"kalian yakin akan mendukung keputusanku?", tanya Jimin saat mereka sedang briefing sebelum naik keatas panggung.
RM memeluknya dan menatapnya, "kami percaya pada Bangtan Flowers, artinya kami akan mendukungmu".
Semua merasa haru dan mereka berkumpul untuk berpelukan bersama dan berdoa atas kelancaran konser tour pertama mereka di negara mereka sendiri.
Tidak terasa sudah 4 tahun Bangtan Flowers berkarir dan semakin lama semakin memiliki nama yang besar. Sudah puluhan penghargaan mereka dapatkan. Kasih sayang mengalir seperti air bagi mereka dari para fans namun tidak sedikit pula rintangan yang datang dari para haters. Namun mereka selalu menjaga kekompakkan mereka. Walau sering kali ribut namun itu bukanlah hal yang dibesar-besarkan. Mereka seperti keluarga.
Mereka menghasilkan lagu-lagu yang menjadi hits. Tidak hanya di Korea namun mereka sudah go internasional. Sungguh prestasi yang sangat amat pesat bagi kelompok boy band.
Namun kesuksesan mereka bukanlah portal bagi perasaan Jimin menuju ke seseorang yang selalu ia rindukan. Ia jadikan semangat agar saat pulang korea ia menjadi orang yang dapat dibanggakan.
***
Lee Suzy terkejut saat namanya diteriakkan dari atas panggung. Ia benar-benar tidak menyangka, lututnya terasa lemas. Tidak ada suara apapun dari penonton karena semua kebingungan atas teriakan Jimin.
"Aku Park Ji Min, memiliki seseorang yang sangat sulit ku miliki. Kita pernah bersama namun kita memilih jalan untuk menggapai impian masing-masing tapi kalian tahu? cinta tidak pernah luntur, cinta tidak pernah pergi. Inilah cinta sejati".
Suara Jimin menggema, Suzy mendengar beberapa perempuan menangis dan berkata betapa beruntung yang menjadi perempuan itu.
"hari ini adalah hari pertama ku menyebut namanya, Lee Suzy, Apa kau mendengar ini? Kita berjanji akan bertemu disebuah panggung megahku, apa kau menepati janjimu?", Jimin menghembuskan nafas, "Armies, terima kasih telah mendukungku, mendukung Bangtan hingga sebesar ini. Kalianlah saksi aku menyatakan cinta hari ini. Doakan aku", Jimin membungkuk pada Armies.
Seketika semua penonton meneriakkan semangat pada Jimin, ada juga yang sembari menangis karena mungkin merasa iri. Jimin benar-benar berharap Armies mencintai mereka bukan hanya karena diri mereka tapi karena karya mereka. Itulah yang mereka percaya bahwa mereka berhak memiliki hidup apalagi cinta. Sehingga mereka tidak takut untuk dibenci.
"Lee Suzy, aku mencintaimu, maukah kau hidup bersamaku dan mendampingiku sebagai kekasih dihadapan Armies?", ucap Suzy, wajahnya terpampang nyata dilayar lebar.
Beberapa saat kemudian, Layar besar itu menampilkan wajah Suzy secara close up, Perempuan itu menangis karena ucapan Suzy, penonton bergemuruh. Light stick dinyalakan dengan warna ungu yang melambangkan rasa cinta bagi Bangtan Flowers dan Armies.
Jimin melihat ke arah Suzy di layar, dan mengulangi ucapannya lagi
Suzy menutup sebagian wajahnya denfan tangannya, matanya basah, terlebih wajahnya sekarang dilihat oleh orang-orang, ia hanya bisa mengangguk berharap Jimin mengerti.
Semua member memeluk Jimin dan menyelamatinya saat melihat Suzy mengangguk sembari dipeluk temannya. Jimin merasa kakinya lemas, ia tidak percaya bahwa Armies dengan tulus memberikan semangat melalui lightstick bercahaya ungu. Ia jongkok dan menangis benar-benar merasa bersyukur.
Bertahun-tahun mereka menahan perasaan mereka. Tidak mempedulikan penyatuan cinta karena mereka percaya hidup mereka masih panjang. Mereka menjalani cinta tanpa rasa egois, mereka tidak berharap dibalas dan juga tidak berharap menghilang.
Suzy dan Jimin belajar menjadi manusia yang mencintai dengan rasa tulus. Mereka mengejar mimpi-mimpi mereka saat mereka putus, bukan terpuruk dan menyesali pertemuan.
Suzy memantaskan dirk untuk diakui oleh dunia bahwa ia memang pas menjadi pendamping Jimin. Walau ia belum lulus kuliah tapi ia tahu kelak mimpinya menjadi apa. Ia tahu akan bercerita apa saat ia bertemu dengan Jimin.
Ia tidak menyangka seorang Park Ji Min, member yang sangat sexy sekaligus lucu dapat menyatakan cinta dikonser. Jimin juga sudah merubah ekspresi wajahnya, ia jadi lebih manis, imut dan sexy. Ia benar-benar jauh lebih baik daripada dahulu.
Itulah cinta dan mimpi, kalian tidak perlu merasa menyesal memiliki keduanya. Kalian hanya harus berani mengambil resiko. Jimin tidak takut kehilangan Suzy saat ia harus mengejar cita-citanya karena ia sadar, ia harus menjadi orang yang konsisten saat menjalani sesuatu.
Begitu pula dengan Suzy, ia tidak ingin menjadi perempuan lembek yang hanya berharap dikasihi dan disayangi. Ia juga memiliki tujuan hidup, bukan hanya untuk bersandar walau Jimin adalah lelaki ideal.
Mereka akan bersatu mulai saat ini dengan hidup mereka yang berbeda namun itulah ajaibnya cinta bagi mereka. Mereka akan selalu berjuang untuk cinta mereka.
** THE END **