webnovel

Seribu botol Stipo (5)

Biên tập viên: Wave Literature

He Jichen tahu benar perasaan Xia Yuan kepadanya.

Dulu, pada tahun pertama mereka kuliah, Xia Yuan sudah langsung menyatakan cintanya pada He Jichen. Pemuda itu telah memberikan penjelasan bahwa ia tidak bisa bersama dengan wanita itu.

Tapi Xia Yuan mengacuhkan penolakannya. Dia tetap berada di sisinya dan terus mengganggunya seperti sebelumnya.

Selanjutnya, He Jichen pergi ke Beijing untuk mencari Ji Yi. Dia bukan hanya tidak kembali ke universitas bergengsi tempatnya kuliah dulu, dia bahkan jarang kembali ke Sucheng, sehingga, dia hampir tidak pernah bertemu dengan Xia Yuan. Hanya dibutuhkan jari-jari pada sebelah tangannya untuk menghitung berapa kali ia berkesempatan bertemu dengan gadis itu.

Akan tetapi, Xia Yuan masih mengiriminya pesan setiap hari. Terkadang pemuda itu membaca pesan-pesannya, tapi di lain waktu dia langsung menghapus pesan-pesan tersebut tanpa membacanya.

Dia dan Xia Yuan belum saling menghubungi satu sama lain selama lebih dari satu tahun sampai saat ini, tetapi setelah Xia Yuan tahu di mana dia berada, wanita itu langsung mengejarnya ke Shanghai.

Setelah Ji Yi pergi, He Jichen menyarankan agar Xia Yuan kembali ke Sucheng malam itu juga.

Xia Yuan tidak mau dan terus mengeluh bahwa dia lapar. Dia bahkan berpura-pura memelas bahwa ia tidak sempat makan karena harus bergegas ke Shanghai.

Pemuda itu tahu bahwa Xia Yuan sedang memakai tipu daya untuk mengulur waktu, tetapi dia pura-pura tidak tahu. Justru, ia meminta Chen Bai untuk mengambilkan makanan bagi wanita itu. Setelah selesai makan, dia memanggil Chen Bai untuk membeli tiket pesawat ke Sucheng untuk Xia Yuan.

Siapa sangka setelah kembali dari kamar kecil, wanita itu akan berbisik di telinganya, mengatakan bahwa dia tiba-tiba mendapatkan haid. Wanita itu tidak membawa pembalut, dan menodai bajunya.

He Jichen hanya bisa menyuruh Chen Bai memberinya kunci kamar, lalu mengantar Xia Yuan ke kamarnya di lantai atas.

Karena Xia Yuan membawa koper, dia mungkin berniat untuk tinggal di Shanghai selama beberapa hari maka He Jichen tidak perlu menyiapkan pakaian untuknya; dia hanya meminta pelayan untuk membelikan pembalut.

Xia Yuan lalu beralasan bahwa pakaiannya sudah kotor sehingga dia merasa tidak nyaman, jadi dia ingin menggunakan kamar mandi.

Itu bukan permintaan yang menyusahkan, maka He jichen menurutinya.

Dia tidak yakin apakah semua wanita membutuhkan waktu begitu lama untuk mandi, tetapi Xia Yuan berada di dalam kamar mandi selama setengah jam sebelum akhirnya keluar. Pemuda itu memejamkan mata sembari bersandar di sofa, bosan menunggu.

Setelah beberapa menit, dia mencium samar-samar aroma harum dari arah belakangnya. Sebelum sempat membuka mata, sepasang lengan yang putih ramping sudah mendekapnya dari belakang. Lalu ia mendengar suara bisikan Xia Yuan di telinganya: "Jichen..."

He Jichen adalah seorang pria dewasa. Meskipun dia hanya melakukan hubungan seks satu kali, yaitu empat tahun yang lalu dengan Ji Yi, dia tahu benar maksud Xia Yuan dari tindakannya tersebut.

Dengan refleks, He jichen langsung menyingkirkan lengan gadis itu dan berdiri. Dia lalu berbaik dan melihat bahwa Xia Yuan sedang mengenakan sebuah mini-dress dengan belahan dada yang begitu rendah. Saat itulah dia langsung paham bahwa wanita itu tidak sedang haidꟷitu hanyalah sebuah kedok agar bisa berduaan dengannya.

Satu-satunya alasan dia tidak pernah meledak marah terhadap Xia Yuan sebelumnya adalah karena; satu- dia menghormati ayah Xia Yuan, dua- wanita itu belum pernah melakukan tindakan yang keterlaluan sebelumnya. Akan tetapi semuanya berbeda hari ini. Dia ternyata sama seperti semua gadis lainnya, memainkan peran. Jauh dalam hatinya, He Jichen mendadak merasa sangat jijik. Tanpa memikirkannya, dia langsung berkata terang-terangan, "Pergi ganti bajumu dengan yang pantas. Aku akan membantumu menelepon taksi untuk mengantarmu ke bandara."

Tidak ada hal yang lebih memalukan bagi seorang wanita daripada ditolak mentah-mentah setelah menawarkan dirinya ke pelukan seorang lelaki. Mata Xia Yuan memerah dan dia terdengar memohon ketika berkata: "Jichen, k-kau jangan mengusirku. A-aku hanya…terlalu menyukaimu..."

Chương tiếp theo