Sebelum pergi ke Singapura, Alex harus mengunjungi beberapa tempat. Perth, Australia barat. Alex menghabiskan masa remajanya di negara ini. Dia di sini untuk belajar ketika dia berusia 15 tahun dan menghabiskan 10 tahun disini. Itu kehidupan sebelum dia bertemu dengan istrinya, membangun perusahaan dan 11 tahun Akhir Jaman. Ingatannya mengenai tempat ini sepertinya sudah sangat lama sekali. Dia tumbuh di sini, banyak temannya masih tinggal disini dan beberapa orang sudah seperti keluarga baginya.
Alex mengadakan pesta reuni sederhana dan 30 dari mereka datang. Beberapa datang bersama keluarga mereka dan ketika mereka melihat Alex datang bersama Aria, mereka berdua memberikan tatapan penuh curiga. Mereka bersenang senang hari itu, namun sangat sukar untuk Alex menikmatinya. Pada kehidupan sebelumnya, dia tidak mendengar kabar dari Australia hingga beberapa tahun kemudian. Kebanyakan dari mereka telah meninggal pada saat itu. Namun demikian, salah satu orang yang dia kenal selamat, Evan, si ketua kelas.
Alex menyinggung mengenai video viral dalam pembicaraan, namun hampir semua menganggap itu lelucon. Sangat sulit bagi orang-orang untuk percaya kecuali mereka telah melihatnya dengan mata kepala sendiri. Ini bukan ketidak acuhan atau keras kepala atau kebodohan, ini adalah sifat dasar manusia.
Alex tidak benar-benar mengharapkan apa apa dari kelompok ini, namun dia masih berharap dapat mengubah masa depan dan menyelamatkan beberapa dari mereka. Agenda utamanya adalah membuat beberapa orang yang dia kenal bersiap untuk fase kedua.
Indonesia mungkin penting bagi Alex, namun benua Australia akan menjadi lebih penting bagi Alex. Australia memiliki tanah 4 kali lebih besar dari Indonesia dan polulasinya hanya sepersepuluh dari Indonesia.Hanya ada 5 pillar yang akan jatuh di Indonesia, tapi Alex tahu ada paling tidak 20 pilar yang akan jatuh di Australia. Di kehidupan sebelumnya, beberapa pilar ini tidak dapat bertahan dari serangan monster karena tidak cukup banyak orang yang mampu mempertahankannya. Beberapa pilar bahkan tidak pernah sempat tersentuh. Karena Alex tahu ada beberapa pilar yang tidak ditinggali, Australia juga sangat strategis untuk masuk dalam rencana Alex karena posisinya yang dekat dengan Indonesia.
Alex berbicara empat mata dengan Evan dan beberapa orang yang dekat dengan mereka. Dia telah meyakinkan mereka untuk membantunya beberapa hari mendatang. Alex berencana untuk membeli sejumlah besar barang yang akan disimpan di kota Darwin. Kota di sebelah utara Australia dan paling dekat dengan Indonesia. Jumlah uang dan daftar barang mengejutkan mereka. Makanan dan persediaan dan tempat khusus untuk menyimpannya. Alex berkata pada mereka, tempat ini adalah tempat yang ideal untuk bersembunyi bila Akhir Jaman benar-benar terjadi.
Alex berharap mereka mengerti petunjuk ini dan pindah ke lokasi ini bila saatnya telah tiba. Namun dia tidak dapat berharap banyak, dia tidak dapat membantu setiap orang dan dia tidak dapat memaksa mereka pindah ke Bali. Bagaimanapun juga, lokasi ini akan menjadi titik awal untuk fase keduanya.
Singapura, 22 Desember. Malam sebelum pertemuan, Alex berencana bertemu dengan seorang dari masa lalunya, seorang teman istimewa.
Wanita bernama Christina, Alex mengenalnya bahkan lebih lama dari Theo. Mereka pertama bertemu di kampus di Australia, dia adalah gadis tercantik di kampus, dia diidolakan oleh banyak orang, gadis cantik bermata besar. Satu dari sahabat terdekat Alex. Mereka memiliki hubungan emosional dulu, namun tidak pernah menjadi pasangan. Ketika Alex selasai studinya dan kembali ke Indonesia, Christinapun kembali ke Singapura.
Latar belakang Christina tidak sederhana. Keluarganya dalah satu dari keluarga yang paling berpengaruh di Singapura. Keluarganya masih bersaudara dengan kesembilan naga dan empat keluarga terbesar di Cina. Mereka memiliki real estate terbesar di Singapura. Christina telah menikah dengan kolonel muda dari tentara Singapura, mereka memiliki seorang putri dan seorang putra namun pernikahan mereka tidak bertahan lama.
Alex memastikan mereka memiliki waktu untuk bertemu dan berbicara dengannya malam ini bukan hanya karena hubungan mereka, namun juga karena wanita ini, Christina, di kehidupan sebelumnya, merupakan seortang spirit enhancer yang cukup dikenal.
Singapura adalah kota yang sangat ramai, mereka menghadapi Akhir Jaman dengan situasi yang unik. Ketika petaka datang banyak orang meninggal, namun pemerintah berhasil mengatasi situasi. Dengan berbagai kesulitan, pulau ini berhasil membersihkan seluruh mayat hidup. Orang yang bertahan di Singapura hanya perlu mengambil sikap bertahan di jembatan yang berhadapan dengan Malaysia. Kemudian ketika makhluk mutasi mulai berdatangan Singapura beruntung karena doomsday pillar jatuh tepat di tengah kota.. Pillar ini sebenarnya salah satu pilihan terbaik Alex, namun Singapura hampir tidak memiliki sumber daya, sehingga Alex lebih memilih Bali.
Hari sudah gelap, Alex bertemu dengan Christina di salah satu kios penjaja, vendor jajanan kaki lima sederhana. Ini adalah salah satu alasan Alex menyukai temannya ini. Walaupun dia datang dari latar belakang kelaurga kaya raya, dia memilih hidup sederhana. Dia sangat peduli terhadap orang lain dan senang melakukan amal.
"Halo Alex, sebuah kejutan!"
Christina datang menyampiri Alex, namun tiba-tiba dia menyadari ada gadis cantik berdiri disebelah Alex, dia bingung.
"Halo Christinia, oh ya, ini Aria, dia adalah teman kerjaku"
Melihat Aria yang masi beridri dekat mengikuti pembicaraan ini, Alex bertanya tanya kenapa Aria sulit untuk membaca situasi. Ada beberapa pertemuan yang bersifat bisnis dan beberapa pertemuan pribadi. Alex heran mengapa gadis ini sangat serius dengan misinya. Apa dia harus mengikutinya sepanjang waktu? Baiklah, Alex tidak ingin membuat ini menjadi lebih canggung lagi, lebih baik dia tidak menghiraukan situasi ini.
"Jadi, ada apa nih? Tiba-tiba menerima telfon darimu dan sepertinya sangat serius.."
"Apa kamu sudah mendengar mengenai pertemuan besok?"
"Pertemuan besok? Apa maksudmu pertemuan mengenai video Akhir Jaman? Ya, aku sudah menontonnya, karena video itu, beberapa kelompok aneh telah tiba disini. Ada apa dengan pertemuan ini?"
Alex menunjuk wajahnya.
"Aku adalah satu dari orang aneh itu"
"…"
"hahahahaha… kamu selalu lucu, Alex"
Dia tersenyum pada Alex, mengenang waktu waktu menyenangkan mereka bersama. Namun kemudian dia menyadari Alex tidak ikut tertawa. Dia terkejut
"…"
"Kamu serius?"
"Ya, aku ingin memastikan kamu menganggap pesan Akhir Jaman serius. Sebenarnya, aku yang bertanggung jawab menyelengarakannya"
Christina menjadi serius sekarang, dia berpikir sejenak dan berkata
"Apa kamu berhubungan dengan James Randall?"
"Ya"
"Apa benar bahwa Randall telah menciptakan pengobatan ajaib?"
Alex mengeluarkan batu kristal putih, spirit stone
"Maksud kamu ini?"
Christina melihat batu itu, dia berpikir sejenak dan berkata
"Alex kamu harus berhati hati Randalls dan yang lainnya bukan seseorang yang bisa dianggap sepele"
Alex dalam hati senang karena wanita ini masih peduli padanya, dia berkata,
"Kamu tidak perlu khawatir mengenai aku. Aku sebenarnya datang kesini untuk memberimu satu batu ini. Batu ini akan memberikan kesempatan bertahan lebih baik pada permulaan petaka. Aku khawatir bahwa keterlibatanku pada video itu akan melukaimu"
Alex memberitahunya untuk bersiap dan tinggal di rumah pada tanggal 31. Paling penting, jagalah anak-anaknya. Alex tidak tahu anak Christina akan meninggal dari penyakit atau tidak. Karena latar belakang keluarganya, Alex juga tidak yakin membawanya ke Bali adalah ide bagus. Alex sangat tergoda untuk berbohong dan membawanya ke Bali, namun itu tidak adil untuknya bahkan bila itu berarti adanya lagi spirit enhancer yang dapat dia percaya disampingnya. Alex memberikan daftar beberapa nama orang Singapura yang dapat dia percaya sebagai pencegahan. Namun Alex menginggatkan jangan mempercayai mereka sepenuhnya. Situasi berbahaya dapat mengubah orang.
Semua informasi ini terlalu banyak untuknya, Alex sangat ingin tinggal lebih lama dan mengobrol normal, namun dia tidak bisa. Dia sudah bukan orang yang sama dengan yang dulu. Alex hanya berharap Christina akan baik baik saja. Alex kemudian pergi dengan Aria.
Aria jarang berbicara, namun kali ini dia berkata,
"Kenapa kamu belum pernah memberikan spirit stone kepadaku?"
"Hmmm... Aku tidak yakin satu batu akan memiliki pengaruh bagimu"
Aria terlihat sedikit kesal,
"Kalau begitu beri aku dua atau tiga"
"..."