"Anda tidak mengenal saya?" Mahendra menjawab dengan melempar pertanyaan lagi.
"Saya hanya pernah dengar pewaris tunggal," _yang dibenci setengah mati oleh Rio_ "Berambut coklat dan bermata biru," jawab perempuan tersebut.
Mahendra masih enggan mengiyakan pernyataan lawan bicaranya. Yang dia lakukan detik ini ialah mengamati perempuan berumur tersebut, sampai gendang telinganya mendengar pintu kamar di buka lebar-lebar dan seseorang berdiri di sana. Tampaknya, pemuda—yang membuka pintu—tersebut mencoba untuk memastikan beradaannya dengan tergesah.
Mengalihkan pandangannya, Mahendra menatap sepupunya yang juga menatapnya dengan terheran, "Kau?"
Pemuda yang mengenakan pakaian santai berwarna coklat itu menunduk sedalam-dalamnya. Mengambil nafas sebanyak dia bisa, "Ma, dia—" kalimat ini belum usai ketika Mahendra menyahutnya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com