofia menatap Cleo dengan cara berbeda.

"Kau pasti sangat kesepian dan kesusahan selama ini. Kau tidak hanya hidup sendiri, tapi juga berjuang sendirian."

***

Chương tiếp theo