Takdir (Bagian 2)

Naga itu mencoba dan menelan batu bata tersebut. Setelah beberapa detik, cahaya merah bersinar pada seluruh tubuhnya.

Setelah memakan batu bata tersebut, naga itu menjadi lebih bertenaga.

"Inilah makanan kesukaan kami… Kuharap kau punya lebih banyak. Sebagai imbalan, kau akan kuberi izin masuk ke gua bukuku. Untuk nafas naga itu…" Naga itu menghela nafas, hingga tercipta pusaran angin dingin di dalam gua.

"Aku sudah tidak punya cukup kekuatan untuk melepaskan nafas naga… Seperti yang kau lihat, tubuhku sudah membusuk. Kematianku tak akan lama lagi…"

"Gua buku? Bukankah kau tidak punya mata…" Angele sedikit terkejut.

"Saat kau melihatnya, kau akan mengerti…" Naga itu tersenyum dan menggerakkan ekornya, memperlihatkan sebuah gua kecil di sisi dinding.

Angele menoleh ke arah naga itu, kemudian ia masuk ke dalam gua itu.

Ia memasuki gua, melewati sebuah lorong hitam kecil, hingga sampai ke sebuah taman yang luas.