Melihat Bukan Hanya Dengan Mata, Melainkan Melihat Dengan Hati.
-------------------
Aku dan Zahid memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Karena ku rasakan pusing setelah naik perahu, terombang-ambing di tengah lautan dan melihat ketidak jelasan.
Untuk masalah sosok putih pucat itu aku tidak bahas lagi, karena keberadaannya pun juga agak membingungkan dan tidak jelas.
Di setiap perjalanan aku hanya diam, menyandarkan kepalaku di punggungnya Zahid.
Kepalaku terasa pusing sekali, seperti di tindih oleh beban yang bertanya sampai berkilo-kilo.
Mungkin karena aku tidak terlalu memperhatikan jalanan ternyata kita sudah sampai.
"Kak, sudah sampai!"
Aku langsung mengangkat kepalaku, turun dari motor dan langsung bergegas ke kamar.
"Hid kaka rehat dulu ya, agak pusing"
Sambil ku pegangi kepala bagian belakang.
"Tak antar yo kak!"
Sambil memegang lenganku.
"Ah gak papa, kaka bisa kok"
"Beneran kak?"
Tanyanya cemas.
"Iya"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com