webnovel

TKC 3

Perjamuan raja pagi itu membuatnya gugup. Baru bangun tidur Apo yang biasa malas-malasan sudah diseret ke bak mandi bunga. Sambil dibantu mandi dayang dia dihadapkan denah istana melalui layar sistem. Apo sih senang saja karena para gadis yang menjadi dayang cantik-cantik. Jiwa pejantan Apo serasa dimanjakan sejenak. Namun, jangan salah. Apo takkan lupa wajah raja 27 tahun dalam game bodoh ini yang bernama Millerius III. Dia merupakan generasi ke-134 dari royal family Inggris, tapi urutan 3 dari dinasti yang sama. Mile  memang tampan, tapi plis lah Apo menganggapnya adik TK. Jarak umur mereka bahkan 15 tahun.

"Ckckck, jadi aku harus menggodai bocah, huh? Penisnya pasti cuma sebesar kacang."

Apo mengusir sistem itu dengan dengusan malas. Menjadi sopan, lembut, dan murah senyum ala Nattarylie tak cocok untuknya. Apo ingin menjadi diri sendiri, tapi jujur belum mau mati.

[SISTEM: Selamat pagi, Tuan Nattarylie. Semoga hari Anda menyenangkan!]

[Kami telah mempersiapkan setelan pakaian Anda di ranjang, lengkap sepatu dan topi bulunya. Silahkan dipakai! Semoga puas dengan pelayanan kami]

[ Bahannya bagus kok, Tuan. Pasti nyaman. Ukurannya pun kami sesuaikan dengan badan ramping Anda. Tunjukkan pesona Anda hari ini! Semangat! Semangat! Semangat!]

[Tring! Tring! Keluarga Livingstone pasti nomor 1!!]

"Cih, minggir dulu. Aku tidak mau serasa diintip waktu berpakaian begini. Dasar."

Sistem hanya tertawa dengan suara khas robot wanita-nya.

Sepagian ini Apo sudah bertarung dengan rasa jijik karena mencuci pembalut, sampai-sampai kepikiran apa dalam game ada bagian mesumnya juga. Maksud Apo, hei ... bukankah di level tertentu ada yang menuju kawin? Dia overthinking akan melendung hamil karena benih seseorang.

"Tidak, tidak, tidak. Aku pasti cuma mikir ketinggian. BIG NO! Sudah cukup buncit karena makanan instan setiap hari. Di dunia ini, aku tidak mau buncit juga karena hamil bayi-bayi. Haish, ngeri."

Apo membuang pembalut bersihnya ke tempat sampah. Dia menutup video tutorial dari sistem dengan sebuah lambaian tangan. Lelaki carrier itu dipersilahkan masuk kereta pada pukul 6 pagi. Sistem mengabarkan Apo akan tiba ke Istana Pusat pukul 7 kurang 15 menit. Itu lama bagi Apo yang terbiasa naik angkot menuju ke pabrik. Diangkut kereta kuda, yang jalannya kalem begini serasa setahun saja.

"Mana tidak ada ponsel, ya ampun," gerutu Apo. "Tanganku serasa gatal karena bangun tidur harusnya kan langsung push rank. Kalau begini jadinya aku kalah level dengan teman-temanku. Sialan ... ahhh ...."

Selama perjalanan, Apo akhirnya iseng mengecek item apa saja yang menjadi hak karakternya. Termasuk kemampuan basic selain table manner yang diberikan oleh sistem. Dia memencet banyak tombol tanpa takut salah, bagaimana pun Apo gamer, dia hapal di luar kepala persolan game serumit apa pun. Lelaki itu coba memencet kemampuan bahasa. Dia heran bisa mengucapkan omongan apa saja dalam bahasa berbeda. Apo juga tahu bagaimana teknik dansa, berkuda, dan bermain musik. Dia dilengkapi fitur menyanyi orkestra klasik dan berpidato di depan umum. Intinya yang sulit-sulit justru disediakan, tapi pengetahuan memakai fasilitas rumah dia tidak punya semua.

Hmm, mungkin si bos sudah mengira semua player tahu kali, ya? Contohnya tadi malam saat memakai WC angsa mewah, Apo tidak punya pengetahuan soal itu. Dia bingung dengan penyesuaian-penyesuaian dunia game ini jika terlalu modern.

"Hei, sistem ...." celutuk Apo tiba-tiba.

[Halo, Tuan Nattarylie? Ada apa? Sepertinya Anda sedang penasaran?]

Layar transparan itu auto kelihatan di matanya.

"Iya, betul banget. Ngomong-ngomong aku mau tanya soal Raja Millerius III. Dia kira-kira suka istri model apa sih? Biar enak gitu kalau persiapan akting merayunya. Semakin cepat menang, semakin baik kan? Aku sudah tidak tahan mengalami hidup menstruasi begini. Mau balik!" omel Apo semakin menjadi-jadi. "Kalau menang kan enak, tiririririring! Seperti katamu aku akan dimahkotai dengan julukan "sang Ratu." Ha ha ha ha--lelucon macam apa itu."

Dari tertawa konyol, raut Apo berubah monster dalam sesaat.

Jujur Apo senang tubuhnya jadi ringan dipakai beraktifitas, karena muda dan  ranum dia jadi sangat bugar. Apo tidak sedikit-sedikit pegal dan minum Antangin seperti dulu. Sayang di dunia ini ibunya tidak hidup bersamanya. Apo sempat bertanya apakah sang ibu bisa diseret sekalian? Sistem menjawab tidak karena kuota dunia game hanya untuk para player.

[Aduh, sebelumnya mohon maaf, Tuan Natta kriteria istri raja kan dokumen rahasia. Itu tidak bisa dibocorkan karena bisa menimbulkan perkelahian antar player. So, cukup lakukan lomba Anda sesuai feeling! Semakin Anda sepenuh hati, semakin mudah juga dalam proses penilaian. Ciao! Ciao!]

[Tring! Tring! Tring! Tring! Hubungi lagi jika ada pertanyaan lain!]

[Sedang me-loading menuju denah selanjutnya]

[Mohon tunggu 30 detik!]

Apo pun tidur selagi menunggu. Dia menyilangkan tangan di depan dada demi memikirkan skenario apa kalau berhadapan dengan Millerius III. Lebih dari itu, pesaingnya nanti berjumlah 10 player. Karena itu di Istana Pusat bukan hanya dia yang hadir memakai  baju bangsawan cantik. Ada 5 lelaki carrier lain yang turun dari kereta masing-masing. Selebihnya 2 perempuan muda, yang sekali lihat Apo langsung ingin memerkosa mereka semua. 

"Ya ampun siapa nama mereka berdua? Shhh, sayang tidak sih kalau disia-siakan? Mana 2 yang lain belum sampai kelihatan.  Mumpung aku berada di sini ...." gumam Apo sambil menyibak tirai kereta. Arah matanya menelusur ke halaman istana sebelum ikutan turun. Senyum mesumnya benar-benar muncul kala bertatapan dengan salah satunya. "Lagian daripada menggodai raja, mending aku mendekati mereka saja kan? Toh masih punya penis juga. Pasti adanya adik kecilku bukan tanpa sebab. Aku masih bisa mendekati perempuan dan bercinta dengan mereka ... ha ha ha ha ha!"  batinnya sebelum berjalan cepat.

Apo benar-benar melancarkan niat untuk berkenalan dengan mereka. Jiwa haus membelainya keluar semua karena riasan para perempuan itu stand-out parah! Gaun, hair-do, dan riasannya on-point lagi! Wah gila sih! CANTIK! CANTIK! CANTIK! MEREKA SEMUA ADALAH TIPE-NYA! APO TAK BISA MEMILIH, SIALAN!

"Halo, selamat pagi, Nona-Nona .... boleh aku berkenalan dengan kalian?" tanya Apo mengawali. Senyum lebarnya bisa mengalihkan dunia. Hanya saja Apo tidak sadar selama bercengkerama dengan player ada sepasang mata tajam yang memperhatikan mereka dari kejauhan.