webnovel

Chapter 359 - Ala Rubra Saga End

"Eeeeeeeeeeeh!?" Arika benar-benar dibuat terkejut dengan pernyataan cinta yang keluar dari mulutnya Nagi. Ia sama sekali tidak menyangka kalau Nagi akan menyatakan cinta kepada dirinya.

Di saat Arika masih terlihat shock akibat mendengar sesuatu yang tak terduga. Nagi berhasil menggendong Arika sampai ke area dimana sihir sudah bisa digunakan kembali, akhirnya Nagi memanggil tongkat sihir miliknya lalu terbang menggunakan tongkat itu sambil tetap menggendong Arika.

"Oii, Hime! Kenapa kamu malah pasang wajah kaget begitu! Aku merasa tersinggung tahu kalau kamu merasa kaget hanya karena aku menyatakan cintaku padamu! Padahal aku kira kamu akan tetap berwajah dingin dan tidak bereaksi apa-apa!" Kata Nagi sambil menghela nafasnya.

"Ditambah lagi sebelum ini kau memaksaku untuk menyelamatkan dunia. Laki-laki yang nggak bisa menyelamatkan perempuan yang disukainya mana bisa menyelamatkan dunia! Jadi jangan protes karena aku menyelamatkanmu terlebih dulu, dan Arika sekarang aku benar-benar ingin tahu bagaimana perasaanmu kepadaku?"

"Kenapa juga aku harus memberitahukan apakah aku menyukaimu atau tidak!" Teriak Arika dengan wajah yang memerah.

"Oi Oi Oi, aku kan sudah menyatakan perasaanku kepadamu, jadi sudah sewajarnya kau memberitahuku apakah kau suka kepadaku atau tidak!" Kata Nagi yang merasa kesal dengan jawabannya Arika.

"Maafkan aku Nagi, tapi sebagai satu-satunya anggota kerajaan Vespertatia yang tersisa aku sama sekali tidak boleh memikirkan diriku sendiri, ditambah lagi aku adalah penjahat perang the Queen of Calamity demi rakyatku yang sedang menderita aku sama sekali nggak boleh...."

Arika yang merasa malu berusaha untuk tidak menjawab pertanyaannya Nagi dan mengalihkan pembicaraan ke topik yang berbeda tapi Nagi membenturkan kepalanya ke kepala Arika lalu ia berkata;

"Hime sebelumnya kamu bilang bukan kalau kamu sudah bukan anggota keluarga kerajaan lagi bukan? Ditambah lagi tadi the Queen of Calamity sudah resmi tewas, jadi itu artinya kamu sudah bebas Arika dari semua tanggung jawab yang kau miliki dan tak ada lagi beban yang harus kau tanggung. Saat ini kau hanyalah manusia biasa hime," Kata Nagi sambil tersenyum ke arah Arika.

"Aku, manusia biasa?" Kata Arika yang merasa sedikit kaget dengan apa yang diucapkan oleh Nagi kepada dirinya.

"Benar saat ini kau hanyalah manusia biasa, dan aku bertanya kepada Arika yang orang biasa bukan kepada Arika yang seorang ratu," Kata Nagi sambil memegang tangan kanan Arika lalu mencium punggung tangannya.

"Dalam konteks itu rasanya aku nggak membencimu," Kata Arika sambil berbisik.

"Berbicara lebih keras sedikit, Hime. Kalau kau berbisik begitu aku nggak akan bisa mendengar apa yang kau ucapkan!" Kata Nagi dengan wajah yang terlihat sedikit kesal.

"Aku nggak membencimu!" Kata Arika sambil masih berbisik.

"Suaramu masih terlalu kecil!" Kata Nagi.

Arika yang merasa kesal dengan Nagi yang tidak bisa mendengar apa yang ia ucapkan akhirnya memutuskan untuk berteriak tepat di telinga Nagi sambil mengucapkan;

"Selama dua tahun terakhir nggak ada hari dimana aku nggak memikirkanmu tahu! Karena aku juga menyukai dirimu!"

Teriakan Arika membuat kuping Nagi berdengung, tapi Nagi merasa senang karena Arika juga memiliki perasaan suka kepada dirinya sehingga bagi Nagi telinganya yang berdengung adalah harga yang sangat pantas supaya Arika mau menyatakan cintanya kepada dirinya.

Nagi dan Arika lalu berciuman, di atas tongkat sihir yang melayang di udara. Ditambah matahari yang baru saja terbit sebagai latar belakang, membuat ciuman yang mereka berdua lakukan menjadi terlihat semakin romantis.

Setelah keduanya selesai berciuman, Arika memeluk tubuh Nagi dengan sangat erat dan berkata kepada Nagi;

"Kenapa kau tidak menolongku lebih cepat! Dasar Nagi bodoh!"

Air mata mengalir deras dari mata Arika ketika ia mengucapkan hal tersebut karena selama ini ia memang berharap kalau Nagi segera menolongnya.

"Maafkan aku karena aku terlambat menolongmu, Arika. Aku terpaksa menolongmu di saat kau akan dihukum mati, karena tak ada lagi waktu yang lebih tepat untuk menolongmu selain di waktu kau akan dibunuh," Kata Nagi yang mengelus-elus kepala Arika yang sedang menangis. "Tapi meskipun kau menjadi lebih kurus karena kau dipenjara, entah kenapa kok dadamu jadi lebih besar dari sebelumnya!?"

Ucapan Nagi membuat Arika memukul wajah Nagi dengan keras, tapi Nagi sudah tahu kalau Arika akan bereaksi seperti itu kalau ia mengucapkan hal yang mesum. Jadi Nagi membiarkan Arika memukul dirinya, agar Arika bisa melampiaskan rasa kesal yang menumpuk selama dua tahun ketika ia dikurung di dalam penjara.

"Hei Arika, kita menikah, yuk," Kata Nagi sambil menunjukkan giginya yang putih kepada Arika. "Dengan begitu semua dosa, penyesalan dan juga tanggung jawabmu yang tersisa kepada masyarakat Vespertatia bisa kita tanggung bersama."

Arika sekali lagi dibuat terkejut dengan perkataan dari Nagi, tapi kali ini ia tidak seterkejut sebelumnya tepat ketika Nagi mengungkapkan perasaannya kepada dirinya. Dan Arika tahu kalau dari lubuk hatinya yang paling dalam kalau ia juga menginginkan hal yang sama dengan Nagi.

"Ya, ayo kita menikah, Nagi," Kata Arika sambil tersenyum kepada Nagi.

Jawaban Arika membuat Nagi merasa senang dan ia pun memeluk Arika sekali lagi. Setelah mereka berdua selesai berpelukan Arika dan Nagi bisa mendengar suara ledakan dan teriakan dari para prajurit Megalomesembria.

Ketika Nagi dan Arika melihat ke arah para anggota Ala Rubra yang menghajar para prajurit itu. Nagi merasa kalau teman-temannya agak berlebihan dalam melakukan tugas mereka.

"Aaah sepertinya Eishun, Jack, Gatou dan juga Al terlalu berlebihan dalam menghajar para prajurit Megalomesembria itu," Kata Nagi dengan tangan kirinya memeluk pinggang Arika. "Yah, tapi karena yang mereka hajar adalah para pecundang dari Megalomesembria kurasa tidak apa-apa deh kalau sedikit berlebihan."

"Cepat atau lambat dalam beberapa puluh tahun pemerintahan Megalomesembria akan runtuh karena kebodohan yang mereka lakukan," Kata Arika sambil menghela nafasnya. "Mereka ingin menguasai dunia lama dan dunia baru tapi mereka tidak mengetahui fakta kalau dunia lama atau pun Mundus Magicus adalah dunia palsu yang dibuat menggunakan teknologi super maju dan kita adalah para NPC yang hidup di dunia palsu itu sedangkan Ialda adalah salah satu program yang dibuat untuk mencatat data dari emosi yang dihasilkan NPC, baik Megalomesembria ataupun Ialda dengan Cosmo Entelecheia miliknya tidak akan pernah bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan sebab para 'player' dari dunia nyata tidak akan pernah membiarkan hal semacam itu untuk terjadi dan merusak taman bermain yang mereka miliki."

"Arika aku nggak terlalu mengerti apa yang kamu ucapkan, tapi intinya adalah akan ada pihak lain yang akan menghancurkan Megalomesembria dan juga Ialda selain Ala Rubra. Apa kau yakin kalau pihak yang kau sebut dengan 'player' akan bisa mengalahkan Ialda, yang kekuatannya bagaikan dewa?" Tanya Nagi.

"Para 'player' itu memiliki kekuatan untuk mengubah realita dan hukum alam di dunia kita," Jawab Arika. "Dan yang terkuat di antara mereka bisa mengendalikan takdir seseorang dan juga menghancurkan hukum sebab dan akibat. Bahkan kekuatan Asuna-Sama tidak akan berguna untuk mengalahkan kekuatan semacam itu."

"Mengendalikan takdir dan juga menghancurkan sebab akibat! Kekuatan curang macam apa itu!" Kata Nagi yang merasa shock kalau di dunia ini ada kekuatan yang sepraktis itu. "Kalau kekuatan seperti itu tentu saja aku juga mau memilikinya, apa kau tahu identitas dari player yang memiliki kedua kekuatan itu?"

"Aku sendiri tidak tahu terlalu banyak soal 'player' yang memiliki kekuatan itu, tapi butlerku yang memberitahu soal para 'player' itu bilang kepadaku walau para 'player' itu memiliki kekuatan yang gila tapi ada harga harus mereka bayar untuk kekuatb itu dan kekuatan itu juga memiliki batasan yang tidak bisa mereka langgar," Kata Arika menjelaskan kepada Nagi.

Setelah selesai membicarakan player dan juga rahasia dari dunia lama, Nagi dan Arika menjauhi lembah Cerberus bersama dengan para anggota Ala Rubra. Kekuatan militer Megalomesembria mengalami penurunan yang sangat drastis karena jumlah prajurit yang tewas di hari hukuman mati dari the Queen of Calamity.

Karena itu untuk para petinggi dari Megalomesembria hari itu bukanlah hari dari tewasnya Arika Anarchia Enteofushia. Melainkan hari dimana tiga perempat dari kekuatan militer yang mereka miliki hancur karena para anggota Ala Rubra.

Akhir dari Ala Rubra Saga bagian final.

Chương tiếp theo