webnovel

THIS IS MY LIFE !

Hanya perjuangan seorang lelaki gay, yang penuh rintangan dan halangan ...

pangeran_Biru · สมัยใหม่
เรตติ้งไม่พอ
44 Chs

Ke Surabaya

Keesokan paginya gue bangun, dan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan berkumur. Keberangkatan gue ke Surabaya pukul 11 siang nanti, sekarang barulah pukul 7 pagi. Ketika keluar kamar gue terkejut karena Teddy sudah bangun dan gue mencium bau harum masakan.

"Pagi tuan !" sapanya sambil tersenyum, muka gue memerah dan sedikit geli. Karena dia mememakai celemek di balik tubuhnya yang kekar itu.

"Kamu sedang ngapain ?" tanya gue.

"Buat sarapan, tuan !" jawabnya.

"Emang bisa masak ?" gue engga percaya, tapi nasi gorengnya harum dan menggoda.

"Di coba saja tuan !" Teddy menyajikan sepiring nasi goreng di hadapan gue setelah duduk. Tampilan seperti di restoran lengkap dengan telor ceplok. Gue pun mencicipinya dan .... ternyata enak !

"Wow Ted ini lebih enak dari buatan gue loh !" puji gue, Ted tersenyum.

"Terima kasih tuan !" jawabnya yang kemudian dia pun sarapan bersama gue tanpa ragu.

"Kita berangkat ke Surabaya kapan tuan !" tanya Teddy.

"Pukul 11 siang, itu pesawatnya ! jadi dari sini pukul 9 berangkatnya !" jawab gue, Teddy mengangguk.

Setelah selesai, dia pun mencuci piring. Gue tidak menyuruhnya tapi karena kehendak sendiri.

"Ted, kok sampai sekarang belum menikah ? atau sudah tapi bercerai ?" tanya gue sama dia.

"Sampai saat ini saya belum memikirkan itu tuan !" jawabnya.

"Kenapa ? takut terjadi sesuatu ?" tanya gue. Dia menggeleng.

"Tidak tuan, memang tidak kepengen !" jawabnya gue tertegun.

"Apa tidak kesepian ?" tanya gue, Teddy menatap gue dan berdiri tepat di hadapan gue.

"Saya tidak pernah kesepian !" jawabnya, gue tersenyum.

"Oh, sering anu ... ngocok ya ?" Teddy tersenyum.

"Ya begitulah namanya juga cowok !" gue pun tersenyum.

"Tuan kesepian ?" kini dia balik bertanya, gue tertegun dan mengangguk.

"Ya begitulah, sudah lama tak pernah pacaran lagi ! terakhir dengan abangnya Rafki !" jawab gue, dia menatap gue tak percaya.

"Iya gue selingkuh dari Rafki ! Dia orang baik, harusnya mendapat yang terbaik bukan perempuan jahat seperti itu !" gue terdiam dan menghela nafas.

"Saya mengerti tuan !" tangan Ted menyentuh pinggang gue dan kemudian menarik gue ke dalam pelukannya gue terkejut tapi tak menolak. Gue merasakan kehangatan dan kenyamanan dari badannya yang lebar dan kokoh, kini celemek tadi sudah dibuka, kaos ketat warna hijau tentara. Sehingga otot tubuhnya terasa ketika gue peluk.

"Terima kasih Ted, bolehkah gue memeluk elo sebentar saja ?" bisik gue tangan gue membalas pelukannya. Tak lama gue merasakan tangan kekarnya pun memeluk gue.

Perlahan gue merenggangkan pelukan dan menatap wajahnya yang kini sangat dekat, gue bisa merasakan hembusan nafasnya di wajah gue. Perlahan ku sentuh wajahnya yang menurut gue tegas dan manly. Teddy diam tak menolak, gue pun menarik tangan gue dan kini menyentuh dada kekar dan berotot yang tercetak di kaosnya yang ketat. Wajah Teddy semakin dekat saja hidung kami pun mulai bersentuhan dan entah siapa yang mulai gue dan Ted berciuman dan berpagutan, gue bisa merasakan bibir hangat dan kenyal miliknya.

------------------

Gue dan Teddy kini sedang berada di perjalanan ke bandara, kita berdua tak banyak berbicara. Teddy memakai kemeja dan celana biasa dan kaca mata hitam rambutnya yang cepak membuatnya terlihat cool. Gue masih teringat ciuman tadi masih menempel dan terasa di bibir, memang hanya ciuman. Setelah itu gue mandi dan bersiap ke bandara.

Dan kami pun sudah sampai ke bandara gue turun dan Ted mengeluarkan koper gue, dia meminta gue untuk menunggu dia biar bareng sementara memarkir mobil. Gue mengangguk. Tanpa diduga hp gue berbunyi dan itu dari ...Rafki ! gue terdiam. Akhirnya gue mengangkat.

"Hallo Ki ?"

"Bima, gue tolong lo jangan ganggu hidup gue lagi !" ujarnya tegas, gue terdiam.

"Oke, gue ngerti Ki ! tapi bilang sama si Angel, dia sudah menyatakan perang terhadap gue ! kemarin dia mau membunuh gue, karena gue sudah dianggap merebut elu darinya ! terserah lo mau percaya atau tidak ! tapi urusan gue sekarang dengan pacar lo, gue tidak bertanggung jawab bila terjadi sesuatu dengan dia !" jawab gue, Rafki terdiam dan kemudian menutup telponnya.

Tiba-tiba gue merasakan sesuatu tapi juga teriakan, gue membalik dan melihat Teddy sedang meringkus seseorang. Kejadian itu menarik perhatian banyak orang termasuk sekuriti bandara.

"Tuan tidak apa-apa ?" tanya dia dan memeriksa tubuh gue takut terjadi sesuatu.

"Engga, Ted gue hanya kaget saja !" jawab gue, terpaksa kita di bawa keruangan keamanan bandara. Tapi Teddy yang berbicara kepada mereka tentang apa yang terjadi dan yang mengejutkan ditemukan senjata tajam dan sepucuk pistol. Pengakuannya bikin terkejut dan sudah di duga, setelah itu dia akan diproses di kantor polisi.

Gue diperbolehkan terbang dan nanti akan diperiksa kembali setelah pulang dari Surabaya. Gue menceritakan apa yang terjadi kepada Teddy dan dia mengerti.

"Serahkan semuanya sama saya tuan !" jawabnya gue mengangguk.

Singkat cerita gue tiba di Surabaya, untunglah ada menjemput gue di bandara dan langsung ke hotel lainnya bukan hotel tempat resepsi. Gue sudah bilang ke abang gue dan dia terkejut. Tapi gue akan menjelaskan semuanya, karena semua sudah dipesan.

Gue pun tiba di Hotel baru gue yang tidak jauh dari tempat resepsi, gue tertegun hotel ini ternyata hotel lama yang sudah ada sejak jaman Belanda, gue terpaksa disini karena hotel pada penuh disekitar sini. Hotel ini hanya 3 tingkat, kamarnya lumayan nyaman walau perabotannya jaman dulu. Tentu saja gue minta Teddy menemani gue.

Setelah itu gue dan Teddy pergi ke rumah gue, karena semua berkumpul disana. Dan benar saja ortu gue, mertua dan juga tentu saja kakak perempuan serta abang gue dan istrinya mba Sarah. Tanpa basa basi mereka pun bertanya, dan gue pun menjawab dan menjelaskan semuanya. Dan semua terdiam, sampai nyokap gue berbicara.

"Bim, kamu tuh ada-ada saja ya ! bikin semua khawatir !"

"Bukan masalah Bima mah ! keluarga Johanes memang seperti itu !" jawab bokap gue.

"Betul aku juga begitu !" sela kedua orang tua mba Sarah.

"Aku juga putus dengan Faisal karena cewek bernama Angel itu !" mba Sarah turut berbicara.

"Jadi masalah ini sudah bukan kamu seorang Bima ! apa lagi ini menyangkut nyawa !" ujar bokap gue, sebenarnya gue tidak mau mereka terlibat tapi juga tak bisa berbohong.

"Maaf pah, mah untuk urusan Angel biar aku saja !" gue sudah memutuskan.

"Tapi Bim ... !" ujar nyokap gue tidak setuju.

"Jangan khawatir ! ada Teddy yang akan menjaga aku !" sambil melirik ke arah bodyguard gue. Gue pun menjelaskan siapa Teddy.

"Jangan khawatir tuan, saya akan menjaga tuan muda ! dengan nyawa saya sendiri !" jawab Teddy tegas,

"Ya sudah, biar papa mengawasi yang lain !" Akhirnya bokap gue menyerah dan menyerahkan Angel sama gue.

--------------

Gue menatap ke luar dari jendela kamar lantai dua, gue sudah kembali ke hotel. Perlahan ada sebuah tangan memeluk gue dari belakang ketika melirik, gue tersenyum dan gue membalik tubuh gue dan memeluknya erat dia pun membalas.

"Kenapa ?" bisiknya, gue menggeleng. Gue menatap wajahnya dan dia pun mencium bibir gue tanpa penolakan dan membalas menciumnya.

"Ted !" desah gue.

"Ya tuan !" bisiknya dan kembali bibir kita berciuman dan berpagutan.

Bersambung ...