webnovel

My Fate

Tác giả: Madagl_enaP
Tổng hợp
Đang thực hiện · 9.3K Lượt xem
  • 2 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • N/A
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Usia baru 20 tahun. Cita - cita setinggi gunung. Tapi benar - benar celakah bagi Wendy, jelang pendaftaran ke sebuah Universitas Seni di Seoul, semua uangnya musnah ditangan pencopet di bandara Incheon tepat kedatangannya dari Indonesia. Copet memang benar tidak tahu batas negara. Masih mujur bagi Wendy, dalam kekalutan karena tidak mempunyai apapun, ia kenal dengan sebuah cafe bernama Siesta. Dari Siesta ini pulalah ia mulai kembali merangkai patahan cita - citanya, juga cintanya kepada salah satu pegawai Siesta, Min woo. However, Wendy harus rela menjadi pacar kontrak dari Chen, seorang CEO terkenal & nomer 1 di Korea Selatan. Tetapi justru dari sinilah ia menghadapi ribuan badai, ketakutan, ancaman hingga pengalaman menakjubkan dalam hidupnya yang masih muda. Bagaimanakah keseharian Wendy dalam menjalani kehidupannya di Seoul tanpa uang & tanpa orang terdekat??? Mampukah Wendy menjadi pacar kontrak Chen selama 4 bulan dari sekarang???? Ikuti terus ceritanya :) Semoga suka & Happy Reading")

Chapter 1Kedatangan

Seperti malam - malam sebelumnya, tempat itu pasti akan ramai pada pukul lima sore oleh sekolompok orang pembeli yang dijuluki Cafè Siesta. Bangunan itu tidak lebih luas dari lima puluh meter persegi dan tingginya pun hanya empat meter.

Jika orang kalangan atas pergi ke Bar untuk bersenang - senang, maka untuk mereka yang berada dikalangan menengah & kebawah akan melakukan hal sama di Cafè tua itu.

Jika menengok tiga tahun terakhir ketika pertama kali dibuka, Cafè itu kini terlihat lebih hidup dengan adanya peralatan dj, seperti turntable, media player, vinyl, mixer dan lainnya yang baru dibeli dari toko serba ada di sisi kota.

Tempat itu dikatakan polos karena tidak ada bar & obat - obatan terlarang. Pada dasarnya mereka berkumpul ditempat itu hanya untuk menyalurkan lelah, sukaduka & rindu.

Wendy, gadis berusia 21 tahun yang kini sedang sibuk menuang kopi kedalam beberapa cangkir, awalnya tidak pernah menyangka bahwa ia akan menjadi salah satu pegawai dari Siesta.

Setahun yang lalu, saat ia berada di Jakarta saat sehari setelah kelulusan SMA, tiba - tiba dicetuskan keinginannya untuk meneruskan sekolahnya di Universitas khusus kesenian di Seoul.

Ayah Ibunya yang sempat melarang keinginannya tersebut, namun setelah yang ketiga kalinya ia memenangkan kontes seni lukis, akhirnya ayah ibunya mulai berpikir bahwa tidak ada yang perlu diragukan lagi dengan bakat lukis Wendy. Dan tiga hari setelah itu, ia berangkat ke Seoul.

Saat pertama kalinya menginjakkan kaki di Seoul, yang ada dibenaknya saat itu hanyalaj bahwa ia akan dengan mudah membangun kehidupan baru di Seoul.

Namun siapa sangka, jika jalur yang sudah ia gariskan ternyata harus berbelok arah, ia tampaknya tak pernah mengira bahwa menyimpan dompet di celana jeansnya adalah sesuatu yang sangat menyenangkan bagi pencopet.

Setelah menyadari apa yang paling menjamin hidupnya hilang, ia langsung merasa terpuruk. Uang hasil tabungannya & pemberian dari orangtuannya, lenyap begitu saja.

Walaupun ia berasal dari keluarga terpandang tapi ia merasa tidak ingin tergantung kepada orang tuannya.

Saat itu, ia pun hanya bisa berjalan tersaruk - saruk menyusuri jalanan di Seoul. Ia buta arah & tujuan. Pikirannya saat itu melayang.

Ia merindukan orangtuannya di Jakarta, namun juga terlalu takut untuk mengecewakan & membebani orangtuannya jika bertemu dengan mereka.

Jadi yang ia pikirkan saat itu adalah bagaimana caranya ia bisa menemukan penginapan gratis, meskipun itu sulit.

Wendy terus berjalan dan berjalan hingga akhirnya ia menemukan suatu tempat dimana ia bisa bekerja & menginap dengan gratis.

Ia mungkin tidak ada salahnya jika mengunjungi tempat itu untuk sekedar melamarkan diri kepada seorang wanita paruh baya yang merupakan pemilik Cafè itu yang kebetulan sedang menerima pekerja tambahan.

Dan saat itulah Wendy mulai menjadi pekerja di Siesta, hingga saat ini ia bisa mulai menabung lagi dari awal karena ia sekarang sudah menjadi manajer dari Siesta setelah ia dipercaya oleh pemilik Siesta untuk menjaga & meneruskan usaha Cafè Siesta.

Di Siesta jugalah ia mendapat tempat tidur ataupun semacam kamar sendiri untuk dirinya tinggali secara bebas & itupun gratis.

"Kamu sudah dari tadi?"

Wendy mengangkat kepalanya ketika suara Min woo, kekasihnya terdengar ditelingannya. Lalu Wendy menatap kelasihnya itu dan mendesah

" Ya, begitulah".

Melihat Wendy mendesah & sedikit tidak semangat, Min woo pun akhirnya bertanya

" Kenapa kamu terlihat begitu tidak semangat hari ini?"

Wendy pun menjawabnya dengan dengan muka kecewa

" Kamu tahu sendiri kan, mulai besok aku harus memulai kuliahku di kota!. Lantas mengapa kamu malah terlihat biasa saja bahkan sangat senang saat kita akan berpisah besok dan akan bertemu lagi saat akhir pekan itupun jika aku ada waktu untuk pulang kesini."

Mendengar keluhan dari kekasihnya, Min woo mau tidak mau harus tetap tegar walaupun yang dikatakan Wendy sedikit menyinggung hatinya.

Benar jika ekspresi Min woo dari pertama memang biasa saja tapi jauh dilubuk hatinya ia merasa sangat sedih karena harus berpisah dengan Wendy.

Yang bisa ia lakukan hanyalah menarik tangan Wendy & didekapnya tubuh Wendy untuk menenangkan kesedihan yang Wendy rasakan.

Keesokan harinya...

Saat Wendy bersiap untuk berangkat ke kota dengan menaiki bus umum. Tak sengaja didepan halte tempatnya berhentian bus umum, ada sebuah botol kaleng yang berisi sedikit air minum melayang & jatuh mengenai kepala Wendy.

Air yang berada di dalam botol kaleng tersebut tumpah tepat diatas kepala Wendy. Ternyata kaleng tersebut berasal dari sebuah mobil limosin hitam didepannya.

Dengan amarah yang besar, tanpa berpikir panjang Wendy langsung saja mengetuk pintu kaca mobil itu dan dilihatnya seorang sopir yang ketakutan & berkata

"Maafkan Majikan saya, Nona. Ia tidak sengaja melempar kaleng itu ke kepala, Nona."

Sebelum Wendy menjawab, tiba - tiba terdengarlah seorang laki - laki dari kursi penumpang dengan dingin berkata

" Paman Li, Kenapa kamu repot - repot meminta maaf kepada Nona ini?. Salah sendiri, ia berdiri membelakangi tempat sampah yang ada di sana." sambil mengacungkan tempat sampah yang berada dibelakang Wendy.

Dengan cepat Wendy menjawab

" Maaf?. Anda bilang ini salah saya. Oh ya tuhan yang benar saja"

Bạn cũng có thể thích

The Ninth Sister is a Prodigious Beast Master

Memories surged like a tide into her head after she was reincarnated, and she found out who she was... A complete pushover. Her name was Beiting Huang, a direct descendant and third-generation descendant of the Beiting Dynasty. Her fearsome reputation stretched across all nations on the continent. She was a girl, but she was disguised as a boy for some reason. Everyone was also after her wrist... to hack it off and take the bracelet she wore, which was actually a high-level spiritual item that concealed her gender. Everyone included her own brothers. Her brothers were fighting and killing each other, tearing the dynasty apart in the process... and she happened to be caught in the crossfire. Mercy? Did the old Beiting Huang not beg before she died? Did they spare her when she did? An emotion that was not hers stirred within her body, and Beiting Huang knew it was the old Beiting Huang's grief. In her mind, she assured her: Don't worry. Since I've reincarnated in your body, I shall avenge you. Your death will not be senseless! After those words, the old Beiting Huang's emotions faded. Now, there was only one Beiting Huang. She was the underworld's king, a mercenary lord who slaughtered and plundered with the world at her feet. Reincarnated into the fearsome Beiting family as its 'useless’ ninth son, the world's riches were once again in her grasp. She cultivated impossible abilities, contracted with magical beasts, and possessed a mystical dimension. She also trampled over gods and demons as and when she liked. Cold and handsome, her very presence was proud and magnificent, causing the world to fight for her affection.

Heavenly Charm · Tổng hợp
4.2
1431 Chs

The Elite Assassin Becomes a Flat and Ugly Nerd!

Raised by a league of assassins and trained for thirteen years, Shan Yue was seventeen when she took the throne of best assassin, becoming an untouchable legend amongst assassins. Despite being legendary, she put her faith in the wrong people and was killed by her own league's betrayal. However, while Shan Yue thought her death was assured in the violent explosion, she was surprised to find herself reincarnating into the body of a useless female student. Forget how pudgy and dim-witted she was — she seemed to get into fights every day! Her original body's sister sneered, “Fatso! All you do is eat... and look at how ugly you are! You really embarrass me!” Fat? Ugly! Shan Yue started a daily training regiment, rapidly slimming down and becoming a ravishing beauty! Her original body's mother snapped at her, “How did I give birth to a child as stupid as you?! Always last place in school — you embarrass me! I should have strangled you right after I gave birth to you!” Stupid? Last place in school? Shan Yue lifted a finger, and the principal of the top school in the capital personally visited, offering a transfer to his school. Elite hackers, doctors, mercenaries, math geniuses... All of them were now vying for her attention! Though she managed to get the chance to become normal after going through so much, she accidentally become a big shot again, even finding herself a two-faced bigwig for a husband! Shan Yue: I just wanted a quiet life, but my abilities prevent that. Sigh...

JQK · Tổng hợp
4.6
941 Chs

Loved By An Older Man

The betrothal gift is two million bucks, not a single cent less. Jiang Yu is already eighteen years old and can get married now. Send the money to my card, and this matter is settled!" Jiang Yu looked at her mother, who was talking non-stop on the negotiation table. She watched as her mother named her price as she sold Jiang Yu. Jiang Yu could not believe it. Eighteen years ago, they brought the wrong baby home from the hospital, and Jiang Yu, the real daughter of a wealthy family, ended up in an orphanage until a year ago. Jiang Ran, the fake daughter of the Jiang family, grew up with a silver spoon in her mouth. With superior resources since she was young, she was more outstanding than Jiang Yu in every aspect and became the pride of the Jiang family. Jiang Yu, who wandered most of her time in the outside world, was nothing but a country bumpkin who made her mother a laughing stock in the socialite circle. However, Jiang Yu had no idea how great her mother's hatred for her was. On the day she turned eighteen, her mother 'sold' her with a named price. Jiang Yu said, "If you want to marry your daughter to someone else, it should be Jiang Ran. I'm your real daughter. You're the one who mistakenly brought Jiang Ran home!" Her mother replied, "Shut up. I wish I hadn't given birth to you. You've brought nothing but shame to me!" Jiang Ran said, "Big Sis, everything Mom does is for your own good. Don't blame Mom." Her mother said, "I'm convinced she's nothing but a debt collector who's come to me to collect her debts! Either you give me two million bucks, or you get married obediently!" Jiang Yu left home in despair. By a freak combination of factors, she found herself accidentally marrying a Mr. CEO. From then on, the thirty-year-old man pampered his eighteen-year-old wife to the heavens. The little girl said, "Mister, someone bullied your wife!" The man, "Which incompetent fool is so blind that he dares to bully you?"

Mountain Springs · Tổng hợp
3.9
1518 Chs