webnovel

Wanita Libra Kehilangan Kegadisannya

Author: Magic_Hourr
วัยรุ่น
Ongoing · 11.9K Views
  • 20 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Seorang wanita berbintang libra yang konon lambang dari bintang tersebut adalah timbangan. dimasa remaja menuju dewasa ia percaya bahwa arti dari lambang timbangan itu benar adanya dan jadi nyata bahwa dikehidupan yang dialaminya pun mengalami kebimbangan entah itu di cerita asmara, pekerjaan dan masa depan

Chapter 1Bukan Perkenalan Biasa

Hari yang cerah serta angin sepoy-sepoy di SMK Citra Medika membuat jam kosong menjadi ajang perlombaan untuk menyalurkan mimpi . 

Tapi ini bukan mimpi yang berusaha akan diwujudkan suatu hari nanti namun mimpi yang disalurkan melalui mata yang terlelap yaitu tidur. 

Hampir seluruh siswa kelas X tidur di kelas dengan menyandarkan kepala pada meja dan tubuh tetap di kursi. Ada Pula yang langsung berbaring di lantai paling belakang kursi siswa, 

2 kursi pun bisa disatukan menjadi kasur yang bantalnya menggunakan tas mereka yang isinya mungkin hanya beberapa buku kecil dan jaket saja.

Dari total 30-an siswa kelas X kurang dari sebagian siswa tersebut berada di perpustakaan.

Ada yang membaca buku, membantu petugas perpustakaan untuk menata buku dan ada juga yang sharing dengan kakak kelas mengenai pelajaran dan semacamnya.

Tari yang sedang membaca buku dikejutkan oleh temannya yang bersikukuh memberitahu suatu hal yang mengejutkan pandangannya.

"Tar lo liat arah jam 9 ada malaikat tanpa sayap tuh lagi kesasar" (dengan siku yang sedikit menyenggol bahu Tari).

"Hah apaan sih Din", ucap Tari dengan nada kesal.

Seketika Tari langsung menengok, "oh ketua OSIS", ucap Tari dengan santai.

"Wah dengan santainya lo jawab begitu,Lo ga tau dia itu cowok paling tampan di sekolah ini ? Ketua OSIS lagi. Nikmat mana yang kamu dustakan Tari pagi-pagi sudah disuguhi pemandangan yang menakjubkan", Dinda berkata dengan mata masih tertuju pada ketua OSIS yang sedang sibuk berdiskusi dengan salah satu guru disana. 

Tiba-tiba bunyi bel istirahat berbunyi menandakan bahwa waktunya siswa untuk mengisi perut mereka dengan sesuatu yang mengenyangkan, atau hanya sekedar ngemil camilan.

Yang tidur bangun dari tidurnya, yang belajar segera menghirup udara segar sambil menikmati angin sepoi-sepoi serta pepohonan rindang di lapangan sana.

Selang beberapa menit Tari dan Dinda juga beranjak dari duduk manisnya untuk pergi ke kantin bersama-sama. Terlepas dari si ketua OSIS yang ternyata sudah pergi sejak tadi dari perpustakaan.

Tak disangka-sangka ketua OSIS juga berada di kantin tapi beda stand makanan dengan Tari dan Dinda.

"Tar, lo masih bisa fokus cari makanan? saat didepan lo itu ada manusia yang sempat kita bicarakan tadi?"  (Ucap dinda sambil menyenggol siku tari).

Tari tak bergeming. Dia hanya membalas "Hmmm"

Setelah cukup lama mencari makanan yang mereka mau, saatnya untuk membayarnya.

Makanan Tari serta Dinda disuguhkan ke depan meja kasir untuk dihitung berapa uang yang harus mereka bayar.

Setelah dihitung, Tari memberi uang 100 ribu pada kasir dan ternyata ucap kasir

 "maaf bak, ada uang kecil? Atau pas saja tidak apa-apa"

Tari menengok ke arah Dinda yang bermaksud untuk bertanya apakah dia ada uang kecil atau tidak.

"Dompetku ketinggalan di kelas Tar, tapi ga ada uang kecil juga sih. Tadi dikasih mami 100 ribu juga buat jajan beberapa hari kedepan."

Tari dan Dinda clingak-clinguk kebingungan. Tiba-tiba ada yang bertanya "Berapa bu total makanan punya mereka? Sekalian ditotalin makanan punyaku juga."

"35 ribu mas semuanya," kata si mbak kasir.

"Oh iya bu, ini kebetulan ada uang pas 35 rIbu."

(Sambil menyodorkan uang ke arah kasir)

Dengan wajah kikuk dan gemetar. Ternyata yang tadi bayar makanan mereka adalah ketua OSIS tadi (Ivan namanya).

Tari memulai percakapan.

"Maaf mas jadi merepotkan, terima kasih sudah membantu kami tapi apa boleh besok kami ganti uangnya? Soalnya kami lagi ga ada uang kecil mas" dengan nada gemetar Tari terpaksa mengatakannya.

"Oh tidak apa-apa dek tidak usah dikembalikan,

mas hanya ingin membantu"

kata si Ivan tadi sambil senyum.

Seketika bel masuk berbunyi . . . . . . . . . . . .

"Sudah waktunya masuk dek, silahkan kalian kembali ke kelas"

"Terimakasih sekali lagi mas"

Disini Dinda tidak banyak bicara karena sibuk memandang si ketua OSIS itu.

Sambil lari Tari dan Dinda kembali ke kelas, tidak lagi kembali ke perpustakaan karena sebentar lagi waktunya pulang.

Tari masih bertanya-tanya.

"Kenapa di kantin ga ada uang kembalian? Padahal kita pembeli yang bisa dikatakan terakhir." Uang hasil dari jualan mereka dari awal istirahat apa tidak cukup untuk dijadikan uang kembalian ya…

Dinda juga sempat berpikir demikian.Tapi pikiran Dinda dihantam tak terbatas dengan kalimat "Mungkin ini cara yang diatas untuk mempertemukan Tari dan si ketua OSIS tadi"

Ya gak sih ?

Sesampainya di kelas, Dinda yang duduk dibelakang Tari pun berkata "Tar, jangan langsung pulang mau ga? Ada bazar di mall Central Cendekia (kita singkat saja mall CC ya).

"Boleh Din, sekalian juga mau cari sesuatu".

Guru pun datang dari arah tak disangka-sangka.

Ternyata Bu Ning sejak tadi ada di gudang ruangan belakang kelas kita.

Entah apa yang dicari Bu Ning, tapi ternyata beliau sedang memarahi siswa biar tidak tidur di gudang. Alasannya pun masuk akal, Karena gudang jarang dipakai, kami tidak tau hewan apa saja yang bersarang di sana. Kalo kami diserang saat tertidur, bagaimana?

Nah itu alasan Bu Ning melarang siswanya untuk tidur di gudang.

Banyak nasihat yang dilontarkan Bu Ning diantaranya masih kelas X yang rajin sekolahnya, 

Jam kosong manfaatkan sebaik mungkin.

Belajar di perpustakaan atau belajar sesama teman materi yang belum kalian mengerti.

Bukannya tidur, bermalas-malasan dan senang saat bel istirahat berbunyi. Apalagi sebentar lagi bel pulang berbunyi, mata kalian ga ngantuk sedikitpun.

Begitu kira-kira ucapan Bu Ning. 

Terakhir Bu Ning mengatakan bahwa besok waktunya class meeting, berbagai lomba akan diadakan besok. Jadi besok memakai baju olahraga dari rumah tidak usah bawa baju ganti.

Semua siswa mengiyakan perkataan Bu Ning sejak tadi. Lalu bel berbunyi waktunya pulang.

Siswa pun bersiap untuk pulang. Senyum mereka berbinar karena mendengar bel tersebut.

Tapi Bu Ning masih bercanda dengan mengatakan kalimat "Sebentar baru bel pulang, kalo kalian keluar sekarang, parkiran masih ramai. Kita tunggu yang di parkiran sedikit lebih sepi dulu baru kalian boleh keluar" ucap Bu Ning dengan sedikit tersenyum karena melihat wajah cemberut siswa-siswanya.

Sekitar 10 menitan parkiran pun sedikit sepi.

Ketua kelas pun mempersiapkan teman-temannya untuk pulang sama-sama.

Berpamitan pada Bu Ning, lalu pintu keluar serasa tak bisa untuk menahan dorongan keluarnya siswa kelas X itu.

Sedikit lebih berkurang siswa didalam kelas,Tari dan Dinda baru beranjak dari kursinya untuk berpamitan pada Bu Ning.

Mereka malas untuk berdesakan bahkan dengan teman sekelas mereka sendiri.

Menuju parkiran, yang sepeda motor pun bisa dihitung karena seluruh siswa sudah pulang.

Mungkin yang tersisa hanya sepeda motor milik anggota osis yang sedang rapat acara class meeting besok.

Memakai sepeda motor Dinda, Tari pun bonceng dibelakangnya menuju ke mall CC seperti yang mereka rencanakan.

Sekitar 10 menitan sampai ke mall yang mereka tuju , ternyata ramai di lantai 1.

Mereka langsung menuju bazarnya yaitu di lantai 3 yang ternyata ga seramai biasanya.

Kemungkinan informasi belum sampai pada telinga manusia-manusia penyuka bazar.

Mereka mengincar stand makanan korea di sebelah barat sana. Mereka langsung lari ke tempat tersebut karena masih sepi. Tahu kan mereka ga suka ramai. Jadi kalo ramai sedikit pun mereka mengurungkan niatnya untuk membelinya.

2 tteokbokki, 1 odeng, dan 1 jajangmyeon pun menjadi santapan kali ini. Mereka makan ditempat karena disediakan tempat duduk serta meja di depan stand tersebut.

Sekitar 15 menit mereka menyudahi acara makannya dan berlanjut untuk melihat-lihat bazar.

Si Dinda mencari pernak-pernik BTS kesayangannya itu. Gelang, strap masker, jam tangan, dan gantungan kunci bertemakan BTS pun sudah ada di genggamannya.

Tapi beda dengan Tari, dia mencari buku tapi tidak satupun bazar terdapat buku yang sedang dia cari. 

"Ga ada Din, pindah ke toko buku saja boleh ga?"

"Dengan senang hati tuan putri," sahut Dinda.

Sesampainya di gramedia, Dinda pun mencari buku yang dia cari, bermenit-menit mencari akhirnya ketemu.

Tapi kalian tau kenapa? 

Buku yang dipegang Tari , dipegang juga oleh tangan yang Tari dan Dinda pun belum tau dia siapa.

Bagaimana kelanjutan ceritanya,

Kita tunggu di Bab 2 ya teman-teman.

Selamat menunggu dan sampai jumpa.

You May Also Like

Queen Of Mafia

Vol. 2 NADI : The Rhythm of Love From a Cold Heart (187-sekarang) Jadwal Update : Senin 5 tahun lamanya, Dimas Lawrence jatuh dalam keadaan koma. Suatu hari dia terbangun begitu tiba-tiba tanpa ada yang menduganya. Itu sebuah keajaiban di atas segala ketidakmungkinan. Namun, keajaiban tersebut justru memberikan luka baru untuk orang lain yang selama ini menantikannya. Dimas sudah terbangun dari tidur panjangnya. Tapi, dia melupakan segala hal. Ingatannya hanya sampai pada nama, keluarga, dan kepintarannya. Segala penderitaan yang dia lalui bersama seseorang, telah dia lupakan untuk kesekian kalinya. Natalie Jhonson, gadis malang yang mendampingi Dimas selama lima tahun terakhir dengan penuh kesabaran dan harapan bahwa pria itu akan bangun suatu hari nanti. Akhirnya, harapannya terwujud. Sayang seribu sayang, Dimas bangun dari koma hanya untuk melupakan segalanya termasuk kisah cinta mereka. Natalie marah, bingung, dan sedih karena dilupakan dengan begitu mudahnya. Dimas bahkan menanyakan identitas dirinya saat melihat Natalie menangis untuknya ketika pria itu terbangun dari koma. Dimas tak mengenal siapapun. Sifatnya bukan lagi Dimas yang penakut dan idiot. Dia layaknya seorang Tuan Muda dari keluarga bergengsi. Sikapnya yang dingin dan acuh tak acuh terhadap reaksi orang-orang memberikan perasaan asing tersendiri pada Natalie. Hal pertama yang Dimas cari yaitu ayahnya, Christian Lawrence, yang dulu membuangnya di jalanan layaknya sampah yang manis sepah dibuang. Dia tak mengingat Natalie, pujaan hatinya. Yang dia ingat justru bajingan yang membuangnya, tapi begitu dia hormati seolah Christian tidak melakukan hal apapun yang merugikannya. "Begitu mudahnya kamu melupakanku. Apa kamu sangat senang mempermainkan rasa cinta ini layaknya sesuatu yang tak berharga?" - Natalie Jhonson "Aku sudah berkali-kali mencoba mengingat. Tapi, aku masih tak tahu siapa dirimu. Siapa kalian yang mengatakan bahwa aku orang terdekat kalian?! Aku bahkan meragukan apa kalian cuma bermimpi saja selama ini!" - Dimas Lawrence *** Vol. 1 Queen Of Mafia (1-185) Black Angel, nama Organisasi Mafia yang bergerak dalam dunia bisnis dengan menawarkan jasa bodyguard dengan bayaran puluhan hingga ratusan juta rupiah. Pemimpin Black Angel mempunyai seorang putri yang dia sembunyikan dengan rapat di rumahnya tanpa memberikan izin publik untuk mengetahui informasi sedikitpun. Lalu, bagaimana jika putri yang selama ini disembunyikan oleh Pemimpin Black Angel melangkah keluar dari sangkar emas yang mengurungnya? Tentu saja banyak pihak yang terkejut, terutama para siswa-siswi SMA Merpati. Dirandra Angelina, Putri dari Pemimpin Black Angel yang selama ini disembunyikan akhirnya terungkap ke publik. Sikapnya yang angkuh, kasar, dan sombong membuatnya terlibat konflik dengan seseorang. Di hari pertamanya, dia melempar bola ke wajah seorang pria yang tentunya membuat kesan buruk untuk dirinya sendiri. Azkara Ranendra, pria yang memiliki fobia perempuan dan akan muntah-muntah jika bersentuhan dengan perempuan adalah pria yang terlibat konflik dengan Dira. Tindakan tak masuk akal Azka pada Dira membuatnya berada dalam masalah.

LidiaCntys10 · วัยรุ่น
5.0
314 Chs

Benar-Benar Cinta

Brak! "Aduh, sorry gue nggak sengaja" ucap Clara sambil meringis karena jatuh. Clara bangkit dari jatuhnya, lalu ia melihat Siapa yang sudah ditabraknya. Betapa terkejutnya ia saat tahu jika yang ditabraknya itu adalah ketua Most Wanted sekolah, sungguh ia sama sekali tidak menyadari jika saat ini dirinya sudah menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi di tempat itu. Semua orang memandangnya kasihan, tentu karena ia sudah mencari masalah dengan ketua Most Wanted sekolah itu. "Astaga, mati gue. Kenapa harus dia sih yang ketabrak, duh pasti panjang nih masalahnya," batin Clara merasa bodoh dan menyesal. Orang yang ditabrak oleh Clara menatap gadis itu dengan tajam, wajahnya terlihat kesal dan marah pada Clara. "Lu punya mata kan? Gunain dong kalau jalan," tukas Alex dengan sinis. Clara menatap heran dengan alis yang sedikit terangkat, padahal dia sudah meminta maaf tadi tapi sepertinya Alex tetap kesal pada dirinya. "Dih, maaf aja nih ya. Dimana-mana jalan tuh pakai kaki bukannya pakai mata," balas Clara dengan santainya. Alex merasa semakin kesal dengan jawaban Clara yang sangat berani itu, akhirnya Alex pun langsung membentak Clara dengan wajah tidak bersahabat. "Lo berani sama gue!" gertak Alex dengan tajam. Mendengar hal itu Clara langsung menampilkan seringainya, lalu ia balik bertanya pada Alex tanpa ragu. "Kenapa harus takut? Memangnya lo siapa?" balas Clara tanpa takut. "Asli, berani banget lo nantang gue," gumam Alex dengan seringainya. Clara menatap Alex dengan heran, padahal ia sama sekali tidak menantang pria itu. Tapi sepertinya Alex salah paham dengan maksud Clara, dan terlihat semakin kesal karenanya. Tapi itu bukan masalah untuk seorang Clara, karena ia pun bisa membalas kesombongan pria itu. "Denger ya, sekaya apapun lo sama sekali tidak berarti buat gue. Dan gue nggak akan pernah takut sama orang kayak lo, pahamkan?" tantang Clara langsung pada Alex. The boys yang Mendengar hal itu merasa terkejut, tidak biasanya ada orang yang berani melawan ketua mereka dan sepertinya cewek akan itu membawa hal baru untuk mereka, the boys pun menyeringai menatap Clara. "Menarik," batin Alex berkata. "Dah lah, ganggu waktu gue aja. Awas gue mau lewat!" usir Clara pada Alex. Lalu, bagaimana kisah mereka selengkapnya? (⚠️ Mengandung beberapa part 21+)

SAChan_ · วัยรุ่น
5.0
275 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT