webnovel

Aku Berjanji

Feng An melihat kehadiran Ah Shen dan mengangkat alis. "Ini..."

Ah Shen menjulurkan tangannya. "Ah Shen."

Feng An mengangguk sambil menjabat tangan Ah Shen. "Feng An."

Gu Qishao juga ikut mengangkat alisnya saat menyadari kehadiran Ah Shen. "Paman, kamu kembali begitu cepat?"

Ah Shen menyipitkan mata. "Apa yang kamu harapkan? Apa kamu tidak ingin aku kembali?"

Gu Qishao memasang senyum tak bersalah saat mengetahui bahwa pikirannya telah terbaca.

"Paman?" tanya Feng An sambil menahan senyumannya.

"Ya. Dia jauh lebih tua daripada aku," ucap Gu Qishao yang sepertinya tidak menyadari tatapan Ah Shen. "Sebagai anak yang baik, tentu aku harus menghormati ahh!"

Gu Qishao berteriak kesakitan saat telinganya dijewer Ah Shen yang entah sejak kapan sudah berada di sebelahnya. "Ah! Paman, kenapa kamu menarik telingaku?! Sakit!"

Feng An tidak bisa menahan tawanya lagi. "Nak, kamu memanggilnya paman. Bagaimana dia tidak marah?"

"Tapi dia memang jauh lebih tua daripada aku!" seru Gu Qishao tak terima.

"Dia seumuran denganku," sahut Feng An.

Gu Qishao melongo. "Sungguh?" tanyanya dengan tak percaya.

Feng An mengangguk yakin. "Umurmu dua puluh empat tahun, bukan?" tanyanya pada Ah Shen.

Ah Shen mengiyakan.

Gu Qishao menatap Ah Shen dengan tatapan kosong. "Tapi... tapi... bagaimana kamu bisa terlihat sangat tua?" tanyanya yang langsung mendapatkan balasan berupa pukulan dari Ah Shen.

Feng Cang melihat adegan ini dan mengetahui satu fakta baru. Hmm, ternyata bukan hanya wanita yang sensitif tentang masalah usia.

Wang Wei menatap Feng Cang lalu melirik Ah Shen. "Aku tidak tahu kalau kamu memiliki selera dengan orang yang jauh lebih tua," ucapnya membuat api yang baru saja akan padam kembali menyala.

Dia sepertinya juga melupakan fakta kalau dia sebenarnya lebih tua daripada Ah Shen.

Gu Qishao menatap Feng Cang dengan serius. "Itukah alasanmu tidak menyukaiku? Karena aku tidak cukup tua?" tanyanya. "Aku bisa membuat kerutan di dahi atau mengecat rambutku dengan warna putih kalau kamu mau."

"Apa kalian ke sini untuk membuat masalah? Kalian sepertinya begitu senggang, huh?" ucap Feng Cang saat melihat Ah Shen yang hampir meledak. Pria itu mungkin akan mengamuk seandainya Feng Cang tidak mencoba menengahi.

Gu Qishao mengerutkan bibirnya, terlihat tidak mau.

"Qiqi, tidakkah kamu masih melakukan syuting drama terbarumu? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Feng Cang sambil tersenyum cerah.

Tetapi, Gu Qishao yang ditatap bisa merasakan bahaya dalam mata gadis itu. "Itu... aku... tidak bisakah aku di sini lebih lama?"

Feng Cang menyipitkan mata dan Gu Qishao tahu bahwa jawabannya pasti tidak.

"Baiklah. Aku pergi," ucapnya sambil melepas celemek di tubuhnya. Dia menoleh ke arah Feng Cang. "Jangan merindukanku nanti."

Sudut bibir Feng Cang berkedut. Itu tidak seakan-akan aku pernah merindukanmu...

Gu Qishao menoleh ke belakang sekali lagi saat dia sudah berada di depan pintu. "Little Cang," panggilnya. "Aku akan pergi."

"Ya, ya, ya, pergilah," ucap Feng Cang dengan malas.

Gu Qishao menatap Feng Cang dengan mata berair seakan-akan dia adalah hewan peliharaan yang ditinggalkan. Dia mengusap matanya sebelum berbalik pergi dan menghilang di balik pintu.

Feng Cang melirik Wang Wei yang masih menyeruput tehnya dengan anggun. "Bagaimana denganmu? Apa kamu tidak sibuk?" tanyanya tajam.

"Tidak," jawab Wang Wei tanpa mengalihkan pandangan dari teh di cangkirnya.

"Aku melihat Feng Jun berjalan dengan terburu-buru di sekitar sini tadi," ucap Feng An. "Dia terlihat seperti sedang mencari seseorang."

Feng Cang menatap Wang Wei. Dia yakin bahwa orang yang dicari pastilah pria di depannya ini. Siapa lagi yang bisa membuat Senior Pertama terburu-buru selain dia?

Wang Wei menatap Feng An. "Kamu juga ingin mengusirku, huh?"

Feng An mengangkat bahu. Dia tidak terlihat takut sedikit pun meskipun ditatap dengan tatapan berbisa Wang Wei. "Aku hanya mencoba memberi tahumu."

Wang Wei menatap Feng An sejenak sebelum meletakkan cangkirnya. "Beri aku satu cangkir lagi," perintahnya.

Feng Cang melotot.

"Aku akan pergi setelah aku menghabiskannya," ucap Wang Wei seakan-akan menyadari apa yang Feng Cang pikirkan. "Aku berjanji."

Chương tiếp theo