Sejak kejadian di pulau Pina, Vincent sudah tidak bisa menahan dirinya untuk tidak jatuh hati pada Catherine. Gadis muda itu tidak hanya cerdik dan penuh rasa tanggung jawab; Cathy bahkan bisa menghadapi masalah dengan kepala dingin. Kekagumannya semakin bertambah saat mendengar masa SMA gadis itu dari adik kembarnya.
Bermain voli, basket, bulu tangkis.. dan juga seorang kapten tim basket? Vincent sempat bertanya-tanya apakah gadis itu tidak merasa capek?
Rasa penasarannya terjawab saat dia sering mengajak 'kencan' hampir setiap hari. Saat bermain di arena trampolin, Vincent yang terlebih dahulu merasa lelah daripada Cathy. Saat bermain di taman hiburan terbesar di tengah kota, segala permainan ekstrim dinaikinya hingga beberapa kali membuat kepala Vincent merasa pusing, tidak sanggup mengikuti energi gsdis itu.
Gadis itu juga tidak berteriak ketakutan saat mereka memasuki rumah hantu. Justru Vincent yang sering berteriak kaget saat ada kepala yang tiba-tiba muncul dari atas, tangan 'berdarah' yang bergerak-gerak dan hal-hal mengerikan lainnya.
Vincent bertanya-tanya sebenarnya apakah ada yang membuat gadis ini takut? Sepertinya tidak ada. Apakah ada yang bisa membuat seorang Catherine merasa lelah? Sepertinya juga tidak ada. Apakah ada hal yang tidak disukainya? Vincent masih dalam pemburuannya untuk mencari jawaban yang satu ini.
Apakah ada hal yang disukai Catherine? Jawabannya ada. Banyak hal yang disukai gadis itu. Selain melakukan aktivitas yang banyak menguras energi, Cathy menyukai musik. Tiap kali ada musik yang terdengar, gadis itu akan selalu mencari sumbernya. Jika sumbernya berasal dari sebuah panggung, Cathy akan berdiri disana dan menikmati konser secara live.
Bahkan tidak jarang Cathy mendengar suara seorang penyanyi jazz yang sedang terkenal. Hanya saja begitu Cathy membicarakan Katleen Morse, Vincent tidak akan pernah bisa menghentikannya.
Suatu hari, mereka melihat sebuah grup dancers yang sedang perform di jalanan. Vincent merasa curiga kenapa Cathy melambaikan tangannya ke arah para penari tersebut. Lebih mengejutkan lagi saat salah satu penari menarik tangan Cathy untuk bergabung dengan mereka. Rupanya Cathy mengenal semua penari disana. Mereka adalah teman-teman Cathy semasa SMA dulu.
Vincent menjadi ingin tahu seperti apa Cathy sewaktu bersekolah dulu. Seandainya dia bisa bertemu dengan kekasihnya sembilan tahun yang lalu, sepertinya akan menyenangkan.
Vincent melihat Cathy ikut berbaris diantara para penari. Tunggu.. Cathy akan menari? Gadis itu juga bisa menari tarian hip-hop?
Jawabannya muncul begitu saja saat melihat Cathy bergerak mengikuti irama musik. Sungguh ajaib sekali, gerakan Cathy sama sekali tidak kaku malah menyatu dengan sempurna bersama para penari lainnya.
Vincent terheran-heran sampai kapan gadis itu akan membuatnya terpesona padanya? Vincent merasa dirinya sudah tidak bisa lagi mengubur perasaannya. Dia ingin menjadikan gadis itu kekasihnya. Dia ingin menjadikan gadis itu miliknya dan juga... pendamping hidupnya.
Karena itu dia mulai menyusun rencana yang akan membuat hati gadis itu merasa senang. Disaat bersamaan dia juga akan menyatakan perasaannya. Sambil menyusun rencananya, dia menghubungi manajer agen yang menaungi Katleen Morse. Semula Katleen menolak menemuinya, namun setelah bertemu secara langsung dan menceritakan apa yang direncanakannya, Katleen bersedia membantu dan mengatur ulang jadwal konsernya.
Bahkan Vincent dengan sengaja meminta Katleen memberinya beberapa jam selama dua hari berturut-turut. Satu hari dimana dia menyatakan perasaannya dan keesokan harinya dimana Cathy bisa bersama dengan Katleen. Dia tahu Cathy pasti ingin menghabiskan waktu bersama sahabatnya sebelum Katleen pergi karena tuntutan kontrak pekerjaannya.
Karena ingin tahu masa SMA Cathy, Vincent menggunakan kesempatan bertemu dengan Katleen dan menanyakannya. Rupanya Katleen bukan berasal dari keluarga yang berada dan sering dijadikan korban pembulian. Saat itu, Cathy sering menolongnya dan membantunya keluar dari tindasan teman-temannya.
Cathy memiliki wibawa seorang pemimpin namun juga ada aura keibuan di tiap perlakuannya pada teman-temannya. Karena itu Cathy memiliki banyak teman dan begitu Katleen masuk kedalam pergaulan Cathy, tidak ada lagi yang berani mengganggu Katleen.
Rupanya Cathy juga yang mendukung dan memberi semangat pada Katleen untuk mengejar impiannya sebagai seorang penyanyi. Sekarang Vincent bisa mengerti kenapa Cathy bersikap seperti seorang ibu yang merindukan anaknya kalau menyangkut Katleen Morse.
Mengenai kotak musik di danau... dia memang membuatnya sendiri. Tapi pilihan melodi dibantu oleh Sophia yang ahli musik. Untuk membuat kotak musik tersebut, dia harus menghabiskan tiga malam membuat waktu tidurnya berkurang. Namun dia sama sekali tidak merasa lelah atau mengantuk.
Dan akhirnya.. akhirnya semua perjuangannya membuahkan hasil yang sangat disukainya. Kini Catherine West adalah kekasih Vincentius Regnz.
-
Seorang wanita yang dulunya bekerja sebagai bidan tidak sengaja melihat Cathy menari hip-hop di jalanan. Dia merupakan salah satu bidan yang pernah membantu proses kelahiran Chloeny.
"Nona Chloeny?" bidan tersebut menatapnya tak percaya, kemudian "Oh, apakah mungkin... dia adalah bayi itu?" mata bidan tersebut mulai berkaca-kaca. "Rupanya kau hidup. Untunglah.. kau selamat." ucapan syukurnya disertai dengan air mata terharu.
Karena terlalu bahagia, sang bidan menceritakan hal ini pada rekan-rekannya tanpa tahu akibatnya. Kemudian secara perlahan sebuah rumor menyebar yang mengatakan Chloeny Paxton melahirkan seorang bayi perempuan dua puluh lima tahun yang lalu.
Gawat.. kalau sampai Martin Paxton dengar rumor ini, apa yang akan terjadi?
Ini hanya spin off ya. Terjadi di antara pertemuan VC yang sudah sangat sering.
Hope you like it! Happy reading!