Di sekitar pinggiran sungai, dua orang pria dan tiga orang perempuan berjalan dengan langkah sedang.
Rafael, Indah, dan yang lainnya melanjutkan perjalanan menyusuri aliran sungai.
Pemikiran Indah sama dengan yang di pikirkan Rafael. Dari awal Rafael juga berencana mencari aliran sungai di sekitar hutan, agar dia bisa lebih mudah menemukan pemukiman untuk meminta pertolongan.
Mungkin karena ada unsur keberuntungan atau takdir yang turun tangan, membuatnya secara tidak sengaja bertemu dengan Indah dan kedua pelayannya.
Sungguh sebuah keajaiban mereka dapat lolos dari situasi yang sangat berbahaya, awalnya mereka berhasil di kepung oleh musuh. Rafael yang sejak awal mengawasi setiap kelompoknya secara diam-diam, yakin kejadian ini tidak mungkin terjadi begitu saja.
Jelas sejak awal dia sudah curiga ada mata-mata di antara para bawahannya itu, dengan kemampuan komunikasinya dengan Aldy yang sedikit unik, membuat mereka menyusun beberapa rencana untuk meloloskan diri.
Benar saja, tidak lama setelah kepergian Indah dan kedua pelayan, mereka telah di serbu dari segalah arah oleh musuh. Rafael yang telah berhasil menghindar dari kepungan tepat pada waktunya, menemukan bahwa dua orang dari pengawalnya merupakan mata-mata yang di kirimkan oleh musuh.
Dengan susah payah, dia ingin menyelamatkan sisa anggotanya yang di tahan. Dia tidak bisa meninggalkan orang-orang yang telah berusaha melindungi dirinya, terutama Aldy orang kepercayaannya.
Dalam misi penyelamatannya, entah bagaimana musuh mengetahui pergerakannya. Membuat mereka sekali lagi disudutkan, Joni yang merasa menjadi sebuah beban untuk bosnya, memilih mengorbankan dirinya dan menghalangi musuh mengejar bosnya.
Rafael tak bisa membiarkan hal itu, namun Aldy memperingatkannya, bahwa ini adalah satu-satunya kesempatan yang mereka miliki. Jika Joni tidak melakukan hal itu, maka mereka bertiga akan berakhir dengan kehilangan nyawa mereka.
DUAR..DUAR..
Suara tembakan terdengar dari arah belakang mereka, membuat Rafael dan Aldy merasakan sesak di dada mereka. Namun hal itu tidak membuat mereka memperlambat langkah kaki mereka untuk berlari.
Di saat mereka berfikir sudah merasa sedikit aman, tiba-tiba sebuah peluruh menembus kaki Aldy. Membuatnya terjatuh cukup keras ke atas tanah.
Rafael berusaha memapah Aldy sekuat tenaga, di sekujur tubuhnya di penuhi dengan darah dari musuhnya yang sudah dia bunuh. Hingga akhirnya mereka bertemu dengan Indah dan kedua pelayannya.
Dengan bantuan pengobatan yang baik dari Indah, pendarahan di kaki Aldy dapat di hentikan. Meskipun demikian, Aldy masih membutuhkan pengobatan yang lebih memadai secepatnya.
Rafael dan Indah berjalan di depan, di ikuti oleh Aldy yang di papah Tuti dan Dina dari belakang. Mereka sudah berjalan cukup jauh, namun mereka masih belum menemukan tanda-tanda kehidupan.
Saat Rafael berjalan, sebuah bayangan hitam samar-samar muncul di kepalanya. Membuat langkahnya menjadi tidak stabil.
Sosok gadis kecil yang sangat cantik dan menawan tersenyum ke arahnya, wajahnya masih terlihat samar, namun gadis itu masih terus memanggil nya.
"Ian...hahaha Ian.. Kejar aku!" gadis itu terus tertawa bahagia.
Rafael kehilangan keseimbangannya dan akhirnya...
BYURRRRR...
Rafael terjatuh ke sungai, Indah berusaha menangkap tubuh Rafael saat Rafael kehilangan keseimbangan, namun dia gagal.
"Rafael..!" ,"Tuan..!" teriak mereka serentak.
Di bawah air Rafael tak bergerak sedikitpun, bayangan gadis kecil itu terus muncul di depan matanya.
Rafael merasakan seluruh tubuhnya kaku, dia merasakan jejak kerinduan di dadanya. Gadis cilik itu sangat terlihat familiar.
Perlahan-lahan wajahnya yang terlihat kabur mulai terlihat jelas, gadis cilik itu terjun ke bawah air dan berenang ke arahnya.
Memperlihatkan bentuk wajahnya yang sempurna tanpa cacat, dengan mata coklat yang menawan menatap ke arahnya. Mencoba mengulurkan tangan kanannya untuk menggapai tubuh Rafael.
Perlahan-lahan sosok gadis itu berubah, dia secara bertahap menjadi sosok yang lebih dewasa. Sosok yang sangat Rafael kenal, gadis yang sudah dia yakini sebagai belahan jiwanya.
Aldy dan kedua pelayan di sampingnya terkulai lemas di tanah, mereka tidak mampu menyelamatkan tuan mereka. Baru kali ini Aldy merasa benar-benar tidak berdaya, tuan dan Indah tak dapat ia selamatkan dengan kondisinya yang sekarang.
Indah dengan gagah berani melompat sesaat setelah Rafael terjatuh, aliran sungai terlihat sangat deras. Mereka tidak yakin untuk berenang dengan aliran sungai seperti itu, jadi bagaimana bisa mereka akan mampu menyelamatkan tuan mereka.
Indah berhasil menggapai tubuh Rafael, melihat tubuh Rafael yang menegang, Indah memeluk tubuhnya dan memegang pipi Rafael.
Mendekatkan bibirnya ke bibir lembut Rafael, memberikan bantuan nafas dari mulut ke mulut.
Rafael merasakan sensasi lembut menempel pada bibirnya, dan merasakan aliran udara melewati masuk ke dalam mulutnya. Setelah itu Indah menarik tubuhnya dengan susah payah naik ke atas daratan.
Dengan pakaian Indah yang sangat tebal, membuatnya seperti menyeret sebuah bongkahan batu besar di dalam air, di tambah dengan beban tubuh Rafael yang lebih besar darinya.
Indah merasa tubuhnya sudah tidak sanggup lagi, namun dia tidak bisa menyerah sekarang. Nyawa mereka berdua bergantung di tangannya, dia tetap mengerahkan setiap tenaga yang masih dia miliki, hingga akhirnya dia berhasil menarik tubuh mereka ke daratan.
Rafael terlihat tak sadarkan diri, sementara Indah seperti berada di ujung kesadarannya. Berbaring di samping Rafael dengan terengah-engah.
Tiba-tiba beberapa langkah kaki terdengar tidak jauh dari mereka, Indah dapat mendengar suara mereka dengan samar-samar, namun dia tak dapat melihat wajah mereka dengan jelas.
"To..long... Se.. Lamat..kan sua..miku!" Indah mengucapkan satu kalimat, sebelum akhirnya dia tak sadarkan diri.
________________________
Hurrr Haaaa Huurrrrr Haaaa
Hurrr Haaaa Huurrrrr Haaaa
Di tengah hutan belantara, terdapat sebuah desa kecil. Dimana seluruh masyarakatnya masih merupakan masyarakat pribumi asli.
Mereka sedang melakukan tarian ritual, mengelilingi sebuah nyala api unggun yang terlihat cukup besar.
Nyala api itu mampu memberikan penerangan yang cukup untuk mereka, dengan beberapa orang memainkan alat musik tradisional yang sangat unik.
Tidak jauh dari lingkaran api unggun, dua orang terbaring tak sadarkan diri, seorang pria dan seorang wanita.
Si pria terlihat hanya mengenakan beberpa helaian dedaunan untuk menutupi bagian pinggang hingga setengah pahanya, memperlihatkan bagian tubuhnya yang sangat sempurna dan sedikit berotot.
Terutama di bagian perutnya yang terlihat sangat seksi, dengan kulit putih yang bersih dan wajahnya yang tegas dan tampan, seperti sosok pangeran kerajaan yang sedang tertidur.
Membuat siapa saja yang melihatnya, takut untuk membangunkannya dan menghilangkan tampilan keidahan yang sangat luar biasa itu.
Di sampingnya si wanita juga mengenakan beberapa helaian daun di bagian dadanya, juga beberpa di bagian pinggang hingga ke lututnya.
Tubuhnya yang sebening giok terlihat sangat halus dan lembut, dengan bagian pinggang yang terbuka, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah secara sempurna.
Dengan tubuhnya yang terlihat berisi tidak membuatnya terlihat gemuk, namun membuatnya terlihat lebih menawan dan menggairahkan.
Rambutnya yang halus dan panjang terurai dengan rapi di sampingnya, memperlihatkan wajahnya yang mungil dan menawan.
Inilah yang di sebut dengan kesempurnaan .