webnovel

The Sicreet Izsabella.

Tác giả: Ddewi
Kinh dị ma quái
Đang thực hiện · 10.8K Lượt xem
  • 2 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • N/A
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Chapter 11. Hati Ku Penuh Dengan Luka.

Pagi hari yang cerah telah membangunkanku . Matahari telah menyinariku, suara kicauan burung di udara dan pepohonan , ayam berkokok , seperti alarm jam di luar sana. Alarm jam ku berbunyi dengan keras . Aku terbangun dari tidur ku dengan kondisi sangat lelah dan mengantuk. Aku lelah karena tadi malam aku pergi ke cafe bersama teman teman ku disana. Ya... itu kebiasaan ku saat aku keluar malam bersama teman teman ku. Kegiatan malam ku ini tadinya sangat menyenangkan , tapi sekarang kegiatan malam ku itu ternyata membosankan. Aku sekarang tidak mau lagi berkeliaran malam itu lagi. Karena aku sudah bosan , kemudian aku dirumah sendirian bersama bibi atau pembantu ku. Emang sih kegiatan di rumah suasana nya berbeda dengan kegiatan malam yang aku lakuin seperti biasanya. Aku di juga sangat bosan di rumah , hanya bermain ponsel , dan membaca. Aku bingung ,aku membuat kegiatan apa lagi saat ini. Saat ini orang tua ku meting ke luar negeri , begitu juga dengan adiku , Steisy. Aku tidak tahu harus apalagi. Pagi hari itu aku berangkat sekolah . Biasanya aku sarapan kemudian berpamitan sama ayah dan ibuku. Kali ini berbeda. Aku makan tanpa adanya berbincangan sama orang tua ku. Aku menjadi tidak berselera makan.Aku makan hanya 2 sesuap nasi saja. Seandainya aku bisa menangis di hadapan ayah dan ibu. Akan tetapi aku tidak bisa. Lalu aku pergi ke sekolah diantar sama pak sopir itu. Di tengah perjalanan menuju ke sekolah aku menulis data biodata ku dan diary ku.

Namaku Izsabella Reynatalina. Pangil aku Izsabella. Aku lahir dari keluarga yang sangat sibuk. Mereka mementingkan pekerjaanya sendiri di bandingkan buah hati mereka sendiri. Aku sangat sedih melihat ayah dan ibuku dengan kegiatan yang mereka lakukan. Adiku juga sedih melihat orang tuaku begitu. Walaupun Steisy itu masih remaja , ia tetap memikirkan perasaan ku dengan lembut seperti teman sejatiku sendiri. Saat sampai di sekolah di depan gerbang pintu yang di jaga seorang securitty. Aku masuk ke gerbang lalu aku disapa sama pak securitty seperti biasanya. Aku berjalan menuju kelas sambil membawa buku harian ku. Aku duduk di bangku posisi tengah di sebelah kiri dengan barusan bangku ke 2 . Di sekolah biasanya aku bergaul sama Arsha, dan Mayge . Itu pun sahabat terbaiku. Biasanya aku datang langsung menungu mereka berdua. Tapi mereka berdua tidak berangkat tanpa alasan. Aku duduk sambil mengerjakan tugas sekolah ku yang belum selesai. Saat aku sedang menulis jawabaan dari soal tugas ku tersebut, tiba tiba Naomi dan Cizka langsung ke tempat ku tersebut . Aku tahu mereka berdua datang untuk mengangguku seperti mereka lakukan saat Arsha dan Mayge tidak ada di sini. Mereka berdua datang kepadaku dengan ekspresi ingin mengerjaiku.

" Ehh, ada izsabella. Lo lagi ngapain ?" kata Cizka dengan tidak suka melihat ku.

" Ini aku lagi ngerjain tugas bahasa inggris . Kalian jangan gangu aku lagi." kataku dengan takut mereka menganggu dengan 3 bulan kalinya.

" Yeee... siapa bilang kita kita ganguin lho. Sok tahu lho." kata naomi tidak menerima ucapan ku tadi.

" Iya ,aku dan naomi ingin bantuin lo ngerjain tugas kamu itu." kata cizka dengan mengeluarkan senyuman manis ia lakukan kepadaku. Aku melihat mereka ada yang tidak beres dengan rencana yang mereka lakukan kepada ku selanjutnya. Naomi melihat pengaris aluminium dgn warna silver berkilauan seperti besi. Mata cizka berkedip kedip seperti membawa isyarat kepada naomi. Beberapa detik kemudian, Naomi memegang pulpen ku dan mencorat coret buku yang ku kerjakan tadi. Sedangkan cizka memegang kedua tangan ku dengan erat, kemudian cizka menarik pengaris yang ada di gengamanku , dengan kencang nya ia tarik seperti menarik pedang. Tanganku teriris oleh pengaris ku itu dengan tajam . Aku berteriak dengan kesakitan yang aku alami . Ku buka tangan ku dengan pelan pelan , ternyata telapak tangan ku tergores dan di selimuti oleh darah kedua tangan ku tersebut. Darah yang berada di kedua telapak tanganku menetes dengan deras. Aku menagis dan menahan luka di tangan ku tersebut. Naomi dan Cizka melihat tangan ku itu , mereka berdua tidak peduli terhadap luka ku ini. Mereka berdua tetap saja mengejeku . Aku tidak tahan lagi dengan nasib ku seperti ini terus. Aku langsung lari lari ke kamar mandi untuk membasuh kedua telapak tangan ku. Aku juga tidak tahu Naomi dan Cizka mengikutiku. Saat aku ke dalam toilet kamar mandi , aku menangis dengan penuh kepedihan yang ku alami. Tuhan , kenapa aku diber ujian yang begitu berat dan pahit ini? Aku seperti tak tahan lagi dengan kondisi seperti ini sepanjang masa . Dalam hati ku ini penuh dengan luka yang sangat perih seperti ditusuk duri yang sangat tajam , lebih dari luka yang berada di telapak tangan ku ini penuh dengan darah. Aku masih berada di kamar mandi dengan kesakitan , naomi dan Cizka masuk ke depan tempat masuk nya kamar mandi seperti kamar mandi umum. Naomi dan Cizka berjalan mengendap endap supaya aku tidak mendengar langkah langkah mereka. Aku masih membersihkan darah yang berada di telapak tangan ku

Sambil menagis gara gara kejadian tadi. Naomi dan Cizka mepermainkan ku lagi dengan mengunci pintu kamar mandi yang ku tempati. Dengan perlahan lahan Naomi dan Cizka mengunci pintu itu tanpa ku sadari aku terkurung di dalam kamar mandi. Mereka berdua langsung pergi meningalkan ku. Aku berteriak dengan keras untuk meminta bantuan orang lain. Sampai pukul 16.37, aku masih terkurung dalam kamar mandi . Aku tidak kuat lagi untuk berteriak meminta tolong.Aku kehilangan suara ku karena teriak tadi. Aku menangis dan ketakutan di dalam kamar mandi selama 6 jam. Aku kelaparan, kehausan, dan terpaksa aku harus minum air mentah atau air bak di dalam kamar mandi. Di dalam kamar mandi rasanya panas dan sesak untuk bernafas. Karena rasannya panas , aku mengeluarkan banyak keringat di sekujur tubuh ku. Aku mulai berfikir tentang kehidupan ku ini. Apakah aku akan pergi jauh dari dunia ini ? Tapi bagaimana dengan orang tuaku dan adiku steisy. Saat di rumah ku , suasana keluargaku penuh dengan keprihatinan . Orang tuaku dan steisy kawatir dengan ku. Aku tidak tahu kalau orang tuaku sudah pulang ke rumah. Ibuku berulang kali menelfon teman teman ku tentang keberadaan ku. Aku masih di dalam kamar mandi. Kondisi bada ku sangat lemah dan tidak bisa bergerak. Lalu aku tergeletak dan tidak sadar kalau aku ini pingsan. Aku juga tidak sadar kalau ada bantuan datang kepadaku. Lalu aku di bawa ke rumah sakit terdekat. Aku di periksa mengunakan alat kembali nya bernafasnya jantung. Saat sudah di periksa aku mengalami kondisi koma. Orang tua ku sedih begitu juga dengan steisy . Aku telah membuat keluarga ku khawatir dan sedih. Kemudian aku di temani oleh sahaat baiku di sekolah.

16 hari berlalu. Aku membuka mataku dengan perlahan lahan . Ku gerakan tangan ku dengan perlahan lahan . Rupanya tangan ku sudah terobati di selimuti oleh kain kasa. Aku melihat adiku menangis karena diriku yang penuh dengan luka. Sambil menemaniku dan memegang tangan ku dengan bertanya tanya tentang diriku saat aku di tinggal oleh keluarga ku.

". Dek , kamu gak usah nangis. " kataku sambil mengelus pipi adiku yang di selimuti air mata. Aku melihat adiku menangis tidak tega melihat nya. Steisy melihat kondisiku seperti ini. Ayah dan ibuku melihat ku dengan penuh air mata. Mereka sepertinya menyesal , karena dalam pikiran dan hati mereka sudah meningalkan ku sendirian di rumah sendirian. Dalam pikiran ku , saat aku masih di kamar mandi ku pikir aku sudah tiada dan mh ningalkan keluarga ku. Syukurlah sudah ada bantuan datang kepada ku. Aku sangat berharap aku busa berkumpul dengan keluarga ku seperti dulu lagi. Ayah , Ibu , pleasse perbaikilah hubungan keluarga kita, seperti dulu saat ayah dan ibu mengajak ku bercanda ria bersama sama . Aku tidak mau keluarga kita berpencar entah kemana ayah dan ibu pergi. Tolong... Aku ingin kita seperti dulu lagi.

Bạn cũng có thể thích