webnovel

Absurd Things

Tidak kusangka, melihat keatas dan sesuatu jatuh dari atasku. Aku tidak memikirkan apapun, aku hanyamenaruh tanganku diatas kepalaku supaya tidak terkena sesuatu yang jatuh di atasku. Benda itu jatuh di bagian kakiku. Saat aku mau bangun, terasa sakit di bagian pahaku. Aku baru nyadar, disana ada Doni dan Freya yang sedang berbicara. Tidaj ada rasa cemburu karena Freya berbicara pda Doni di hatiku. Tapi mereka tidak menolongku saat benda itu jatuh, mungkin dentumannya tidak keras,jadi mereka tidak terlalu memperhatikanku.

'weiii, bantuin gw ngapa!' kataku serentak

Doni dan Freya pun terkejut melihat diriku yang duduk diujung lapangan dan langsung menghampiriku.

'eehh, lu kenapa gila, ko lu ga bilang sih?? Reya, panggilin guru dong' kata Doni sambil melihat lihat apakag ada yang luka.

'iya iya, sabar gw panggilin dulu'

'udhh, kagak usahhhhh, ini mah ga seberapa' kataku sambil mencoba untuk berdiri

Krekk.....

suara itu sangat membingungkan dan menyakitkan. Aku berkata pada Doni 'Don, kyknya kaki gw retak, hehe'. Doni terkejut dan langsung menyuruh Freya untuk berlari ke ruang guru. Kukira, Freya hanya memanggil satu guru. Huft..... yang kulihat adalah segerombolan guru datang padaku.

'Ardan, kamu gak apa apa? Kaki kamu retak? Sakit dibagian mana? Patah? Ato gimana? Retak?' kata salah satu guruku yang dirumorkan mengagumiku

'gak ko bu Dona, cuman retak dikit paling bu'

'ya tapi tetap saja, ibu sudah panggilkan ambulance, ibu juga sudah menelfon pamanmu untuk ke rumah sakit. ' kata bu Kepala Sekolah

Sampai di rumah sakit, aku di CT Scan, benar saja, kakiku retak. Aku tidak boleh bermain bola untuk sementara. Sekali lagi retak, itu akan patah. Pamanku datang dengan wajah yang biasa biasa saja. Karena pamanku tau kalau aku tidak seorang yang takut dan cengeng. Seorang temanku juga datang menghampiriku pada saat itu. Pulangnya, aku di antar bersama pamanku.

Esoknya, seorang kaka kelas berjalan ke arahku dengan tatapan tajam dan penuh dendam. Kaka kelas itu menjatuhkanku dengan tanganya melalui bahuku. Sebenarnya sakit, tapi aku menahan rasa sakitiu karena aku sedang ada di tengah banyak orang.

'mampus lu, karma kan lu, jangan sok sok an berani lawan gw deh! Gw paling berkuasa disini, jadi jangan sok' kata kaka kelas yang ternyata adalah kaka kelas yang kemarin aku ajak berkelahi.

Dia dan geng gengnya pergi meninggalkanku, aku berdiri dan hanya berkata sesuatu yg tidak seharusnya kukatakan. Pulangnya, pamanku mengajakku untuk pergi ke tempat yang tidak kuketahui. Pamanku hanya berkata 'jangan marah pada paman, paman hanya wali kamu, kamu anak yang baik, oke?' kata pamanku yang membuatku menjadi lebih penasaran. Saat sampai, plang didepanku membuatku terkejut. Bertulis 'Panti Asuhan'

Aku bertanya pada pamanku mengapa aku disini. Apakah aku ingin dimasuka ke panti Asuhan? Pamanku bercakap, bahwa ia ada tugas ke luar negri selama 4 tahun. Jadi, pamannya ingin dia diadopsi, dan ada orangtua yang ingin mengadopsi ku. Saat itu aku sempat marah pada diriku. Dannjuga pada pamanku, tapi aku bisa apa? Pamanku sudah seperti ayahku. Dia yang membesarkanku sampai aku bisa menjadi seperti ini. Jadi, aku tau apa yang dilakukan kepadaku itu pasti yang terbaik. Aku masuk ke panti itu, tentu saja, aku melihat banyak anak kecil. Aku menunggu orang orang, yang ingin mengadopsiku. Aku berfikir, apakah mereka mau mengadopsi orang sepertiku, yang sudah SMA?