BAB INI KHUSUS UNTUK 18+ DI HARAPKAN KEBIJAKAN PEMBACA.
Para jombloan sejati dimohon untuk tidak membaca. Author tidak akan bertanggung jawab akibat efek membaca ya^_^
_________________________________
Tok..tok..tok..
"Rafael bolehkah aku masuk?" Indah menunggu jawaban dari dalam kamar, tapi sepertinya tak ada pergerakan dari dalam.
Tok..tok..tok..
Sekali lagi Indah mengetuk pintu, tapi masih tak ada jawaban dari dalam. Mungkin Rafael sudah tertidur? tapi ini masih belum tengah malam.
"Mungkin sebaiknya aku menemuinya besok saja, tidak mungkin aku memasuki kamarnya tanpa izin." pikir Indah.
Akhirnya Indah memilih untuk pergi dan menemuinya besok pagi, sebelum Monica kembali ke rumah ini.
Baru saja Indah akan berbalik untuk pergi, pintu kamar di belakangnya terbuka. Sebuah tangan menjulur keluar dan menarik pergelangan tangan kanannya kedalam kamar secara kasar.
"Auch.." eluh Indah saat dirinya terhempas ke lantai. Sebelum sempat dia mengangkat kepalanya, sekali lagi dia di tarik dengan kasar dan di hempaskan di atas kasur.
"Aahh.. Apa yang kamu laku..Mmm" Belum selesai dia berbicara bibirnya telah di lumat oleh Rafael.
Tubuh Indah di tindih dengan paksa oleh Rafel di atas Ranjang, dia tak memberikan kesempatan bagi Indah untuk berbicara. Melumat bibirnya dengan penuh nafsu, rasa bibir Indah terasa sangat lembut dan nikmat di bibir Rafael.
Indah berusaha memberontak, namun tenaga Rafael terlalu kuat untuknya. Dia dapat merasakan suhu tubuh Rafael yang memanas, dan ciumannya semakin di perdalam kedalam mulutnya.
"Mmm lepas mmm lepaskan mmm" Indah masih melakukan perlawanan. Kedua tangannya di tahan Rafael di atas kepalanya, membuat Rafael dengan leluasa menindih tubuhnya.
Rafael mulai melepas pagutannya dan mulai mencium pipinya hingga ke lehernya.
"emmm.. ahh.. .ja..jangan. emm sstt.." ketika Rafael menjilati sela-sela lehernya, Indah merasa dirinya sedang di awang-awang. Rasanya sangat aneh tapi juga sangat nikmat.
"Tidak..tidak.. aku harus melepaskan diriku.." pikir Indah, dia benar-benar tak tahan dengan perlakuan Rafael pada lehernya. Tenaganya untuk melawan seolah menghilang begitu saja.
Rafael mulai menurunkan ciumannya dari leher menuju sepasang kelinci Indah yang terbalut pakaian tebal itu.
"Aarrgg.." Rafael menjerit kesakitan, merebahkan dirinya di samping Indah sambil memegang senjatanya yang telah mengeras.
Indah menendang keperkasaan Rafael tanpa ampun, lalu berusaha bangkit dan menjauh dari Rafael secepat mungkin.
Indah segera berlari ke arah pintu, berusaha membuka pintu tapi..
Deg.. pintunya terkunci, Indah berusaha mendobraknya, tapi tenaganya tidak cukup kuat untuk merusak pintu yang sangat kokoh itu.
Indah berbalik dan melihat ke arah kasur, Rafael sudah berdiri di samping ranjang. Memandang ke arah Indah dengan tatapan penuh nafsu.
Deg..deg..deg..
Jantung Indah berdegub semakin kencang, dia tak perna menyangka Rafael yang selalu berwajah datar dan dingin, akan memandangnya dengan tatapan penuh nafsu birahi.
Tidak kah dia buta? wajahku ini benar-benar terlihat buruk sekarang, tapi mengapa dia masih menginginkanku! batin Indah.
Rafael yang berdiri di samping ranjang memandang ke arah Indah, nafasnya tidak teratur dan wajahnya terlihat sangat merah. Kedua alisnya berkerut, berusaha menahan rasa tersiksa yang dia rasakan.
Mengapa diriku bisa seperti ini? obat sialan itu telah mempengaruhi pikiranku, tapi aku sangat menginginkannya. Rafael berusaha menahan dirinya namun nalurinya tidak.
Rafael memandang Indah dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Tubuh Indah yang tertutup pakaian tebal, semakin memberi rasa penasaran dalam benak Rafael, dia sangat ingin melepaskan pakaian itu.
Rafael lalu melihat wajahnya, entah mengapa wajah itu tampak tak mengerikan sama sekali. Dengan kondisi rambutnya yang berantakan, dan mata yang sangat cantik itu memandang ke arahnya, membuatnya terlihat sangat sexi.
Gairah Rafael semakin meningkat, ia merasa semakin tersiksa. Rafael lalu berjalan ke arahnya secara perlahan.
Indah yang sudah tersudut, menjadi semakin panik saat Rafael terlihat berjalan ke arahnya. Indah berusaha berpikir keras bagaimana caranya agar bisa lolos dari cengkraman Rafael.
Indah berjalan mengitari kamar itu secara perlahan, berusaha menjauh dari Rafael. Akhirnya indah melihat ke arah kamar mandi, letaknya berada di tengah-tengah antara dirinya dan Rafael.
Dengan kecepatan kilat Indah berlari menuju kamar mandi itu, Rafael yang melihatnya tidak tinggal diam dan berusaha mencegat Indah.
Indah akhirnya masuk kedalam kamar mandi dan segera menutup pintu, tapi belum sempat pintunya tertutup rapat, tangan Rafael sudah menahan pintu itu.
Mungkin pengaruh dari nafsunya, Rafael tak merasakan sakit apapun saat tangannya terjepit di pintu. Indah masih berusaha mendorong pintu sekuat tenaga, namun pintu itu masih saja terbuka semakin lebar.
Dengan sekali hentakan yang keras dari Rafael, pintu itu terbuka, membuat Indah terhuyung beberapa langkah kebelakang, hinggah punggung Indah menabrak tembok dan menekan tombol shower di belakang punggungnya.
SYUURRRR
Suara air mengalir terdengar, shower yang berada tepat di atas kepala Indah mengeluarkan air. Dingin..airnya sangat dingin, membuat Indah sedikit menggigil.
Indah sangat panik dan berusaha menekan tombol itu untuk mematikan shower nya.
Rafael yang berdiri di depan pintu membatu, awalnya dia sangat menyesal telah berbuat kasar pada Indah, dan berusaha menahan nafsunya.
Tapi saat air itu telah mengguyur tubuhnya, lapisan hitam yang melekat di wajahnya memudar.
Deg..deg..deg... Jantung Rafael semakin berdetak tidak karuan. Wajah itu sangat cantik.
Rafael meneguk liurnya dengan kasar, lekuk tubuh Indah yang sangat montok dan menawan, terlihat sangat sexi. Rafael sudah tak dapat menahannya lagi.
Dia mendekati Indah, menahan kedua tangan Indah yang berusaha melawan kebelang punggung Indah.
"Mmmm lepas..mm lepaskan aku Rafael" Indah berusaha memberontak sekali lagi, wajahnya sudah terekspos di depan Rafael, dia tak akan lolos kali ini.
Rafael semakin memperdalam ciumannya, satu tanganya menahan kedua pergelangan tangan Indah di belakang, dan tangan yang lainnya meremas-remas bokong Indah yang montok.
Tangannya terus bergerak, meraba-raba setiap inci tubuh Indah. Tangannya mulai naik memegangi sepasang kelinci Indah yang sudah mengeras, membuat Indah mendesah.
"Ah..sstt..hentikan..emm." desahan Indah membuat Rafael semakin bernafsu dan sekali lagi mendorong tubuh Indah ke dinding, membuat tombol shower itu sekali lagi menyala.
Semburan air kini mengalir dari atas kepala mereka, membuat seluruh pakaian Rafael juga basah kuyup.
Otot-otot perut Rafael tercetak sangat jelas dari balik kaosnya yang basah, terlihat sangat sexi. Tubuh Rafael termasuk idaman bagi setiap wanita, sangat gagah dan sempurna.
Rafael lalu melepaskan ciumannya pada bibir Indah saat Indah hampir kehabisan nafas, memindahkan ciumannya kebagian leher Indah.
"Aahh..emm.ahh.." Indah sudah kehabisan tenaga, dia tak mampu melawan lagi.
Rafael yang merasa tak ada perlawanan lagi dari Indah, melepaskan kedua tangan Indah, dan secara kasar merobek pakaian Indah dari atas hingga kepinggang, tanpa melepaskan ciumannya di leher Indah.
Sensai saat kulit mereka bersentuh langsung, seolah-olah memberikan percikan listrik pada tubuh mereka.
Tangan kiri Rafael memeluk tubuh Indah dengan sangat erat di bawah pancuran air, dan tangan kanannya meremas dengan ganas pada sepasang kelinci Indah secara bergantian.
"Mm sstt.. ah.. mmm" Indah terus mendesah membuat Rafael sudah tak tahan lagi.
Rafael melepaskan seluruh pakaian Indah yang sudah sobek, lalu melepaskan pakaiannya. Indah yang terkulai lemas, di angkat oleh Rafael keluar dari dalam kamar mandi, dan meletakkannya di atas kasur.
Sekarang mereka benar-benar bertelanjang bulat, Rafael sangat terkesima melihat tubuh telanjang Indah yang sangat menawan, tubuhnya benar-benar sempurna, membuat air liur Rafael menetes tanpa sadar.
Sekali lagi Rafael menindih tubuh Indah, menjilat lehernya hingga turun kepayudaranya, menghisapnya secara kasar, seolah dirinya akan memakan habis kelinci Indah.
Tangan Rafael terus bergerak turun dari perut Indah hingga ke pusat tubuhnya.
"Ahhh..jangan sen..mm tuh itu.." Indah mengejang nikmat saat pusat tubuhnya untuk pertama kali di sentuh oleh laki-laki.
Terasa basah di bawah sana, Rafael merasa Indah sudah sangat bergairah sekarang. Desahan-desahan nikmat dari Indah membuat Rafael sudah tidak tahan lagi.
Dia kini mengarahkan senjatanya yang gagah perkasa ke pusat tubuh Indah, Rafael secara perlahan berusaha menembus dinding penghalang Indah dan akhirnya.
SREEKK.. Keperawanan Indah pun pecah, di ikuti teriakan kesakitan Indah.
"Sa..sakit.. itu sakit sekali!" Indah kembali memberontak, berusaha mendorong Rafael dari tubuhnya.
Rafael masih menahan tubuh Indah, dan mulai menggoyangkan pinggulnya secara perlahan.
"Ah..sakit.. berhenti.. sakit.." Indah masih merasa sakit saat senjata Rafael menggesek pusat kemaluannya dari dalam. Mungkin karena ukuran senjata Rafael yang cukup besar.
Menjelang beberapa menit rasa sakit itu berubah menjadi rasa nikmat, Indah tak lagi mengerang kesakitan, namun kini ia mengerang karena rasa nikmat yang tak perna dia rasakan sebelumnya.
Mendenggar desahan nikmat yang menggelegar di telinganya, Rafael semakin mempercepat goyangan pinggulnya..
"Ahh..emmm.. aah sstt." Indah tak kuasa menahan kenikmatan yang di hujamkan kepusat kemaluannya.
Mereka akhirnya selesai tepat pukul 5 subuh, bisa di bayangkan berapa kali Rafael mengambil jatah malam ini.
Edisi malam minggu ya readers...`(*∩_∩*)′
jangan lupa memilih dengan batu kuasa, agar author semakin semangat up date ya ♡(∩o∩)♡♡(∩o∩)♡♡(∩o∩)♡