Ji Yi membuka tutup botol, tapi tidak segera minum. Ia menoleh ke arah Lin Ya. "ada apa?"
"Tamuku datang..."
Awalnya Ji Yi tidak mengerti maksud Lin Ya sampai dilihatnya wajah Lin Ya memerah. Saat itulah ia menyadari bahwa Lin Ya mengatakan kalau dia sedang haid.
Li Da sedang berendam tidak jauh dari mereka, jadi mungkin Lin Ya takut dia bisa mendengar mereka. Lin Ya menutup mulut dengan tangannya, lalu berbisik ke telinga Ji Yi, "...Barusan aku merasa ada yang aneh, jadi aku pergi beli air. Sebelum kembali, aku mampir ke kamar mandi, dan ternyata memang aku haid. Entah apa yang salah di bulan ini... haidku datang beberapa hari lebih cepat, jadi aku tidak punya persiapan. Mungkin karena aku berendam di air panas. Supermarketnya cukup jauh dari kamar kita dan karena kita hanya menginap satu malam di sini, aku hanya membawa satu celana ganti. Aku kuatir kalau bergerak terlalu banyak, bajuku akan kotor. Jadi Xiao Yi, bisakah kau membeli pembalut untukku?"
Permintaan Lin Ya tidak terlalu sulit, jadi Ji Yi tidak keberatan dan dengan kata "Oh", dia pun berdiri dari bangku itu.
"Terima kasih Xiao Yi. Maaf karena sudah merepotkanmu!" Lin Ya mengangkat alisnya dengan penuh rasa terima kasih dan tersenyum lebar.
"Tidak apa-apa kok," jawab Ji Yi yang kemudian beranjak ke kamar ganti.
Baru beberapa langkah, Lin Ya menyadari bahwa ia melupakan sesuatu. Lin Ya berlari kecil dan menyusul Ji Yi. "Ah, benar! Xiao Yi, kau tidak perlu mengantarkannya ke sini. Aku sedang haid, jadi tak bisa masuk ke dalam air lagi. Aku akan kembali ke kamar untuk istirahat, jadi kau bisa mengantarkannya ke kamarku."
"Mm, baiklah," jawab Ji Yi.
"Terima kasih!" kata Lin Ya lagi. Sebelum Ji Yi beranjak pergi, Lin Ya menambahkan, "Aku hampir lupa Xiao Yi. Aku tidak lagi menginap di sebelah kamarmu—Aku sudah pindah ke kamar 1808."
Ji Yi mengangguk, dan segera beranjak ke ruang ganti.
...
Resor pemandian air panas itu luasnya lebih dari seribu meter persegi, dan tidak ada bis antar-jemput. Ji Yi terpaksa berjalan kaki.
Di supermarket, yang pertama diambilnya adalah sebungkus pembalut untuk Lin Ya. Ia berpikir bahwa teman-temannya pasti merasa lapar setelah berendam di air panas, jadi dia juga mengisi keranjang belanjanya dengan cemilan. Lalu ia membayar semuanya.
Ji Yi kembali ke resor dan naik lift hingga ke lantai 18.
Lantai paling atas semuanya terdiri dari kamar suite[1]1. Jarak antara tiap kamar cukup jauh, sehingga Ji Yi membutuhkan waktu dua menit untuk bisa sampai ke kamar Lin Ya di nomor 1808.
Ia menekan tombol dan menunggu sebentar, lalu mendengar suara langkah kaki yang semakin dekat. Pintu itu pun terbuka.
Ji Yi mengira bahwa yang datang adalah Lin Ya dan baru saja akan bicara. Orang yang membukakan pintu bahkan tidak melihat ke arahnya sebelum menyuruhnya dengan kata, "bawa masuk" dan kembali berjalan ke kamar mandi.
Meskipun Ji Yi tidak melihat siapa yang telah membukakan pintu, ia bisa mengenali orang itu dari suaranya.
Ia mengira Lin Ya hanyalah seorang tuan putri manja yang tidak suka tinggal di kamar biasa, jadi dia rela membayar lebih untuk kamar suite ini. Tapi ternyata ini adalah kamar He Jichen...