Baca dari sinopsinya bikin aku greget pengen baca isinya.... setelah baca, ya ampun! membawang banget asli... bab satu sudah masuk ke konflik dan miris juga aku liatnya..
"Kenapa dia tersenyum seperti itu? Apakah dia mengetahui sesuatu hal?" pikir Shazia sembari memalingkan kedua matanya kepada Angela. "Ma, diminum tehnya. Ini teh berkualitas tinggi, loh. Shazia membelinya di London, silahkan diminum Ma, Pa!" Shazia berusaha mengalihkan pembicaraan yang membuatnya merasa tertekan.
Shazia langsung mendekati Bryan dan duduk tepat di samping Bryan. "Bryan, kamu tidak menjawab pertanyaan ku tadi. Kamu kapan datang ke apartemen?" Shazia kembali menempelkan tubuhnya di sofa.
"Hahaha, cemburu? Heh, kalau aku cemburu dengan kedekatan kalian berdua. Aku tidak akan mengatakan ini, Shad. Kamu bodoh sekali! Hahaha, tapi jika aku lihat dan amati kembali. Kalian itu seperti sepasang kekasih," ucap Shazia dengan wajah yang masih terlihat tenang dan bahagia.
desain karakter bagus aku juga suka dengan gaya kepenulisan author yangbtidak terlalu berat untuk diksinya. jadi, seperti aku pembaca yang bukan dari kalangan penulis bisa dengan mudah memahami maksud dari cerita yanh di sampaikan oleh author...
aku berharap karya author menjadi booming
aku juga klo ad di posisi itu merasa tkut dan pastiny berusaha menghindar
Tangan Shazia terus gemetar, ia juga panik harus pergi kemana. Shazia akhirnya berlari masuk ke dalam toilet sekolah. Ia secepat mungkin mencuci seluruh wajahnya dengan air. Namun, perasaan takut masih terlihat jelas di wajah Shazia yang ayu. Shazia terus menelan salivanya dengan berat. Ia pun Kembali membasuhi wajahnya dengan air. Namun, rasa takut itu semakin menguasai pikiran Shazia.
Harshad langsung menghindar dan berkata, "Kamu ini seperti orang gila, senyam-senyum sendiri di sini! Aku sejak tadi mencarimu, tetapi aku tidak menemukanmu dimana pun juga. Eh, ternyata kamu duduk di sini. Kamu ada masalah, ya?" tanya Harshad merasa penasaran.