webnovel

Salah tingkah

Hari yang dinantikan pun tiba, Safira, Ryuji, Silvi, Ryuna dan Arthur sedang berada di bandara udara Soekarno hatta.

lima belas menit lagi pesawat mereka akan berangkat tapi sampai saat ini Jacky masih belum dokter tampan itu belum memperlihatkan batang hidungnya.

"Ryuuu.... cepat hubungi Jacky, pesawat kita akan segera berangkat." minta Safira manja pada suaminya.

Ryuji segera menjalankan perintah Safira, beberapa kali mencoba menelfon dan mengirim pesan pada Jacky. namun, tak ada jawaban.

Jacky sukses membuat kelima orang itu kebingungan seperti cacing kepanasan, tak hanya Ryuji tapi kini hampir Ryuna dan Safira juga mulai mencoba menghubungi si dokter yang mengaku mantan playboy itu.

"sorry aku telat!!" teriak Jacky dari kejauhan.

semua orang menatap aneh melihat penampilan Jacky, bukan pakaianya tapi ia mengenakan kumis palsu yang menggelikan.

"kamu hutang penjelasan tentang semua ini Jacky, tapi sekarang kita harus segera berangkat." kata Ryuji mengancam.

****

Tiga jam perjalanan Jakarta ke Malang, ya setelah berfikir lama mereka sepakat untuk menghabiskan waktu berlibur ke gunung Bromo.

"hey Jacky mau sampe kapan kamu pakek kumis gitu??" tanya Ryuna

Jacky mengelus kumis palsunya sambil tersenyum nakal ke arah Ryuna. " kenapa ganteng gak??"

"idih.... enggak!!! udah ah lepasin." titah Ryuna

Jacky mencoba menghindari serangan Ryuna yang berusaha melepas kumis palsunya.

"udah lepasin aja, lagian ngapain sih kamu Jack pakek begituan??" tanya Safira

"aku gak mau, kalau ada orang yang risih kalau si Jacky ikut rombongan ini." jawabnya.

pembicaraan mereka terhenti saat dua mobil jeep dan dua motor trail berhenti tepat didepan mereka, Ryuji memeluk Safira dan memandunya menaiki salah satu mobil jeep. Arthur menyusul di belakangnya diikuti Ryuna yang memang tak mau jauh dari Arthur.

dua pengawal Arthur menaiki dua motor trail yang memang di siapkan sebelumnya oleh Arthur, Silvi dan Jacky terpaksa harus berada di mobil jeep yang lain bersama beberapa barang bawaan mereka.

"sayang, sampai di penginapan cari makan dulu ya lapar..." Safira merengek manja pada Ryuji.

sikap manja Safira dibalas dengan anggukan dan kecupan mesra di keningnya, sangat mesra. melihat adegan seperti itu membuat Arthur dan Ryuna sedikit salah tingkah. keduanya saling pandang satu sama lain kemudian membuang muka, Ryuna menelan salivanya kasar saat ia membayangkan Arthur memperlakukannya seperti Ryuji memperlakukan Safira. sedang Arthur hanya membuang pandanganya saat Ryuji mulai melumat bibir indah Safira penuh hasrat.

dimobil lain dua orang disana tenggelam dalam keheningan, tak ada yang mau menurunkan ego meski hanya untuk bertegur sapa. tiba - tiba saja mobil berdecit dan tubuh Jacky terhuyun mendorong tubuh Silvi dan menindihnya.

lagi lagi tatapan kedua mata itu bertemu, keduanya mematung dalam posisi intim karena mobil yang direm mendadak oleh sang pengemudi.

detak jantung Silvi berdentum kencang, matanya tak mau beranjak dari dua bola mata yang memiliki iris mata berwarna coklat kehitaman itu. sedang Jacky, tubuhnya bergetar, desir darahnya memanas membuat jantung bekerja jauh lebih keras.

perlahan Jacky kembali mendekatkan wajahnya pada wajah Silvi, tak ada perlawanan dari sang desainer muda itu membuat Jacky semakin hilang kendali. nafasnya menderu kencang, kurang dari satu milimeter bibir tipis Ryuji akan menyentuh bibir mungil Silvi. namun, suara sang supir mobil jeep menydarkan keduanya.

"maaf, mobil kita ada sedikit masalah. kita akan berhenti sebentar apa kalian keberatan?" tanya pak supirnya

Silvi dan Jacky terkesiap, duduk membenarkan posisi duduknya. kecanggungan tak terelakan lagi diantara keduanya, bersamaan Jacky dan Silvi menjawab. " gak pa pa pak, tapi jangan lama- lama ya."

Silvi dan Jecky saling memandang dalam tatapan penuh arti, Silvi mencoba mencairkan suasana meski tanpa melihat Jacky ia memberanikan diri untuk membuka pembicaraan. "kamu boleh lepas kumis palsu itu, aneh lihat kamu berkumis." katanya

"kamu sudah memaafkanku??" tanya Jacky

"ya belum lah, lupa sama yang barusan?? dasar mesum!" dengkus Silvi kesal

"barusan kecelakaan tidak ada kesengajaan, kau jelas tahu itu. dan aku tidak seperti yang kau katakan." sanggah Jacky tak terima.

" oh ya???? playboy sepertimu tidak akan pernah jauh dari pikiran mesum."

mendengar ia disebut sebagai playboy membuat Jacky emosi, ia menarik pergelangan tangan Silvi merengkuh tubuhnya dalam sekali gerakan. dari posisi yang sangat intim itu Jacky berkata " jangan memancing si Jacky yang playboy bangkit lagi, karena yang ada di hadapanmu sekarang hanyalah Jacky si mantan playboy. ingat mantan playboy jika tidak kau sudah kulahap sejak awal pertemuan kita."

Silvi menelan salivanya kasar, takut??? pasti, tapi ia tak bisa berbuat apapun kecuali menahan diri agar setan dalam diri Jacky tak keluar dari persembunyianya.

****

mobil yang ditumpangi Safira, Ryuji, Ryuna dan Arthur telah sampai di sebuah penginapan kecil di daerah lereng gunung bromo.

Safira memperhatikan sekitar karena tidak melihat tanda tanda mobil Silvi dan Jacky terlihat, perasaan gelisah dan khawatir mulai menyelimuti hati Safira.

"Ryu.... mobil Silvi belum terlihat." rengek Safira

Ryuji menghampiri Safira yang masih berdiri di teras penginapan mereka, ia mencium sekilas kening istrinya dan memeluknya. "tenanglah sayang mereka pasti aman." ujarnya

Arthur yang berdiri di belakang Ryuji dan Safira, bersuara mengagetkan keduanya. "ada masalah???" tanya Arthur.

"kak Arthur, mobil Silvi belum sampek juga hari hampir petang." Safira meraih tangan Arthur membuat Arthur kembali salah tingkah

"tenanglah akan ku minta Leon dan Ferdinan mencari mereka." tukasnya

Ryuji menghentikan Arthur dan memintanya tetap tenang karena dia telah memastikan semua aman sebelum berangkat kesini. perlahan Ryuji menggiring Safira istrinya kedalam rumah penginapan dan memasuki kamar mereka.

Arthur melihatnya menghilang dibalik pintu kamar utama penginapan itu, pandanganya tajam dan dingin tak ada yang tahu mengapa Arthur bersikap demikian.

"Arthur??? ngapain disini??" tanya Ryuna

Arthur tersenyum dan menjawabnya lembut "hanya melihat lihat sekitar sambil nunggu Silvi dan Jacky."

" oh.... udah mau gelap masuk aja, tunggu di dalem." ajak Ryuna

Arthur mengikuti saran Ryuna mereka duduk di ruang tamu dan mulai sibuk dengan ponsel masing masing.

"mengapa Safira dan Ryuji tidak keluar kamar?? mereka belum makan malam kan??" tanya Arthur

"jangan harap mereka akan keluar kamar sebelum hasrat mereka terpuaskan, mereka selalu melakukan hal itu dimanapun dan kapanpun mereka mau." jawab Ryuna dengan nada santai

tapi mendengar hal itu, tanpa sadar Arthur telah membentak Ryuna "hentikan!!!!" diikuti dengan hentakan kaki saat Arthur bangkit dari duduknya. sadar ia telah kehilangan kendali, Arthur mulai berdalih.

"maaf Ryuna, aku merasa risih dengan apa yang kamu katakan. membayangkan kedua tubuh menempel satu sama lain aku merasa tak bisa bernafas." kilah Arthur

Chương tiếp theo