webnovel

Manusia Abadi

Tác giả: Goose Five
Đông phương
Hoàn thành · 2.8M Lượt xem
  • 1230 ch
    Nội dung
  • 4.6
    283 số lượng người đọc
  • NO.77
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Di dunia ini, hanya mereka yang memiliki akar-akar spiritual yang mampu berkultivasi, sedangkan mereka yang berakar mortal ditakdirkan sebaliknya. Mo Wuji hanya memiliki akar mortal, namun akankah ia tetap menjadi mortal? ---------- Ikuti kisah Mo Wuji melawan takdirnya dengan penuh keberanian dan kegigihan. Rasakan jantung Anda berdegup kencang saat ia melalui petualangan dan pertemuan yang menarik. Menangislah saat tragedi menimpanya. Tersenyumlah saat ia menghancurkan lawan-lawannya dan menempa jalan hidupnya sendiri. Ke manakah olahan energinya akan menuntunnya?

Chapter 1Pangeran yang Terjatuh

Prolog:

"Hahahaha… Ruoyin, akhirnya aku bisa memurnikan Larutan Channel Opening ini. Aku telah berhasil…" Di dalam sebuah laboratorium yang berantakan, Mo Wuji tertawa terbahak-bahak, sambil memegang sebuah botol porselen di tangannya seolah-olah ia sudah gila.

"Klang…" Sebuah cangkir jatuh ke lantai, menumpahkan teh kemana-kemana. Seorang gadis cantik yang mengenakan cheongsam merah tua berdiri di tengah pintu, ia menatap Mo Wuji yang histeris dengan tatapan kosong. Beberapa lama kemudian, gadis itu mulai berbicara dengan nada gemetar, "Wuji, kau berhasil? Kau benar-benar berhasil?"

Mo Wuji memandang gadis cantik yang berdiri di pintu masuk itu. Ia tahu bahwa Xia Ruoyin datang untuk menghidangkannya secangkir teh. Sepotong informasi ini telah sangat mengejutkan Xia Ruoyin; dan karena terlalu bersemangat, cangkir itu terselip dari genggamannya dan terjatuh ke lantai.

"Ruoyin, tidak akan ada kesalahan kali ini. Aku hanya mencoba setengah dari isi botol itu, tapi aku sudah bisa merasakan seakan-akan ada api yang membakar meridianku yang perlahan-lahan terbuka dan melebar. Pada saat ini, meridianku masih berada dalam proses pembukaan, tapi kita sudah berhasil."

Mo Wuji dengan bangga berjalan ke arah gadis itu sambil membawa botol porselen itu dan menggenggam tangannya. "Ruoyin, masa-masa ini sudah sangat sulit untukmu. Selama bertahun-tahun ini, aku telah mendedikasikan diri untuk meneliti Larutan Pembuka Saluran dan aku tidak bisa menjagamu sepenuhnya. Malah kau yang harus menjagaku. Mari kita menikah. Setelah itu, kita akan membuka sebuah perusahaan khusus untuk produksi Larutan Pembuka Saluran ini. Aku yakin bisnis kita akan menjadi sensasi di seluruh dunia."

Gadis itu akhirnya bisa menenangkan dirinya, namun ia masih berkata-kata dengan nada gemetar, "Apa kau mencatat semua rumus obat itu?"

Mo Wuji menganggukkan kepalanya, "Ruoyin, jangan khawatir. Aku mempunyai semua informasinya di laptopku. Kemari, lihatlah…"

Setelah Mo Wuji selesai bicara, ia berbalik dan berjalan ke arah laptopnya.

Tiba-tiba, ia merasakan sesuatu yang dingin, diikuti dengan sakit yang luar biasa dari punggungnya. Kemudian ia melihat ujung pisau muncul dari dadanya, ia sadar seseorang telah menusuk punggungnya dari belakang.

Rasa sakit itu membuat kepalanya terasa sangat pusing dan tenaganya mulai menghilang. Perlahan-lahan Mo Wuji menoleh ke belakangnya dan dengan setengah sadar ia melihat tangan yang menusukkan pisau itu. Xia Ruoyin lah yang telah menusuknya. Dengan mata terbelalak, ia bergumam, "Ruoyin… Mengapa? Mengapa?"

Ia masih tidak percaya kekasihnya yang sangat ia cintai selama bertahun-tahun akan menusuknya.

"Maafkan aku, Wuji. Maafkan aku…" tangan Xia Ruoyin bergetar dan rasa menggigil mulai merambat ke tubuhnya. Dia telah membunuh kekasihnya. Laki-laki itu adalah orang yang dia cintai selama lebih dari satu dekade dan juga orang yang telah memberikan kasih sayang tak terbatas padanya.

Dua tetes air mata keluar dari sudut mata Mo Wuji. Ia merasakan badannya semakin dingin. Kemudian ia mulai kehilangan kesadaran dan cahaya dari matanya mulai redup. Meskipun begitu, ia tidak mau memejamkan matanya. Ia tetap menatap ke arah Xia Ruoyin sambil bergumam, "Jika kau menginginkan rumusnya… kau hanya perlu mengatakannya dan aku akan memberikannya padamu…mengapa?"

Mo Wuji tidak meneteskan air matanya karena ia sedang sekarat. Karena sepanjang yang ia ingat, ia tidak pernah menangis selama hidupnya. Namun, hari ini, apa yang membuatnya sakit bukanlah tusukan pisau di punggungnya itu, tapi rasa sakit karena pengkhianatan dari kekasihnya.

Mungkin bahkan Xia Ruoyin pun tidak tahu posisinya di dalam hati Mo Wuji. Jika ia meminta Mo Wuji mati untuknya, lelaki itu pasti akan melakukannya. Namun, Xia Ruoyin, wanita yang Mo Wuji rela mati untuknya, telah menusuknya di hari yang sangat penting ini.

Mungkin pertanyaan itu tidak akan terjawab untuk waktu yang lama. Mungkin juga ia tidak akan bisa beristirahat di kuburannya. Akhirnya mata redupnya mulai menutup, meninggalkan jejak dua tetes air mata di sudut matanya.

"Pa-ta…" Xia Ruoyin juga mulai meneteskan air matanya, yang jatuh ke sudut mata Mo Wuji, menghapuskan air mata di wajahnya.

_________________________

Pangeran yang Terjatuh

"Kuaakk…" Suara lengkingan burung gagak membangunkan Mo Wuji. Sesaat setelah ia mengangkat kepalanya, ia melihat seekor gagak terbang di atasnya, yang menghilang dengan cepat bersama dengan pekikan melengkingnya.

"Di mana aku?" Mo Wuji merasa aneh. Sepertinya ia tengah terduduk di sebuah kuburan yang baru saja ditimbun, dikelilingi oleh tujuh atau delapan anak kecil yang berlutut di hadapannya. Di antara mereka, seorang anak perempuan yang mengenakan rok bunga-bunga berwarna biru sedang membawa sebuah keranjang bambu di sampingnya.

Ketika Mo Wuji masih merasa bingung dengan situasinya saat ini, anak perempuan itu berbisik dengan suara lembut, "Semuanya telah bersikap baik hari ini, tapi, sudah tidak ada permen lagi, jadi kami akan pulang, kami akan datang besok untuk bermain lagi."

"Bukankah permainan ini dimainkan di dinasti kaisar sebelumnya? Mengapa keadaan ini terasa sangat akrab?"

Mo Wuji merasa syok karena situasi ini terlihat seperti adegan terakhir dalam sebuah novel yang memiliki karakter bernama Mu Rongfu. Mu Rongfu menjadi gila karena apa yang harus ia lakukan untuk negaranya. Sepupu perempuannya yang cantik dan juga merupakan gadis yang ia cintai sejak kecil bernama Wang Yuyan telah meninggalkannya untuk bersama dengan laki-laki lain, dan pada akhirnya, satu-satunya yang masih berada di sisinya adalah seorang pelayan bernama Abi. Sedangkan adegan saat ini adalah adegan setelah Mu Rongfu menjadi gila karena ia telah kehilangan negaranya dan Abi mengumpulkan beberapa anak kecil untuk bermain dengannya.

"Panjang umur Rajaku, selamat tinggal Rajaku. Kami akan kembali untuk makan permen-permen lagi besok…" anak-anak itu berjalan pulang setelah mengucapkan kata-kata yang tidak beraturan itu.

Mo Wuji menatap ke seluruh penjuru tempat ini, dan ia memperhatikan ada beberapa pria dan gadis muda yang berjalan melewatinya. Saat ia menetapkan pandangannya ke arah seorang wanita yang mengenakan rok ungu, ia sangat tergila-gila dengan kecantikannya hingga ia benar-benar lupa akan situasinya saat ini.

Wanita yang mengenakan rok ungu itu menatap balik ke arah Mo Wuji, dia merasa keheranan, bersimpatik, dan kecewa dengannya. Sedangkan pria dan gadis menarik lainnya terlihat sedang membicarakan dan menertawakannya saat mereka melewatinya.

"Tidak mungkin…"

Tiba-tiba, Mo Wuji memikirkan sebuah skenario yang sangat buruk. "Mungkinkah setelah aku mati, aku terlahir kembali ke tubuh Mu Rongfu? Apakah jiwa seseorang benar-benar bisa tertukar ke tubuh orang lain di dunia ini?"

"Dan mengapa jiwaku tertukar ke sini? Apa yang aku lakukan sebelum ini?"

Saat itu juga, kepala Mo Wuji terasa sakit. Akhirnya ia mengingat saat ia telah berhasil mengembangkan larutannya, kekasihnya yang ia rela mati untuknya tiba-tiba menusuknya. Pikiran ini membuat nyawa Mo Wuji diselubungi rasa sedih…

Sakit kepalanya yang sangat menyiksa membuatnya tidak lagi memikirkan hal ini lebih jauh. Terlalu banyak jumlah informasi yang membanjiri kepalanya saat ini. Hanya setelah dua jam berlalu barulah akhirnya Mo Wuji memahami apa yang sebenarnya terjadi.

Ia menyadari bahwa sekarang ini bukanlah dinasti Song lagi, dan ia tidak hanya terlahir kembali ke tubuh Mu Rongfu.

Bahkan tempat ini bukanlah Planet Bumi! Saat ini ia sedang berada di Kota Rao Zhou, ibukota provinsi Cheng Yu. Ia dipanggil dengan nama Mo Xinghe, pangeran dari Prefektur Qin Utara. Ayahnya menamainya Mo Xinghe untuk mengikuti nama kekaisaran Xing Han.

Mo Xinghe tidak bisa ingat seberapa besar dunia ini, namun ia tahu bahwa Kekaisaran Xing Han bukanlah satu-satunya kekaisaran, setiap kekaisaran dibagi menjadi negara-negara bagian, dan setiap bagian dibagi lebih jauh menjadi banyak prefektur.

Mo Xinghe tinggal di Prefektur Qin Utara di dalam negara bagian Cheng Yu, dan Cheng Yu terdapat dalam Kekaisaran Xing Han.

19 tahun lalu, kakek Mo Xinghe, Mo Tiancheng, adalah penguasa Prefektur Qin Utara, dengan pangkat kebangsawanan seorang Lord. Setelah kakeknya tiba di negara bagian Cheng Yu, ia tiba-tiba menghilang. Alhasil, Prefektur Qin Utara membutuhkan penguasa baru, dan penguasa ini harus mendapatkan perizinan dari Lord Negara Bagian

Jika bukan karena hilangnya Mo Tiancheng secara tiba-tiba, Mo Tiancheng dapat mewariskan kekuasaannya ke anak-anaknya dan melaporkan hal itu ke Lord Negara Bagian. Namun, Mo Tiancheng terlanjur menghilang dan dia tidak sempat mewariskan kekuasaannya secara resmi ke siapapun. Maka, penerusnya harus sendirian menuju ke negara bagian untuk mengambil alih tahtanya di depan semua Lord prefektur dan negara lainnya.

Orang tua Mo Xinghe memutuskan untuk membawanya ke Kota Rao Zhou karena dua hal. Pertama, mereka ingin mencari tahu lokasi Mo Tiancheng. Kedua, ayah Mo Xinghe, Mo Guangyuan, selalu ingin diakui keberadaannya oleh bangsawan penguasa lain dan mendapatkan warisan kekuasaan dari ayahnya.

Sebenarnya, mewarisi kekuasaan adalah masalah yang sederhana, tidak ada yang menyangka bahwa masalah tersebut akan diisi oleh banyak sekali perkara yang berbeda-beda. Orang tua Mo Xinghe telah menghabiskan banyak sekali uang, dan pergi ke sana kemari untuk mengurus hal itu selama lebih dari satu dekade; namun, mereka masih belum bisa mendapatkan kekuasaan itu.

Orang tua Mo Xinghe meninggal akibat terserang penyakit dan ayahnya menurunkan obsesinya menjadi ahli waris kekuasaan prefektur itu kepada Mo Xinghe. Dengan meninggalnya orang tua Mo Xinghe, keluarga Mo Xinghe akhirnya kehabisan semua uangnya. Kemudian Mo Xinghe mulai melakukan usaha-usahanya selama beberapa tahun tanpa mendapatkan hasil yang berarti. Saat ia tahu bahwa prefektur Qin Utara telah diambil alih oleh Lord Negara Bagian Cheng Yu, Mo Xinghe menjadi gila, kemudian Mo Wuji terlahir kembali menjadi Mo Xinghe.

Mo Wuji juga berusaha mengingat siapa gadis yang memakai rok ungu itu. Namanya Wen Manzhu, dan ayahnya adalah sahabat karib orang tua Mo Xinghe. Mo Xinghe dan Wen Manzhu adalah teman bermain yang sangat dekat semasa kecil, dan meskipun keduanya tidak saling berjanji satu sama lain, semua orang setuju bahwa dua anak itu akan tumbuh dewasa bersama dan menjadi sepasang kekasih.

Sejak Klan Mo kehilangan kesempatan mereka untuk naik tahta, bersama dengan kematian orang tua Mo Xinghe dan hilangnya kewarasan Mo Xinghe, lama-kelamaan Klan Wen mulai meninggalkan dari Mo Xinghe. Setelah Wen Manzhu dewasa, dia berpisah dari Mo Xinghe dan memilih mendekati pangeran-pangeran dari keluarga-keluarga lain yang berpengaruh penting di daerahnya.

Saat merasakan dua tetes air mata jatuh ke punggung tangannya, Mo Wuji mengangkat kepalanya dari kedua lututnya, ia melihat ada seorang gadis muda lain di hadapannya, gadis itu sedang bersedih, ada bekas luka di wajahnya.

Sama halnya dengan Abi yang dengan setia menemani Mu Rongfu, gadis yang bernama Yan'Er ini adalah satu-satunya orang yang menemaninya meskipun dia hanya seorang pelayan. Jika tidak berkat Yan'Er, Mo Wuji tidak akan bisa lahir kembali dan tidak akan ada yang tahu berapa lama Mo Xinghe yang asli telah meninggal.

Selain bekas luka di wajahnya, Yan'Er juga menderita malnutrisi. Kulitnya pucat, seluruh rambutnya pirang, dan dia terlihat kurang bertenaga, tidak seperti gadis-gadis muda lainnya.

"Ini masih tidak masuk akal…" Mo Wuji gemetaran. Klan Mo masih merupakan bagian dari klan kerajaan, jadi meskipun ayah Mo Xinghe tidak bisa mewarisi kekuasaan itu, di negara yang kaya ini, seharusnya ia tidak akan meninggal akibat penyakit dalam keadaan miskin. Mustahilkah baginya untuk meninggalkan Kota Rao Zhou dan kembali ke Prefektur Qin Utara secepatnya? Atau sebagai alternatif, tidakkah ada yang mau menyelamatkan atau memberikan uang kepada klan Mo?

Sudah jelas ada yang ganjil di sini…

Mo Wuji mendongak dan melihat Yan'Er mengusap kedua matanya yang sedikit memerah, dengan suara lembut dia bertanya, "Paduka Raja, bisakah kita kembali sekarang?"

Mo Wuji mengangguk dan menghela nafas, tidak hanya karena Yan'Er namun juga karena keadaan dan kondisi tubuhnya saat ini. Bahkan saat memainkan permainan yang kekanak-kanakan itu, Yan'Er masih harus bersikap sopan dan meminta izin padanya seakan-akan gadis itu sedang berada di bangunan kekaisaran yang sesungguhnya.

Meskipun begitu, tubuh Mo Wuji pulih dengan sangat cepat dan merasa bahwa dia harus marah pada dirinya sendiri. Perasaannya campur aduk tentang apakah ia harus bersyukur karena ia tidak mati, patah hati karena kekasihnya adalah orang yang berkomplot melawan dia, atau bersedih karena ia tak bisa lagi kembali ke Bumi.

Melihat Mo Wuji terdiam beberapa lama, Yan'Er yang bersikap terlalu hati-hati mengulangi perkataannya, "Paduka, langit sudah mulai gelap…"

Mo Wuji kembali menghela nafas saat ia melihat ke matahari yang terbenam di kejauhan. Ia tidak yakin apakah karena ia berpikir tentang Mo Xinghe, atau karena ia masih bersedih atas takdirnya sendiri. Ia menghela nafas lagi dan akhirnya berkata, "Mari pulang ke dinasti…"

Setelah berkata demikian, ia ingin berdiri, menepuk-nepuk tanah di kakinya, dan pergi. Namun, karena kakinya bersila dalam waktu yang lama, kakinya menjadi mati rasa. Untungnya, Yan'Er ada untuk menolongnya berdiri.

Saat Yan'Er menolongnya berjalan keluar dari hutan kecil itu, Mo Wuji masih mengatur semua pikiran dan ingatan yang tersisa di kepalanya.

"Dunia macam apa ini…?" Keduanya sedang berjalan tidak bersuara selama beberapa menit, saat Mo Wuji menggumamkan ini pada dirinya sendiri.

"Paduka Raja, apa yang baru saja Anda katakan?" Yan'Er bertanya karena ia tidak mengerti apa yang dikatakan Mo Wuji barusan.

Mo Wuji menggelengkan kepalanya, "Yan'Er, tolong jangan panggil aku Paduka Raja lagi, panggil aku dengan namaku saja."

Karena Mo Wuji dan Yan'Er masih akan tinggal bersama nantinya, masih ada beberapa yang harus dijelaskan.

Merasa sedikit tersentuh, Yan'Er bertanya dengan bersemangat sembari tangannya yang gemetar menjinjing sebuah keranjang bambu, matanya berkaca-kaca, "Tuan Muda, apakah Anda sudah merasa baikan?"

Mo Wuji menjawab sambil sedikit tersenyum ragu, "Mungkin aku belum seutuhnya pulih atau mengingat apapun, tapi aku tidak akan berkelakuan dan bermimpi seperti orang idiot lagi seperti sebelumnya."

Mo Wuji takut untuk memberitahu yang sebenarnya, jadi ia bilang saja bahwa ia belum pulih seutuhnya.

"Lalu…" Yan'Er terlihat seperti akan mengatakan sesuatu, tapi ia terlihat tidak berani.

Mo Wuji tahu Yan'Er ingin bertanya apakah ia ingin bermain lagi dengan anak-anak kecil itu besok, namun ia takut jika memainkan permainan itu akan mengingatkannya pada insiden dinasti sebelumnya, dan akan membuatnya kembali tidak waras.

Sambil menepuk punggung Yan'Er, Mo Wuji tertawa dan berkata, "Aku telah menjalani kehidupan Kaisar sebelumnya dan aku sudah muak dengan itu. Kita tidak usah datang besok dan sebagai gantinya, kita harus berpikir tentang bagaimana melanjutkan hidup besok."

Yan'Er menjatuhkan keranjang bambu yang dipegangnya, air mata bergulir di pipinya lalu jatuh berlutut di lantai. Sepertinya dia tidak bisa berhenti bergumam pada dirinya sendiri…

Bạn cũng có thể thích

Legenda lima pendekar dan seekor Naga

Menceritakan seorang anak bernama AmeRyusaki yang dapat melihat masa depan dan kejadian dimasa lalu. Dia bersama ke lima temannya Anne yuma, Ryuzaki santa yuma, Kuzaki daterasu, Inoe matsu yuuma dan Reishi Sumadara berusaha membebaskan Kerajaan yang telah jatuh ke tangan Raja Iblis Sahamaru. Perjalan kehidupan yang membuka hati, pikiran dan pandangan mata mereka bahwa Dunia tidak seperti yang mereka fikirkan selama ini. Raja Sahamaru yang bercita-cita menguasai seluruh Dunia dan alam semesta. Membawa perang keseluruh Dunia termasuk ke dunia naga setelah menaklukan 6 Dunia tinggal satu dunia yang belum tersetuh. Dia akhirnya disegel oleh Sang Kaisar Naga dibantu sebelas orang lainnya. Perjalanan Hidup Ame ryusaki dan Anne menjadi pasangan tak terkalahkan. Melawan Pasangan Sahamaru dan Shinta shiro yuma. Takdir dari Puteri Naga kembar yang bertarung sampai mati. Dan perebutan kekuasaan yang menyebabkan kehancuran Dunia. Takdir putera cahaya menjadi penerang Dunia dan pembimbing jalan kedamaian. Kebangkitan 3 Dewi Takdir yang merupakan Makhluk yang ditunjuk Yang maha kuasa untuk menjaga keseimbangan dimensi. Muncul 10 Makhluk tanda kiamat. Mempercepat terjadinya perang yang akan menghancurkan atau menyelamatkan Alam semesta. Siapa yang akan berdiri diakhir mereka-mereka yang mengaku Dewa-Dewi bertarung untuk bertahan hidup. Perang yang merupakan perang akhir zaman Dewa dimulai Munculnya Tujuh Kaisar Agung Zaman kuno, Tujuh belas Dewi Naga tertinggi, Delapan Primordial Agung yang setara Dewa, Bangkitnya Lima Kaisar tertinggi zaman baru dan munculnya Sepuluh Makhluk akhirnya. Di sebuah dunia penuh keajaiban dan misteri, hiduplah seorang anak bernama Ame Ryusaki yang memiliki kemampuan luar biasa: melihat masa depan dan masa lalu. Bersama lima temannya—Anne Yuma, Ryuzaki Santa Yuma, Kuzaki Daterasu, Inoe Matsu Yuuma, dan Reishi Sumadara—mereka memulai perjalanan epik untuk membebaskan kerajaan mereka yang jatuh ke tangan Raja Iblis Sahamaru.Raja Sahamaru, yang bercita-cita menguasai seluruh dunia dan alam semesta, telah membawa perang ke enam dunia, termasuk dunia naga. Setelah menaklukkan keenam dunia tersebut, hanya satu dunia yang belum tersentuh. Namun, kekuasaannya dihentikan sementara oleh Sang Kaisar Naga yang, dengan bantuan sebelas orang lainnya, berhasil menyegel Sahamaru.Di tengah perjalanan mereka, Ame Ryusaki dan Anne menjadi pasangan tak terkalahkan, melawan kekuatan jahat Sahamaru dan Shinta Shiro Yuma. Nasib mempertemukan mereka dengan Puteri Naga kembar yang bertarung sampai mati, serta melihat perebutan kekuasaan yang menyebabkan kehancuran dunia.Dalam perjuangan mereka, Ame Ryusaki terungkap sebagai Putera Cahaya, yang takdirnya adalah menjadi penerang dunia dan pembimbing jalan kedamaian. Mereka juga menyaksikan kebangkitan tiga Dewi Takdir, makhluk yang ditunjuk Yang Maha Kuasa untuk menjaga keseimbangan dimensi. Namun, dengan munculnya sepuluh makhluk tanda kiamat, perang besar yang menentukan nasib alam semesta semakin dekat.Perang akhir zaman Dewa pun dimulai, dengan kemunculan Tujuh Kaisar Agung Zaman Kuno, Tujuh Belas Dewi Naga Tertinggi, Delapan Primordial Agung setara Dewa, serta Bangkitnya Lima Kaisar Tertinggi Zaman Baru dan Sepuluh Makhluk Akhirnya. Mereka semua memeriahkan perang kolosal yang akan menentukan nasib seluruh alam semesta.Di akhir perjuangan ini, siapakah yang akan berdiri sebagai pemenang? Para Dewa dan Dewi bertarung untuk bertahan hidup, dan hanya yang terkuat yang akan berdiri di puncak. Perang kolosal akhir zaman ini akan menentukan masa depan dunia dan alam semesta, membawa harapan baru atau kehancuran total. Memeriahkan perang kolosal akhir seluruh alam semesta

MuhammadFauziInsan · Đông phương
4.9
152 Chs

3 Bulan di BALI

Karim yang berasal dari Bekasi mengunjungi kawannya dan memenuhi undangan dari Bondan yang bekerja sebagai pedagang Baju dan Pakaian di Pulau Bali. Dia bersama Bondan berkomunikasi dengan Gaib di pulau itu karena pekerjaan Bondan yang bisa berkeliling ke seluruh pasar di bali. Pertemuannya dengan Bli Ketut juga memberikan pengalaman yang cukup banyak dalam mengunjungi beberapa tempat di bali dan berkomunikasi dengan gaib-gaib di Pulau itu. *** "Assalamu'alaikum kang, udah sampai belum dan dah dijemput belum oleh kang Bondan?" chat Bli Ketut. "Wa'alaikumsalam Bli, Alhamdulillah sudah sampai bli, tapi kayaknya belum bisa hari ini saya ke sana, mungkin dua atau tiga hari lagi saya ke sana bli," balesku. "Ya ndak papalah, yang penting sampeyan dah sampai, dan selamat," chatnya. "Siap bli, terima kasih sebelumnya," balesku. "Sudah ke sini saja segera, banyak kerjaan nih disini," balesnya. "Kerjaan apa bli?' tanyaku. "Ini tundukkan gaib disini, hahahahaha," balesnya. "Iya bli santai saja, merekaa gak kemana-mana kok," balesku. "Hahahaha..iya mereka menunggu sampeyan kang, udah gak enak ini badan saya sudah banyak yang nyerang saya," balesnya. "Ya dikasih makan saja dulu kang, kasih kopi dulu, ahahahaha" balesku **** "Saya Raden Batur, penguasa terkuat Gunung Batur, wujudku Siluman Naga...hahahahhaa," katanya keras menggelegar suaranya sehingga kang Bondan mulai ketakutan. "Ohh, kamu Raden Batur namanya, hhmmm...perkenalkan saya jamaah dari Penguasa Alam Gaib," kataku kepada Raden Batur. "Haduuh maaf beribu maaf saya tak tahu dan tak sopan kepada kamu..." katanya sambil menunduk dan menyembah kepada kang Bondan. "Ya sudah, gak papa, silahkan duduk saja yang baik," kata kang Bondan. "Ya, terima kasih," katanya. "Lah, kamu sudah lama jadi penguasa Gunung Batur?" tanya kang Bondan. "Saya sudah 950 tahun ada di sini," katanya. "Hmm, dah lama juga ya?saya mau tau mengenai beberapa hal saja mengenai Gunung Batur," Kata kang Bondan.

Santri Kang Indra · Đông phương
Không đủ số lượng người đọc
16 Chs