"GRAAACEEE~" teriak Ray. Grace, gadis yang 'tertolong' oleh Ray dari tangan bandit Grey Scar Alonzo, telah melarikan diri saat melihat Ray lengah. Namun, Ray yang memiliki pendengaran tajam, langsung menyadari hal itu ketika Grace tidak sengaja menginjak sebuah ranting yang terjatuh. "Cih, tenang saja, Grace! Aku tidak akan membunuhmu... hanya mungkin sedikit menyiksamu karena kau telah lari dariku. huhuhu" lanjutnya sambil menerobos semak belukar yang menghalanginya.
Ruka, Luke, dan Grace berlari menuju hilir sungai. mereka tahu, mereka tidak akan bisa melawan Ray Hammond karena tentu saja mereka tidak punya senjata untuk melawan. Seluruh senjata yang dimiliki oleh Ruka telah hilang bersama kudanya. Mencoba nekat pun percuma. Pasti mati tertembak. Apalagi setelah Grace memberitahu kalau Ray-lah yang membunuh semua anggota bandit Grey Scar Alonzo seorang diri.
"Luke, hey! Jangan ikut lari. Lawan dia. Aku kan telah membayarmu mahal sekali.. UWAHH!!!" Ruka terjatuh, kakinya tersandung akar pohon yang tak terlihat olehnya ketika berbicara tadi, dan karena malam itu cukup gelap hanya sinar bulan yang menerangi. Luke yang berada tepat di belakang Ruka tak sempat menghindar dan ikut terjatuh tersandung. "Uwawawah!"
GYUUT
Kepala Luke hampir saja terbentur tanah kalau tidak ada bantalan empuk yang menahan kepalanya. Luke memegang bantalan empuk aneh itu, ia heran, di tempat seperti ini mana mungkin ada bantalan empuk seperti ini, pikirnya. Sebelum akhirnya sebuah tinju mendarat di pipinya yang membuat ia sadar bahwa ia telah jatuh tepat di atas Ruka, dan tentu saja bantalan empuk itu bukanlah bantalan sebenarnya.
"MATI SAJA SANA!" Ruka geram walaupun ia tahu Luke tidak sengaja jatuh dengan kepala mendarat tepat di dadanya. Ruka lalu berusaha untuk berdiri, namun sulit. Kakinya terikat oleh tanaman menjalar di sekitar akar tempat ia terjatuh tadi. Ia menarik-narik kakinya, namun tanaman menjalar itu kuat sekali. Luke segera merangkak mendekati kaki Ruka untuk melepaskan ikatan itu.
DUAK!
Ruka menendang wajah Luke yang mendekati kakinya. Ia lalu menyilangkan tangan di depan dada "MAU APA LAGI, KAU?! DASAR MESUM!" Ruka membentak.
"Aku kan mau menolongmu. Adududuh." Jawab Luke sambil mengusap pipinya.
"Kita harus cepat, kalau tidak, bisa gawat." Kata Grace sambil membantu melepaskan ikatan di kaki Ruka. Dengan cekatan ia melepas satu persatu tanaman menjalar yang mengikat pergelangan kaki Ruka. Setelah menarik lepas tanaman menjalar terakhir. Akhirnya kaki Ruka terlepas dari ikatan itu. Mereka segera berdiri. Dan mulai berlari. Namun, di depan mereka bertiga kini berdiri seseorang berbadan kurus kecil dengan rambut ikal merah. Orang itu menodongkan sebuah pistol colt revolver ke arah mereka sambil menghisap cigarette. Tidak salah lagi orang itu adalah Ray Hammond yang berhasil menyusul mereka.
"Mau apa kalian membawa Grace-ku?" Ray berkata dengan nada mengancam.
"Mereka tidak membawaku, tapi aku yang melarikan diri! Aku tidak ingin menjadi milikmu!" Grace menjawab dengan tegas, namun suaranya bergetar karena rasa takut.
"Grace, kenapa kau lakukan itu? Apakah itu karena lelaki yang terlihat lemah itu?" Ray kini mengarahkan pistolnya ke arah Luke. "Dan, siapa yang kau sembunyikan di belakangmu itu?" tanya Ray kepada Luke yang segera menggeser posisinya. "Bodoh! Jangan bergerak!" kata Ruka. Ray menatap Ruka dari ujung kepala sampai ujung kaki, naik lagi ke atas hingga ke bagian atas perut. Ia lalu menelan ludah dan berdecak kagum. Ruka yang menyadari tatapan ganas penuh arti terselubung itu lalu kembali bersembunyi di belakang tubuh Luke.
"Ooh, jadi kau pelakunya? Dasar penjahat mesum penculik wanita. Padahal kau sudah memiliki wanita berdada besar itu, kini kau mencoba mengambil Grace-ku!" Sahut Ray sambil menarik pemicu pistolnya bersiap menembak. Ia melanjutkan perkataannya. "Tapi, karena aku adalah lelaki. aku akan menantangmu DUEL!"
Ia menurunkan pistolnya. Lalu membuang puntung cigarette yang sejak tadi dihisapnya. "Sebagai taruhan, jika kau menang, kau boleh mengambil Grace-ku" lanjut Ray.
"Jangan seenaknya! Aku tak pernah menjadi kekasihmu!" sahut Grace.
"Kau milikku, Grace. Aku yang memutuskannya"-Ray mendelik pada Grace-"Dan jika aku yang menang. Aku akan mengambil kembali Grace-ku dan wanita berdada luar biasa itu darimu, adil, bukan?" Ray menelan rudah sambil mencuri-curi pandang ke arah Ruka.
"LUKE! HAJAR SAJA DIA, CEPAT!" Ruka bersungut-sungut.
"Aku sih terima saja tantanganmu, tetapi aku tidak mempunyai senjata sama sekali untuk berduel." Luke menjawab dengan tenang tantangan Ray. Ray mencibir. Ia lalu melemparkan pistol colt di tangannya pada Luke, lalu dengan cepat ia mengambil pistol Red Vulture di sabuknya. Luke menangkap pistol colt yang dilempar oleh Ray itu.
"Kau gunakanlah colt itu. Aku akan menggunakan ini, Red Vulture!" Ray tersenyum sombong sambil mengangkat pistolnya.
Ruka melihat dari jauh bentuk pistol itu, tidak salah lagi, itu adalah Red Vulture, salah satu pistol berbahaya buatan ayahnya yang ia cari.
Setelah menyuruh kedua wanita itu menyingkir dari 'arena' yang akan dipakai untuk berduel. Ray berjalan mendekati Luke untuk mempersiapkan pertandingan itu. Hatinya terlalu berdebar-debar menantikan duel ini. Ia tidak sabar untuk menang dan membawa pergi Grace dan Ruka yang menurutnya luar biasa itu. Namun, Ia heran, mengapa Luke terlalu santai untuk sebuah duel. seharusnya Luke tahu, jika berhadapan dengan Ray Hammond, Luke seharusnya takut. Selama hidup Ray, tidak ada satupun Duel yang tidak dimenangkan olehnya. Puluhan koboi telah tewas ditangannya saat berduel dengannya. Kehebatan Ray dan kejahatan yang telah ia lakukan, membuat kepalanya dihargai 15.000 dollar bagi siapa saja yang bisa menangkapnya hidup atau mati. Ray dengan percaya diri melangkah. Tatapannya fokus menatap mata Luke dengan tajam.
"KYAAAAHH!" karena terlalu fokus, Ray tidak sengaja tersandung akar pohon di depannya. Ia jatuh ke depan. dan karena jaraknya hanya 3 langkah di depan Luke, ia terjatuh dan tak sengaja menjatuhkan badannya memeluk tubuh Luke. Luke menatap orang yang tingginya hanya sebahunya itu. Ray balik menatap mata Luke. Dan tak sengaja wajahnya memerah. Wajah Luke juga ikut memerah.
"Kau... wanita, ya?" Luke bertanya dengan nada datar
"BERISIK! AKU INI LELAKI!" Ray mendorong Luke. "Cih, AKU TIDAK SUKA SESAMA LELAKI!" lanjut Ray. Ruka dan Grace yang melihat itu wajahnya ikut memerah. Yang mereka tahu, Ray adalah lelaki. dan adegan barusan membuat mereka tidak dapat berkata apa-apa.
"CEPAT KITA MULAI!" Ray berkata dengan suara lantang. Mereka lalu segera mempersiapkan diri, saling berhadapan dengan pistol yang masih terpasang di sarungnya. Mereka lalu berbalik badan dan saling membelakangi satu sama lain. Seperti pada peraturan duel pada umumnya. Mereka lalu berjalan beberapa langkah, dimana saat mereka berada di langkah ke sepuluh. Mereka akan berbalik badan dan saling menembak. "...Tujuh...Delapan... Sembilan... SEPULUH! MATI KAU!!" Ray berbalik badan. Gerakan tangan dan tubuhnya sangat cepat. Dengan satu gerakan saja ia dapat menarik pistolnya dan berbarik arah secara bersamaan lalu menembak dengan tepat. Kemampuan Ray dalam berduel membuatnya dijuluki SwiftGun Hammond.
DOR!