webnovel

Pelatihan Binal Siswi Unggulan II

"Tidakhhh....!!!!! Aaakkkkhhhh.... Ahahkhhhh.....!!!! Tidak...., Jangan disitu...." Pinta Sarah sambil menggeleng – gelengkan kepalanya. "Hmmm...? Ada Apa, Sarah?" Wiradhi bertanya dengan nakal, pura – pura tidak tahu.

("Tidakk..., Vaginaku sedang dibuka.... Akhhh ahkhhh.... Ahhhh....! Lidahnya...., lidahnya masuk ke dalam.... Aaahhhh....")

Tak ayal Sarah kembali muncrat dengan dahsyatnya. Air hangat menyembur keluar dengan derasnya bagaikan air mancur di tengah lekukan selangkangannya yang seindah Lembah Eden dalam legenda. Setelah lima menit berada dalam puncak kenikmatan duniawi yang tak tertahankan, Sarah kehilangan kesadarannya dan jatuh pingsan tenggelam dalam klimaks nafsu birahi yang membenamkan seluruh jiwanya dalam kegelapan .....

"Sarah.... Sarah...? Halooo...? Yah..., dia benar – benar pingsan... Baru juga pemanasan, gimana kalau gua tancap yak? Hehehe. Tapi mantep bener bodinya nih. Udah bohay, cantik, ultra sensitif pulak. Material Grade A plus – plus nih." Wiradhi memanggil – manggil nama Sarah dan memastikan kalau sang gadis benar – benar pingsan.

"He he, enaknya gua apain lagi ya, nih anak?" Sang lelaki pun segera memutar otak memikirkan berbagai macam [Permainan] yang akan dia lakukan kepada sang gadis.

"Nah, kita pakai yang itu saja." Setelah memutuskan, dia pun segera mengangkat dan membawa tubuh Sarah yang masih becek ke ruang bawah tanah rumahnya.

"Kalau disana, mau teriak sekeras apapun gak akan ada yang dengar. Hehehehehe..." Wiradhi bergumam sambil bersenandung membuka pintu ruang bawah tanah.

.

.

.

.

Beberapa jam kemudian....

"Uhukh.... Uhhh... Dimana aku...?" Sarah perlahan membuka kedua matanya. Gelap. Tidak. Cahayanya remang – remang sekali disini. Perlahan mata sang gadis mulai terbiasa dengan pencahayaan ruangan tempat dia berada saat ini.

"Oh, sudah bangun? Hebat sekali kamu tadi Sarah, muncrat mu udah kayak air mancur saja! Hahaha!" Suara seorang lelaki membuat kesadaran sang gadis benar – benar pulih kembali dan semua ingatannya akan kejadian sebelumnya membawanya kembali ke dunia nyata.

"Wira...! Kamu..." Sarah dengan cepat mencoba bangun dari posisinya yang sedang terbaring di atas sebuah matras yang empuk. Namun tubuhnya yang belum terbiasa jatuh lunglai dan kepalanya pusing karena tekanan darahnya belum sampai ke otaknya. Tangan Wiradhi dengan sigap menahan pipi dan pundak Sarah agar tubuhnya yang lunglai tidak jatuh membentur lantai.

"Jangan sentuh aku...!" Sarah mencoba menepis tangannya, namun Wiradhi malah meloncat menerkam tubuhnya yang tak kuasa menahan serangan Wiradhi. Sarah pun hanya bisa pasrah tak berkutik ketika seluruh tubuhnya yang masih telanjang telah ditindih oleh Wiradhi. Tubuhnya masih lemas tak bertenaga akibat lima gelombang klimaks nan dahsyat yang telah menguras semua energinya. Bahkan untuk berpikir pun sang gadis sudah tak sanggup.

Sarah hanya bisa menerima apapun yang akan Wiradhi lakukan padanya tanpa mampu melakukan perlawanan sedikitpun. Rasa lemah dan tidak berdaya ini benar - benar telah menghancurkan harga dirinya sebagai seorang wanita yang selalu memandang rendah para lelaki maupun kebanggaannya sebagai seorang siswi unggulan yang terhormat.

Wiradhi kembali mempermainkan seluruh tubuh Sarah dengan tangan, bibir, dan lidahnya. Tubuh Sarah yang belum melupakan kenikmatan – kenikmatan yang telah mengguyur dirinya sebelumnya kembali memanas dan nafas Sarah segera saja berubah menjadi desahan, rintihan dan erangan penuh nikmat. Namun entah mengapa, kali ini Sarah merasakan sebuah kehausan yang amat sangat tumbuh dari dalam lubuk hatinya. Dahinya mengernyit sementara paras wajahnya yang cantik jelita itu masih merona merah diwarnai oleh hasrat dan nafsu.

("Tidak... Apa ini.... Kenapa aku tiba – tiba menginginkan sesuatu yang lebih dari ini....? Padahal ini hal yang memalukan.... Tapi kenapa...? Kenapa???? Aku tidak bisa berhenti memikirkannya.... Aku mau lebih...! Lagi...! Lagi....! Lagi....!!!!")

Sarah tidak menyadari kalau wajahnya saat ini telah membuat ekspresi mesum nan birahi yang sangat mempesona dan mampu membangkitkan hasrat setiap lelaki dalam sekejap saja. Wiradhi yang melihat hal ini pun segera mendekatkan wajahnya dan memberikan ciuman panas yang sangat basah dan dalam.

Sarah sudah tidak lagi memberikan perlawanan. Malah sekarang dirinya lah yang dengan sukarela mengundang lidah Wiradhi untuk masuk dan ikut berdansa dengan binal bersama dengan tarian lidahnya sendiri di dalam rongga mulutnya.

("Aaaahhhhh... Tak pernah kusangka sebuah ciuman akan bisa terasa senikmat ini... Uummmmhhhh... Ummmhhmmm...)

Sarah melingkarkan kedua tangannya ke belakang leher Wiradhi dan mulai memeluk sang lelaki dengan lembut. Ketika dirinya menyadari apa yang baru saja dilakukannya, dia menepis segala pikiran buruk dari kepalanya dan memutuskan untuk menenggelamkan dirinya ke dalam permainan nafsu sang lelaki....

("Ah.... Aku benar - benar sudah kalah.... Oleh dirinya...") Menerima kenyataan kalau dirinya sudah ditaklukkan oleh sang lelaki, Sarah justru merasa seolah sebuah beban berat telah dilepaskan dari pundaknya. Sang gadis merasakan sebuah kebebasan jiwa dan perasaan bahagia. Bibirnya yang mempesona dan lidahnya yang lembut tak berhenti mengikuti tempo permainan Wiradhi yang semakin memanas.

Tiba – tiba saja matanya terbuka membelalak saat tangan nakal Wiradhi mempermainkan kedua buah dadanya sebelum kemudian mencubit kedua putingnya kuat – kuat. Langsung saja tubuh sang gadis yang sudah terbakar nafsu birahi kembali mengejang dan siap menyemburkan orgasmenya yang ke enam di hari itu juga. Namun dengan cepat Wiradhi melepaskan ciumannya dan tangannya pun secepat kilat berpindah ke klitoris sang gadis dan mencubit mutiara kecil yang ada di atas lubang kenikmatannya tersebut.

Sarah memekik. Teriakannya yang keras menggema memenuhi seisi ruangan ketika liang cintanya kembali menyemburkan air hangat bagaikan pancuran di taman kota. Hanya satu menit. Lalu tubuhnya kembali jatuh lunglai di atas matras. Nafasnya memburu, wajahnya memerah, dan sekujur tubuhnya gemetar penuh kenikmatan....

Chương tiếp theo