webnovel

Kurosaki Shiro

" Shiro?!!"

Keempat orang itu terkejut ketika mendengar nama Shiro disebut. Dan dari mereka semua, hanya Hinazuki yg menunjukkan muka lega. Seakan harapan yg telah hilang kembali ia dapat.

" A-apa itu benar? Shiro masih hidup?!" Tanya Hinazuki.

" Ya, terakhir kali aku bertemu dengannya di kota Veabelghan. Itu tiga hari yg lalu" jawab Ray.

Seketika Hinazuki jatuh terduduk diatas tanah. Matanya terlihat berkaca-kaca. Sepertinya ia sangat mengenal Shiro. Dan Shiro sepertinya adalah sosok yg penting baginya.

" Syukurlah... syukurlah dia masih hidup" gumamnya.

Tapi, lain halnya dengan Riko. Mendengar kabar tentang Shiro, mukanya semakin masam.

" Bagaimana bisa pecundang sepertinya bisa selamat dari tragedi itu?" Gumamnya tak terima " dia itu hanya pecundang yg tak bisa apa-apa!"

" Itu tidak benar Riko!" Teriak Hinazuki. Ia membela Shiro. " Shiro itu bukan pecundang!"

" Kau terlalu berlebihan padanya Kaori" ucap Riko.

" Riko. Berhenti menyebut Shiro pecundang" ucap Ray tiba-tiba. Riko menatap tajam kearahnya

" Ha? Apa maumu?"

" Aku tidak tahu seperti apa Shiro dimatamu. Tapi dia bukan Shiro seperti yg kau katakan." Ucap Ray. Kali ini ia balik menatap Riko, bahkan dengan tatapan yg jauh lebih tajam darinya " Aku kalah duel dengan Shiro...kalau kau menganggapnya pecundang, itu artinya kau juga menganggapku pecundang yg lebih lemah darinya..asal kau tau, aku benci orang yg terlalu meremehkanku..."

" Cih, lalu apa maumu?!"

" Amado Riko.." ucap Ray masih menatap kearah Riko. Ia mengacungkan telunjuknya " aku meantangmu berduel"

Mereka semua terdiam. Tiba-tiba suasana berubah menjadi suram. Amarah Ray karena diremehkan dan juga perasaan kesal Riko bercampur. Akhirnya keputusan duel ditentukan.

" Baiklah..kalau itu maumu" jawab Riko " kuharap kau tidak menyesal..."

" Kita lihat saja siapa yg akan menyesal" ucap Ray.

" Riko, Ray, jangan bertarung disini" ucap Hinazuki berusaha melerai mereka.

" Kaori, menyingkirlah. Ini masalah antar pria" ucap Riko.

" Delta-san, apa kau tidak bisa melerai mereka?!" Tanya Miku.

" Tidak, lebih baik biarkan mereka berduel sampai puas" jawab Delta " yg penting tak ada yg terluka.."

Ray dan Riko berdiri saling berhadapan. Riko sudah menggenggam pedangnya dengan erat. Ray masih belum memanggil satu roh pun.

Kali ini Delta yg akan mengawasi duel mereka. Duel akan berhenti jika salah satu dari mereka menyerah. Duel pun dimulai.

" Matilah kau bocah!!"

Riko maju dan berteriak kencang. Ia menebaskan pedangnya kearah Ray. Tapi dengan kecepatannya, ia berhasil menghindari serangan mematikan itu. Riko tak menyerah. Ia kembali menyerang lagi dan lagi. Tapi tak satupun serangan mengenai Ray.

" Kenapa? Apa hanya ini yg bisa kau lakukan? Kalau ini saja bahkan kau lebih lemah dari goblin" ucap Ray. Riko mulai naik pitam

" Kurang ajar kau!!"

" Sudah cukup main-mainnya, giliranku" ucap Ray. Ia menarik menghela nafasnya " Gan, dragon armor..Gin, dragon helmet..Vixy, Artifical sword : Seniorius ..Leonidas, Ethernal sword : excalibur.."

Ray memanggil seluruh rohnya. Semua roh itu berubah wujud dan membuat Ray terlihat seperti seorang ksatria yg dipenuhi oleh zirah armor dengan dua pedang. Riko dan yg lain menatap tak percaya. Ia bisa mengendalikan empat roh sekaligus?

" Ability Boost"

Ray melesat seperti angin dan mulai menyerang Riko. Tebasan demi tebasan ia kerahkan. Hasilnya, Riko tak bisa bertahan terlalu lama. Ketahanannya memang bagus, tapi tidak untuk menghadapi musuh seperti Ray. Ia mulai terdesak.

" Kalau begini, kau tak akan bisa menahan serangan Shiro semenisasi pun..kau bahkan tak bisa menghadapiku" ucap Ray " jujur saja, butuh waktu seribu tahun untukmu menyamai kekuatan Shiro"

" Aku masih belum...kalah!!" Teriak Riko. Ia mengangkat pedangnya yg mulia mengeluarkan cahaya putih " Indevena..Smash!!"

Energi berkumpul dipedang Riko. Dengan sekuat tenaga, Riko menghantamkan pedangnya ke tanah. Hentakan itu menghasilkan ledakan yg cukup besar. Akibat serangan itu, Ray sedikit terpelanting. Batu-batu yg berterbangan melindungi tubuh Riko. Ia kembali menyerang.

" Impulsive...push!!"

" Skill itu...skill milik Magus" gumam Ray

Riko melesat dengan tenaga terakhirnya. Ia melesat bagaikan anak panah yg dilepas dari busurnya. Ray menghindarinya dan hendak balik menyerang. Tapi kali ini Delta muncul dan kembali menghentikan duel ini.

" Sudah cukup. Sekarang kau tau bagaimana kekuatannya kan Riko? Jangan meremehkan orang lain lagi" ucap Delta. Riko mendengus kesal. " Selain itu, boleh aku memeriksa kartu petualang mu, bocah?"

" Apa maumu?" Tanya Ray curiga. Ia melepaskan semua rohnya kecuali Vixy. Ia masih muncul dalam wujud gadis kecil.

" Setelah melihat kemampuanmu tadi, aku ragu kalau kau itu petualang baru" jawab Delta " aku hanya ingin memeriksanya"

" Baiklah, lagipula tak ada yg perlu disembunyikan" ucap Ray.

Ray pun memberikan kartu petualangnya pada Delta. Setelah melihatnya, Delta sedikit terkejut.

" Apa kau benar-benar petualang baru?" Tanya Delta " petualang baru dengan level 75 dan rank S+?"

" Level 75?! "

Mereka semua terkejut, tak terkecuali Ray. Ia tak begitu memperhatikan kartu petualangnya. Dan seingatnya, dua hari yg lalu ia masih di level 56 dengan rank S. Bagaimana bisa tiba-tiba ia bisa level 75?! Dan dengan rank S+?!

" A-aku tidak tau soal itu.." jawab Ray.

" Dan juga kau punya class spirit rider..ini pertama kalinya aku melihat spirit rider dengan empat buah roh. Apalagi kau menggunakannya empat sekaligus dalam satu waktu" ucap Delta " tak aneh kalau kau punya rank S+.."

" Dengan kekuatan seperti itu sayang sekali kalau cuma jadi petualang" ucap Miku. " Bagaimana kalau kau bergabung dengan kami?"

" Itu benar, akan lebih baik kalau kau menyumbangkan kekuatanmu itu" ucap Delta juga

" Maaf, tapi sepertinya aku tak bisa melakukan itu" ucap Ray. " Lagipula aku datang kesini untuk menemui Hinazuki"

" Kalau begitu kalian harus bersiap sekarang..Minggu depan kita harus berangkat ke Dungeon pertama" ucap Delta

" Baiklah!"

" Anu, maaf mengganggu semangat kalian...soal Dungeon itu, ada satu hal yg belum kuberitahu" ucap Ray

" Ada apa?"

" Sebenarnya... Dungeon itu sudah diselesaikan" jawab Ray " Shiro yg melakukannya"

"Eh?!"

Suasana kembali hening. Rencana mereka untuk menaklukkan Dungeon pertama terpaksa dibatalkan karena kabar yg diberikan Ray. Walaupun mereka terus pergi kesana akan percuma. Shiro telah menyelesaikan Dungeon itu seorang diri. Dan fakta itu membuat mereka terkejut. Selamat bertahun-tahun lamanya, Dungeon itu akhirnya ditaklukkan. Dan yg melakukannya hanya Shiro sendiri. Benar-benar fakta yg mengejutkan.

" Anak itu menaklukkannya seorang diri?!" Tanya Delta " apa itu tak salah?"

" Aku berani menjamin kalau yg dikatakan Shiro itu benar" jawab Ray. " Lagipula mustahil baginya untuk kembali kalau belum membereskan tempat itu kan?"

Lagi-lagi mereka terdiam. Kalau begitu apa yg harus mereka lakukan selanjutnya? Kalau mau pergi ke Dungeon kedua, mereka perlu mencari informasi tentang tempat itu. Mereka tak bisa langsung pergi kesana.

Hinazuki mendekati Ray dan mengganggap tangannya. Ia terlihat senang, seperti telah terlepas dari sebuah tanggung jawab.

" Kalau begitu Delta-san, ada yg harus kulakukan dengan Ray..soal Dungeon keduanya kuserahkan pada kalian" ucap Hinazuki.

" Tunggu, kita tak bisa percaya berita itu begitu saja" ucap Delta.

" Tenang saja" ucap Hinazuki " kalau Shiro yg mengatakan itu aku percaya. Dia tak pernah berbohong"

" Kau yakin Kaori?" Tanya Miku.

" Tentu saja" jawabnya. Ia kembali menarik tangan Ray " nah, ayo kita sembuhkan temanmu itu Ray"

" B-baiklah..."

Ray dan Hinazuki ditemani oleh Vixy disampingnya pergi meninggalkan mereka semua. Sepertinya mood Hinazuki sedang baik saat ini.

" Nah Ray, boleh aku tahu siapa gadis kecil ini?" Tanya Hinazuki.

" Dia roh ku, namanya Vixy.." jawab Ray.

" Dia memakai pakaian pakaian adat khas negara ku" ucap Hinazuki

" Jepang? Kau juga dari Jepang?!" Tanya vixy sedikit histeris.

" Wah, kau tahu ya?" Ucap Hinazuki. Ia kelihatannya sangat menyukai anaknya kecil.

" Tentu saja, aku juga berasal dari tempat itu" jawab Vixy.

" Kebetulan sekali ya"

" Weh..aku baru tahu itu Vixy.." ucap Ray.

" Aku pernah mengatakan itu waktu kita pertamakali bertemu. Kalian saja yg tak menanggapinya dengan benar" protes Vixy.

" Benarkah? Kalau begitu maaf..." Ucap Ray. Hinazuki tertawa kecil. Ray melirik kearahnya.

" Sepertinya kau sedang senang.." ucap Ray " apa kabar tentang Shiro membuatmu begitu senang?"

" T-tentu saja, dia itu teman baikku.. walaupun banyak orang yg tak menyukainya" jawab Hinazuki " Shiro itu penyendiri. Mungkin hanya akulah satu-satunya teman yg ia miliki..dan juga dia itu sangat rapuh.."

Ray diam menyimak perkataan Hinazuki.

" Kalau begitu, sepertinya Shiro yg sekarang bukanlah Shiro yg dulu kau kenal Hinazuki" ucap Ray " ia memiliki tatapan yg begitu dingin. Kalau yg kau ceritakan benar. Itu artinya terjadi sesuatu ketika ia masih di dalam Dungeon sehingga kepribadiannya berubah sejauh itu..."

" Ya..kurasa begitu" ucap Hinazuki. "Tapi Shiro tetaplah Shiro..aku percaya itu"

Ray mengantarkan Hinazuki ke rumah Azura dan yg lain. Ini waktunya untuk mempertemukan mereka dan memulai pengobatan. Ray masuk duluan dan menyuruh Hinazuki menunggu diruang tamu. Ia pun bergegas mencari Lily dikamarnya.

" Lily, kau didalam?" Tanya Ray sambil mengetuk pintu.

" Eh, R-Ray?!"

" Aku buka pintunya!" Ucap Ray sambil membuka pintu kamar Lily.

" T-tidak, tunggu dulu Ray!!" Teriak Lily.

Terlambat. Ray sudah membuka pintu kamarnya. Dan seketika, pemandangan yg tak terduga terlihat oleh Ray. Dikamarnya, Lily berdiri Dengan badan bagian bawahnya hanya ditutupi handuk. Tangannya berusaha menutupi bagian atasnya. Rambut pirangnya yg panjang itu terlihat lembab. Sepertinya ia baru saja mandi. Tapi bukan itu masalahnya. Saat ini, Ray baru saja memasuki daerah terlarang para pria.

" Eh?! L-lily?! A-aku tidak bermaksud apa-apa!!" Ucap Ray.

" D-dasar mesum!!"

" Maaf!!"

Chương tiếp theo