Wulan menyerahkan besi untul dipegang oleh Silla.
"Anak-anak, ayo berkumpul di bus sekarang," kata panitia acara.
Silla mengangkat barangnya sendiri dan besi itu dengan susah payah. Tanpa dia sadari ada sepasang mata-mata yang selalu memantau kegiatan dia dari kejauhan.
"Hei, kau tidak bisa duduk di sini," kata Wini.
Silla mengalah. Dia akhirnya duduk di samping seorang pria yang terlihat sangat culun.
"Hai, aku Brandon. Nanti aku bantuin kamu angkat barang-barang itu," kata Brandon.
"Tidak perlu," tolak Silla.
Brandon terus memaksa Silla sambil tersenyum hingga giginya yang agak maju dan menggunakan kawat terlihat.
"Gigi kamu pakai kawat begitu kayak dipenjarakan aja," ejek Silla.
Brandon mencebikkan bibir membuat Silla tidak enak.
"Maafkan aku," kata Silla menunduk.
Brandon tersenyum-senyum sambil menatap Silla. "Kamu cantik," puji Brandon.
Silla melirik kembali Brandon. "Terima kasih," kata Silla.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com