webnovel

Teknik Tombak Ular Api

Biên tập viên: Wave Literature

"Pangeran Kesembilan, Anda harus berhati-hati!"

Dengan senyuman di sudut bibirnya, Xue Kai mengalirkan Tenaga Chi dari dalam tubuhnya ke dalam pedang miliknya. Ia mengaktifkan tiga inskripsi Seri Kekuatan dalam waktu bersamaan. Pedang yang ia genggam menjadi seberat 175 kg.

Ia menggenggam pedang itu dengan kedua tangannya, lalu mengayunkan pedang perlahan, di sana terdapat percikan bola-bola Chi di setiap gerakan pedang.

Teknik pedang miliknya terlihat sederhana, namun sesungguhnya itu efisien. Teknik itu tidak memukau, tetapi jika sampai tersapu kekuatan pedangnya maka hancurlah, apa-apa yang dihantamnya.

Zhang Ruochen juga menyalurkan Tenaga Chi miliknya ke dalam Pedang Air Biru untuk mengaktifkan satu inskripsi Seri Es dan satu inskripsi Seri Kekuatan. Pedang itu seketika diselimuti oleh es yang membeku, udara di sekitar pedang juga menjadi demikian.

Zhang Ruochen tahu bahwa ia memiliki kekuatan yang berbeda dengan Xue Kai. Maka ia tidak ingin membalas kekerasan dengan kekerasan.

Zhang Ruochen melakukan gerakan kaki yang misterius sambil mengayunkan pedangnya. Ia hampir menghindari seluruh serangan.

Di sisi lain, Lin Fengxian, yang berdiri di luar arena pertarungan. Ia melihat seluruh gerakan kaki dari Zhang Ruochen. Dan dengan keterkejutan tertentu, ia berbicara pada dirinya sendiri, "bagaimana mungkin ia menggunakan gerakan kaki dari teknik Keterampilan Pedang Suci?"

Setiap teknik dari Tingkatan Ruh memiliki gerakan kaki yang unik.

Dan jika itu dikombinasikan dengan gerakan kaki yang baik, maka teknik pedang miliknya akan mengeluarkan kekuatan yang sesungguhnya.

Sekarang ini, gerakan kaki dari Zhang Ruochen benar-benar terlihat persis seperti teknik Keterampilan Pedang Suci. Maka saat melihat gerakan kaki Zhang Ruochen, bagaimana mungkin Lin Fengxian tidak menjadi lebih terkejut?

Pedang Xue Kai benar-benar sangat berat. Secara alami, itu juga membutuhkan begitu banyak Tenaga Chi.

Selama pertarungan berlangsung, Xue Kai mulai kelelahan. Keringat mulai mengucur dari dahinya dan Tenaga Chi miliknya hampir terkuras separuh.

Strategi awal yang Xue Kai pakai adalah ia ingin mengalahkan Zhang Ruochen dalam beberapa langkah. Namun, setelah sekian gerakan yang ia tampilkan, ia bahkan sama sekali tidak menyentuh pedang Zhang Ruochen.

"Sial!"

"Aku masuk dalam perangkapnya!"

"Ia menghemat energi dan sengaja menyisakan Tenaga Chi."

Xue Kai mengendurkan Tenaga Chi miliknya sesaat setelah ia menyadari hal itu. Sebagaimana jika saat ia mengaktifkan satu saja inskripsi dari Seri Kekuatan maka berat pedang menjadi dua kali lipat. Apalagi tiga!

"Ini saatnya."

Zhang Ruochen melakukan sebuah gerakan!

"Pemandu Pedang Suci!"

Zhang Ruochen mengayunkan lengan dan mengumpulkan energi untuk kemudian melepaskan Semburan Naga yang memiliki panjang delapan meter. Semburan Pedang itu meninggalkan jejak pedang di tanah dan mengarah ke arah Xue Kai.

Xue Kai tidak menyadari itu. Ia tidak pernah menyangka bahwa Zhang Ruochen memiliki kemampuan untuk menggunakan teknik pedang Tingkatan Ruh.

Sebagai reflek, Xue Kai hanya mampu mengaktifkan Tenaga Chi miliknya dan menghalau Semburan Naga itu dengan pedangnya.

"Duarr!"

Semburan Pedang itu mengenai pedang yang digenggam oleh Xue Kai dan melempar dirinya jauh ke belakang. Pakaian yang ia kenakan seketika hangus.

Ketika ia mencoba untuk bangkit dan berdiri, ia telah berada di luar arena pertarungan.

Xue Kai melihat tangannya yang berdarah, lalu menatap Zhang Ruochen, yang berdiri di tengah-tengah arena pertarungan. Dengan terbata-bata, ia mengakui, "aku telah kalah."

Ketika pertarungan berakhir, penonton yang baru saja menyaksikan itu bungkam. Untuk sesaat, mereka tidak sanggup berkata-kata.

Bagaimana mungkin seorang ksatria di Tingkatan Akhir dari Alam Kuning dikalahkan oleh ksatria Tingkatan Fajar?

"Ia telah menguasai Keterampilan Pedang Suci. Itu tidak masuk akal!" Lin Ningshan menjadi terkejut. Ia tidak percaya bahwa Zhang Ruochen bisa menguasai Keterampilan Pedang Suci. Bahkan, sepertinya Zhang Ruochen berada jauh di atasnya.

"Mungkinkah dia adalah laki-laki misterius yang kita temui di Pusat Lelang?"

Lin Fengxian menjawab serius, lalu berkata, "tidak sesederhana itu, Ningshan. Jangan lupa bahwa Keterampilan Pedang Suci yang kita beli adalah bukan cetakan asli, tetapi itu adalah tulisan tangan dari seorang ksatria superior dari Alam Surga."

"Ayah, apa itu berarti bahwa alasan di balik Zhang Ruochen yang berubah drastis selama tiga bulan adalah karena ada seorang ksatria dari Alam Surga yang mengajarinya?" Lin Ningshan bertanya dengan keterkejutan tertentu.

"Sstt!"

Lin Fengxian membentuk kode untuk diam, kemudian berbisik, "biarkan itu menjadi rahasia keluarga. Kita akan berbicara perihal ini setelah kembali ke rumah."

Lin Ningshan mengangguk. Rasa penasarannya bertumbuh bersamaan dengan tatapan mata yang ia lemparkan pada Zhang Ruochen. "Tidak mengherankan jika akhirnya kau dapat dengan mudah menghindari Pemandu Pedang Suci yang aku gunakan. Karena ternyata ia juga mempelajari teknik ini. Berapa banyak rahasia yang kau simpan, Zhang Ruochen?

"Bahkan seorang Xue Kai kalah?"

"Sepertinya Pangeran Kesembilan telah berlatih teknik pedang Tingkatan Ruh. Maka itu sebabnya ia dapat mengalahkan Xue Kai."

"Pangeran Kesembilan pasti sudah mencapai tingkatan Pedang Pengikut Hati. Ia benar-benar seorang jenius dalam teknik pedang."

Tidak ada seorang pun yang berani menganggap rendah Pangeran Kesembilan. Untuknya, mereka memperlakukan Zhang Ruochen sebagai jenius bela diri yang tangguh. Beberapa meyakini bahwa talenta miliknya dapat disejajarkan dengan Pangeran Ketujuh.

Pertarungan selanjutnya adalah Pangeran Kelima melawan Situ Linjiang.

Pangeran Kelima berusia 19 tahun dan telah mencapai Tingkatan Akhir dari Alam Kuning dengan sebuah Tanda Suci tingkat tiga.

Situ Linjiang, seorang jenius andalan dari Keluarga Situ, ia berusia 17 tahun dan juga mencapai Tingkatan Akhir dari Alam Kuning dengan Tanda Suci Api Tingkat Empat.

Situ Linjiang memiliki reputasi yang unggul di kalangan ksatria muda di seluruh kota Yunwu. Dengan talenta yang ia miliki, ia memiliki kesempatan untuk menembus Penyelesaian dari Alam Kuning dan mencapai Alam Hitam sebelum usia 20 tahun.

Situ Linjiang membawa sebuah tombak yang panjang, ia berdiri di tengah-tengah arena pertandingan dengan bangga. Ia menatap Pangeran Kelima yang berdiri di depannya dan berkata dengan santai, "Pangeran Kelima, kau tidak akan mampu mengalahkanku!"

Pangeran Kelima menjawab, "kita berdua berada pada Tingkatan Akhir dari Alam Kuning. Kau pun tidak akan mudah mengalahkanku."

"Kau tentu sudah mengetahui bahwa Tenaga Chi milikku memiliki kekuatan Api. Aku mendapatkan Tanda Suci Api Tingkat Empat. Aku bukan seorang lawan yang imbang untuk ksatria di tingkatan yang sama. Kau tidak akan bisa lolos dari 10 gerakan tombakku." tatapan mata Situ Linhai menjadi lebih tajam, ia memiliki rasa percaya diri yang tinggi.

Para ksatria yang memiliki Tanda Suci dengan sifat alam memang lebih kuat daripada mereka yang hanya mendapatkan Tanda Suci biasa.

"Sungguh? Maka kita harus bertarung untuk menentukan siapa yang lebih kuat." Pangeran Kelima mengambil pedang miliknya. Ia mengaktifkan Tenaga Chi melalui 12 Jalur Aliran Chi miliknya. Ia menyalurkan kesemuanya ke dalam pedang.

"Phhff!"

Ia mengaktifkan tiga inskripsi pedang.

Kemudian pedang itu nampak bersinar dan diselimuti cahaya setinggi satu meter.

Pangeran Kelima melakukan gerakan yang cepat dengan teknik pedang Kelas Menengah Tingkatan Manusia. Ia mengayunkan pedangnya berkali-kali untuk menciptakan sebuah bola petir dan mulai mengarahkannya ke Situ Linjiang.

Untuk mendapatkan peringkat tertinggi di Penilaian Akhir Tahunan, sebagaian besar ksatria muda setidaknya belajar satu, atau beeberapa, yakni teknik pedang Kelas Rendah Tingkatan Manusia. Minimal itu, jika mereka ingin menjadi populer pada saat Penilaian Akhir Tahunan.

Pangeran Kelima tanpa terkecuali. Ia menghabiskan setengah tahun untuk berlatih Keterampilan Pedang Cahaya Surga. Terdapat delapan gerakan di dalam teknik tersebut dan Pangeran Kelima telah menguasai setidaknya tiga.

"Keterampilan Pedang Cahaya Surga adalah kelas menengah" kata Situ Linjiang mengejeknya.

Situ Linhai sepertinya memang terlalu mudah untuk menghindari serangan-serangan yang diberikan oleh Pangeran Kelima. Ia mengayunkan tombak hitam panjang miliknya untuk menangkis setiap serangan yang dilancarkan oleh Pangeran Kelima.

"Cling! Cling!"

Tombak panjang yang menangkis pedang itu mengeluarkan percikan-percikan energi.

"Pedang Awan dan Hujan."

Pangeran Kelima berteriak, kemudian ia melompat ke udara setinggi enam meter, ia menggenggam pedangnya dengan dua tangan, lalu melancarkan serangan.

Percikan cahaya dari pedang miliknya menjadi lebih cerah, itu sangat menyilaukan, dan dengan cepat menuju ke arah Situ Linjiang.

Situ Linjiang yang memiliki 13 Jalur Aliran Chi, itu berarti lebih banyak daripada Pangeran Kelima.

Tenaga Chi milik Situ Linjiang mengalir celat melalui Jalur Aliran Chi dan berkumpul di tangannya.

Tangan miliknya terlihat terbakar, dan api itu ia salurkan ke tombak miliknya. Seketika itu mengaktifkan tiga inskripsi Seri Api secara bersamaan.

"Ular Api!"

Teknik Tombak Ular Api adalah teknik Kelas Superior Tingkatan Manusia.

Tombak miliknya melaju seperti seekor ular api, itu menghancurkan percikan-percikan cahaya yang diciptakan oleh Pangeran Kelima.

"Boom!"

Pangeran Kelima terlempar ke belakang. Jubah boa kerajaan miliknya terbakar api, ular itu membakar habis jubah miliknya.

Situ Linjiang berlari cepat dan mengayunkan lagi tombak miliknya. Pada penghujung tombak tajam miliknya, di situlah letak dada Pangeran Kelima. Hingga akhirnya, seketika itu memaksa Pangeran Kelima duduk di tanah.

Dengan aliran darah yang keluar dari ujung bibirnya, Pangeran Kelima bangkit dari tanah dan menatap Situ Linjiang, yang mana sedang berdiri di tengah-tengah arena pertarungan seperti titisan Tuhan yang membawa tombak. Ia mengklaim, "Teknik Tombak Ular Api! Mengerikan! Jika kau belajar teknik ini sejak pertama kali, aku tidak akan mudah mengalahkan kau hanya dengan tiga gerakan."

Teknik tombak milik Situ Linjiang benar-benar menakjubkan. Ia telah mencapai tingkatan Tombak Pengikut Hati. Terlebih, kesemuanya telah ditunjang oleh kekuatan Api dari Tenaga Chi miliknya, maka ia memang bukan lawan yang seimbang untuk ksatria di Timgkatan Akhir dari Alam Kuning.

Di luar arena pertarungan, Mo Hanlin berkata dengan antusias, "Hanya tersisa Pangeran Kesembilan dan Situ Linjiang sekarang ini! Sepertinya memang Situ Linjiang adalah yang paling kuat dari generasi muda Keluarga Situ. Mungkin memang kita tidak membutuhkan pertarungan final."

"Mengapa?" Qin Ya mengedipkan mata. Bulu matanya panjang dan rapi. Cahaya yang memukau dari kedua matanya sangat berpotensi untuk menggoda setiap lelaki, setiap waktu.

Mo Hanlin berkata, "Dengan tingkat pengolahan yang ia miliki, Situ Linjiang benar-benar ksatria muda yang tidak terkalahkan bahkan oleh ksatria di Tingkatan Akhir dari Alam Kuning. Meskipun Pangeran Kesembilan memang lebih jenius daripada Situ Linjiang, ia tetap masih berada di Tingkatan Fajar dari Alam Kuning. Ia memang dapat mengalahkan Xue Kai, namun untuk dapat mengalahkan Situ Linjiang adalah mustahil."

Hampir setiap orang-orang yang ada luar arena pertarungan memikirkan hal yang sama.

Mereka percaya bahwa Pangeran Kesembilan memang seorang jenius, tetapi mereka ragu jika ia dapat mengalahkan Situ Linjiang sekarang ini.

"Jika Pangeran Kesembilan memiliki kesempatan untuk berlatih selama beberapa tahun, maka bisa saja ia mengalahkan Situ Linjiang. Tetapi untuk saat ini, di sana masih terdapat ketimpangan kekuatan"

Senyum lembut terpancar dari bibir merah Qin Ya, ia berkata, "Jangan remehkan dia. Seorang jenius dipanggil jenius adalah karena ia dapat menciptakan keajaiban. Aku berharap bahwa Pangeran Kesembilan mampu menciptakan sebuah keajaiban. Jika itu terjadi, aku akan semakin tertarik padanya! Hehe!"

Qin Ya menyipitkan kedua matanya, itu seperti membentuk bulan sabit.

Chương tiếp theo