webnovel

Echoes Of Love|GAoW1| [11]

Maafkan temen brengseknya Aiden yang kurang ajar. Mereka kan emang bastard kelas kakap jadi harap maklum kalau rada ngeselin di bagian ini. Mungkin di bagian selanjutnya juga haha.

sesuai permintaan kalian semua. Nih gua kasih buat lu yang spesial buat lu lu semua yng nunggu. Bukan martabak spesial ye ntar pada ngira gua bagi-bagi martabak spesial lagi.

Happy reading!.

__________

Sudah seminggu sejak kejadian yang menimpa Lova untuk pertama kalinya dalam hidupnya. Kejadian yang sangat ingin dia lupakan tapi sial nya malah terus berputar di kepala cantiknya. Dan yang lebih sial nya lagi sang pelaku malah bersikap cuek seperti tidak pernah terjadi apa-apa sedangkan Lova?. Menatap Aiden dari jauh saja sudah membuat nya salah tingkah Apalagi bertemu dan bertatap muka. Sial!.

"Dimana Lova?." Tanya Aiden yang sambil memakan sarapan nya di hari minggu cerah ini.

"Ada di kamarnya tuan." Ucap salah satu pelayan yang baru saja meletakkan dua piring menu lainnya.

"Tapi dia yang memasak semua ini?." Tanya Aiden tak percaya.

"Iya tuan." Jawab nya sopan sambil menundukkan pandangannya kebawah.

"Panggil Lova kesini. Bilang saya yang memanggil." Perintah Aiden sebelum memasukkan satu suap bubur kesukaannya kedalam mulutnya lagi.

"Baik tuan." Ucap pelayan itu lalu pergi meninggalkan ruang makan dan menyisakan Aiden sendirian dengan semangkuk bubur serta beberapa piring sarapan lainnya.

Semenjak hari dimana Aiden untuk pertama kalinya memakan bubur buatan Lova. Dia langsung jatuh cinta sedalam-dalamnya. Rasa nya sangat enak dan cocok dengan pencernaan nya yang sering bermasalah. Rasanya dia tidak salah memilih Lova untuk jadi chef dirumah ini. Walaupun wanita itu tidak memiliki riwayat pendidikan ataupun sertifikat di bidang kuliner tapi Aiden sangat yakin kalau Lova lebih dari mampu untuk menjadi chef di rumahnya. Buktinya sudah terhitung 1 bulan semenjak Lova bekerja disini dan tidak ada masalah apapun yang terjadi di dapurnya maupun perutnya yang sensitif.

Thank's to his smart brain. He can analyze people just by looking.

"Apa anda memanggil saya ,sir?." Tanya Lova pelan nyaris seperti berbisik saat dia telah berdiri di hadapan Aiden yang telah menghabiskan sarapan nya tanpa sisa.

Aiden menatap Lova yang nampak tidak nyaman dan risih. Mata nya yang tajam dan tegas serta aura nya yang mendominasi membuat siapapun pasti merasa tidak nyaman. Aiden menyesap anggurnya pelan. Kedua matanya masih terarah pada Lova seolah-olah Lova adalah santapan yang lezat dan menarik. Aiden meletakkan kembali gelas anggurnya sebelum mulai mengeluarkan suara nya yang berat dan dalam.

"Kenapa kau menghindari ku hm?." Tanya Aiden balik dengan nada rendah.

Kedua tangan pria itu terlipat di depan dada dan kedua matanya menatap tajam Lova yang tengah berdiri kikuk dan tidak nyaman.

"Sa-Saya?. Saya.. tidak menghindari anda." Ucap Lova sedikit cemas.

Aiden menggeram tidak suka saat mengingat kembali panggilan wanita itu untuknya.

"Sudah aku bilang panggil aku Aiden dan kenapa kau masih saja berbohong padaku? Aku tidak suka kau menutupi semua hal dari ku!." Ucap Aiden marah.

"Saya-."

"Lova." Geram Aiden tidak suka.

"Maksudku. Aku masih takut bertemu anda--maksudku, kamu." Ucap Lova sambil menggarut kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Kemari." Ucap Aiden seraya memundurkan kursi makan nya ke belakang dan tangan nya yang mengisyaratkan agar Lova berjalan mendekat.

Lova masih diam di tempatnya. Tidak bergeming sedikitpun dengan tatapan bertanya kearah Aiden.

"Apa aku harus mengulang perkataan ku Lova?." Tanya Aiden dengan nada kesal.

"Tidak!." Jawab Lova cepat dan langsung berjalan cepat kesebelah Aiden.

sedangkan pria itu. Aiden menyeringai senang karena Lova menuruti perkataannya dengan mudah. Ditarik nya Lova keatas pangkuan nya setelah wanita itu berdiri tepat di sebelahnya. Wangi tubuh Lova yang khas membuat pikiran Aiden melayang kemana-mana. Dipeluknya tubuh kecil Lova dan Aiden memasukkan kepalanya ke dalam ceruk leher Lova yang entah kenapa. Terasa memabukkan.

"A-Apa.. yang anda lakukan?!." Tanya Lova panik saat Aiden yang menghirup aroma tubuhnya didalam cekungan lehernya.

Aiden menarik wajahnya lalu menatap wajah Lova yang nampak memucat sedangkan kedua tangan Aiden masih setia bertengger di kedua sisi pinggang Lova yang ramping. Sial! Apa wanita ini harus selalu cantik seperti ini?. Aiden menggeram pelan menahan gejolak perasaan yang memenuhi dada nya. Tidak!. Tidak mungkin dia menyukai wanita ini. Ya! Semua ini hanya karena rasa obsesi nya pada tubuh, masakan dan wajah cantik Lova. Ya dia sangat yakin akan hal itu. Cinta itu tidak ada. Cinta itu dapat membuat lemah seseorang. Aiden tidak percaya cinta.

Tapi entah kenapa dicintai seseorang atau dengan kata lain dicintai wanita yang berkali-kali menolak nya terdengar menyenangkan. Bagaimana jika Aiden melampiaskan perasaan dendam nya pada Lova selama wanita sialan itu kembali?. Terdengar sangat menarik. Aiden menyeringai senang setelah merencanakan sesuatu.

"Aku akan membuat mu jatuh cinta padaku." Bisik Aiden di telinga Lova dan tubuh Lova langsung menegang setelah mendengar bisikan Aiden yang membuat tubuh nya sedikit meremang.

"Apa maksud anda?." Tanya Lova penuh kebingungan.

"Cepat atau lambat kau akan jatuh cinta padaku." Ucap Aiden sambil menyeringai senang.

Kedua tangan Aiden membelai punggung Lova pelan dari bawah keatas dan seterusnya. Usapan pria itu menciptakan sensasi yang menggelikan tubub Lova.

Lova menahan rasa geli ditubuhnya dan berusaha bangkit dari pangkuan Aiden tapi kedua tangan Aiden yang kokoh dan kuat itu menahan pinggang Lova dengan meremasnya kuat.

"Maaf sebelumnya sir. Tapi aku tidak akan pernah jatuh cinta padamu." Ucap Lova tegas namun dengan sorot mata yang sulit dimengerti oleh Aiden.

Cukup lama mereka hanya terdiam dan saling menatap sebelum Aiden mendekatkan wajah nya ke telinga Lova dan kembali membisikkan sesuatu.

"Aku tidak peduli akan pendapatmu itu tapi aku pastikan satu hal. Cepat atau lambat kau akan jatuh cinta padaku. Tunggu saja." Bisik Aiden pelan lalu meniup daun telinga Lova dengan gerakan sensual.

Lova menjauhkan wajah dan tubuhnya dari Aiden yang masih saja berbuat mesum pada dirinya. Namun semua usaha nya sia-sia karena kekuatan seorang pria memang tidak sebanding dengan kekuatan seorang wanita.

"Kami datang mengunjungi teman kesepian kita setelah Axton!!." Teriak seorang pria muda dengan rambut coklat dengan senyuman jahil.

"WOW!! Apa di pagi hari ini kita di disuguhkan pemandangan erotis gratis dari Aiden?." Ucap pria yang ada di belakang pria muda tadi.

"Ada apa?." Tanya seorang pria lain yang masuk paling terakhir.

Aiden maupun Lova menatap ketiga pria yang masuk tiba-tiba ke ruang makan besar ini dengan tatapan yang berbeda. Aiden yang menatap trio brengsek itu dengan santai dan tenang sedangkan Lova menatap ketiga pria itu dengan tatapan terkejut dan horor. Sumpah demi apapun! Dia sangat malu sekarang!. Sangat malu

____________

To be continuous.

Don't forget to click the star and keep reading this story. Jangan lupa juga dukung terus.

Chương tiếp theo