webnovel

TKC 4

"Oww, Magnolia dan Sia ya. Kedengaran sangat cantik!" puji Apo kepada kedua player. Mulut memang mencari topik, tapi mata jelalatan terus. Apo tak memungkiri dia suka dengan style mereka yang glamor. Sayang payudara mereka tak kelihatan, minimal menyembul saja tidak karena desain yang terlalu sopan. "Ahhh, kalian ini. Padahal dapat misi menggoda raja malah tidak dandan seksi. Payah ... paling tidak kelihatan belahannya sedikit lah! Kurang seru!" batinnya uring-uringan.

Sambil tertawa asyik, Apo mengira-ngira berapa ukuran bra keduanya. Mungkin A atau maksimal B, tapi dia tidak keberatan jika diperbolehkan meremas mimik yang kecil. Bibirnya menyeringai, tapi langsung akting lagi. Apo terkekeh memikirkan kedua player sedang mengenakan tipe bra bendeau. "Khhh, kkh, khh, khh ... yang penting payudara lah! Minimal masih empuk kalau milik wanita. Hmm ... mana masih gadis semuanya. Ssshhh ...."

Apo tiba-tiba merasa beruntung. Dengan tubuh muda setidaknya dia bisa berbaur dengan para perempuan ini. Sambil tersenyum aneh Apo terus memutar otak dan mencari topik. Lelaki itu ingin Magnolia dan Sia betah dengannya berlama-lama.

"Wahhh, jadi Anda baru bermain ya, Tuan Nattarylie? Saya sih, sebelum masuk sudah mencoba "The King's Choice" berkali-kali. Isssh, memang susah, tetapi rasanya nagih! Saya merasa dapat pencapaian kalau sudah naik level!" seru Magnolia senang.

"Saya juga! Saya juga! Walau baru setahun ketemu game ini, tapi betah tidak ganti. Tak menyangka bisa terjun setelah kecelakaan di jalan raya. Ha ha ha. Kan jadi berpikir bahwa koma tidak buruk-buruk amat."

"Ha ha ha ... malah kepingin di sini terus tidak sih?"

"Iya, betul!"

"Nona Magnolia, saya merasa begitu cantik kalau di dalam game!"

"Saya juga!"

"Xixixixixi."

Apo pun mengulum senyum. Dia geregetan menikmati pemandangan itu. "Ckckck, dasar gadis-gadis gemas! Terserahlah ... yang penting aku bisa melihat pipi merah mereka semua. Ah, cantiknya ...."

Tidak lama kemudian datang lagi bernama player bernama Rosie dan Victoria. Mereka mengenakan gaun sederhana dengan warna yang sangat soft. Apo pun mendekat dan menyapa mereka juga. Obrolan seru yang serupa mulai terjalin menjadi-jadi.

Untuk 5 carrier lain, Apo tak terlalu perhatian soal mereka. Dia cukup tahu nama karena sesama lelaki. Pikir Apo, pasti para player itu punya kecenderungan LGBT. Buktinya? Mereka memilih gender carrier kan di dalam game? Mana kelihatannya nyaman sekali! Mereka cipika-cipiki ribut dan asyik sendiri. Apo tak bisa mengendalikan sisi julidnya di dalam hati. Namun diantara Nicholas, Gavin, Raymond, Delio, dan Albert--jujur dia paling penasaran kepada Gavin. Sebab lelaki itu lebih pendiam daripada yang lain. Dia tampak misterius dengan tatapan mata dalamnya. Postur Gavin tinggi besar, tapi tidak tahu apakah bawaan karakter game saja. Apo merasa dia kemusuhan dengan Gavin sejak awal perkenalan.

"Silahkan masuk ke dalam. Lewat sini ...." kata para dayang yang menyambut mereka di depan pintu. Sebagai orang kampung, Apo tak tahan melotot melihat ruangan yang maha besar. Bagian dalamnya melengkung seperti kubah dan dihiasi lukisan estetik ala demigod. Jika ditilik itu tumpukan potret orang-orang yang separuh telanjang. Guci keramik, bunga-bunga unreal melayang, dan kupu-kupu ratusan kepak--oh Tuhan ... Apo harus terbiasa dengan visual game yang berlebihan ini.

[SISTEM: Selamat datang di Istana Pusat, Tuan Nattarylie. Agenda pertama adalah duduk menunggu di ruang makan. Anda diharapkan tetap diam hingga Raja Millerius datang]

Apo pun duduk rapi mengikuti suasana serius ruangan ini. Mulutnya hampir menganga karena sajian sarapan yang amat mewah. Namun tiba-tiba ada yang terasa aneh. Dia pun menatap sekitar, dimana ekspresi para player berubah serius. "Hah? Demi apa?! Perasaan para player tadi sangat ramah. Kenapa sekarang jadi introvert semua? Jangan bilang game-nya sudah dimulai sedari tadi? Kita auto jadi musuhan nih? Bukan pren lagi? Cih, cih, cih. Tidak seru samasekali ...."

[Berikut adalah pilihan yang harus Anda tentukan, Tuan Nattarylie. Lakukan salah satu untuk menyambut Baginda Raja! Tolong sangat hati-hati!]

A. Puji penampilan Raja Millerius III

B. Diam dan hanya berdiri tersenyum

"Hmmm ... aku jadi berpikir keras," batin Apo. Naluri pejantan-nya pun memilih opsi yang A. Bagi Apo, jika "perasaan cinta" tidak buru-buru diungkapkan kepada sang Raja, dia takkan cepat menang di game ini."

[Oke, jawaban dikunci A, Tuan Nattarylie. Silahkan menunggu beliau datang!]

[Hitung mundur 30 detik!]

Sepertinya 9 player lain juga mendapatkan challenge sama. Pantas mereka berdiri serentak saat angka 30 mulai mundur. Pasti Raja Millerius berjalan turun. Rata-rata dari player bersikap ala bangsawan yang tangannya dilipat di depan gaun.

"Begini atau begini, sih?" pikir Apo kebingungan. Dia coba menirukan postur tubuh carrier yang lainnya. Lelaki itu kesusahan menata tangannya sendiri karena disarungi jaring-jaring hitam. "Ho, begini pun sepertinya lebih baik! Ha ha ha ha! Tapi rasanya ribet sekali, alahh ...."

Apo pun tersenyum bangga setelah merasa posturnya tepat.

"Selamat datang, Yang Mulia."

Sapaan 10 player menggema di istana saat yang ditunggu-tunggu muncul juga. Raja Millerius berjalan elegan dengan setelan berwarna putih. Dia tampak gagah dengan suit khas Kerajaan Inggris. Banyak sekali lencana miliknya yang ikut dipajang pada baju. Sosok itu memiliki tatanan rambut yang unik. Bagian keningnya dihias sempilan anak rambut yang membuat ketampanannya awet nan megah.

"Salam dari saya, Yang Mulia. Saya Magnolia Usriel dan Anda kelihatan tampan sekali hari ini."

"Terima kasih."

Magnolia memulai serangan.

Apo malah plonga-plongo menatap sekitar. Dia lihat Victoria juga memberi hormat setelah Magnolia mundur. "Salam dari saya juga, Yang Mulia Agung. Victoria Dreese juga berada di sini. Saya merasa terhormat menjadi undangan Anda. Saya harap, rencana Anda hari ini lancar di field kuda. Dewa pasti memberkati Raja Agung nan menawan seperti Anda."

Waduh! Jago sekali bilangnya! Lidah lemes!

Inner Apo pun ingin memaki diri sendiri. Dia gelagapan karena gadis-gadis di depannya player yang pro di game ini. Pujian mereka cukup natural untuk ukuran peran bangsawan. Raja Millerius pun tersenyum dan mengangguk kepada pujian lain. Beberapa carrier yang memilih senyum saja dibalas olehnya juga. Apo menyimpulkan kelakuan Raja Millerius sebenarnya sangat memikat hati.

"A-Aku ... kalau aku--" Apo refleks menepuki mulutnya karena sadar tiba-tiba gilirannya. Lelaki itu kaget tanpa aba-aba Raja Millerius menatap tepat ke mata. Ternyata eh ternyata yang memilih opsi pujian hanya mereka bertiga. "Aduh, bagaimana sih memuji lelaki? Sial aku tidak terbiasa!! Mana lebih muda lagi! DASAR CHALLENGE TAI-TAI ANJING! SIALAN KALIAN SEMUA! "M-Maksudnya saya kan ... hmm .... saya mengagumi poni Anda yang seperti pancingan ikan. Ha ha ha ha ha," tawanya.

"Apa?"

Hah?

Tidak hanya Raja Millerius, seluruh player lain pun terkejut mendengar perkataan Apo. Mereka saling toleh tapi pura-pura tidak dengar. Agaknya beberapa ikut malu, tapi Apo sudah kepalang basah.

"Iya loh! Sangat unik," puji Apo semakin berlanjut. Baginya nasi terlanjur menjadi bubur. Tidak ada yang paling nikmat, kecuali menaburinya dengan ayam suwir sekalian.  "Anda tahu benda itu kan? Ya kan? Masak tidak sih, kan malah aneh. Ha ha ha. Tidak menyangka hal sederhana bisa menjadi inspirasi style Anda ya! Mengagumkan!"

Ekspresi Raja Millerius tampak heran. Namun sosok itu tetap berterima kasih sebelum mempersilakan tamu duduk rapi. Apo dag-dig-dug ser tapi tidak merasa bersalah. Daripada pikiran sang raja, Apo lebih berharap jumlah HEART-nya yang 9.500 tak berkurang lagi.

"AARGHHHH! Bodoh! Bodoh! Bodoh!" batin Apo merutuki diri sendiri. "Awas aku meminum racun di level ini! Tidak Sudi! Mending hilang saja dari muka bumi!!"