Setelah setuju dengan tantangannya, kami memutuskan bertanding di belakang halaman rumah. Sebagian besar pertandingan pedang dilakukan di luar ruangan. Karena itu, tuan March menentukan tempat ini sebagai area kami bertanding.
Ini adalah lahan kosong dengan permukaan tanahnya yang rata. Panggung yang bagus untuk bertanding pedang. Kami berdua bisa leluasa bergerak di tempat seluas ini. Tidak ada pembatas maupun dinding. Sempurna.
Sebagai wasit pertandingan ini, tuan March memberikan kami masing-masing satu armor ringan, dan pedang kayu yang memiliki tampilan sama seperti aslinya. Mungkin pedang kayu ini lebih mirip katana.
Bentuk pedangnya sangat pas dalam genggaman tanganku. Dan aku memegangnya dengan kedua tanganku. Aku sama sekali tidak memiliki kemampuan dengan seni 'teknik aliran' maupun 'kuda-kuda' berpedang, tapi aku sempat membaca-baca mengenai kelima aliran berpedang di dunia ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com