webnovel

TKC 19

[SISTEM: Tring! Tring! Tring! Awww! Saya kembali lagi, Tuan Nattarylie~]

[Pihak developer baru saja membersihkan malware, virus, dan cache]

[Maaf ya, tiba-tiba down. Semoga 15 menit Anda menyenangkan! Kami pastikan kenyamanan para player sekarang membaik. Takkan ada iklan porno dan slot lagi selama bermain. Mari kita bersenang-senang kembali~]

[ Memuat skin baru 30 detik. Tring! Tring! Tring!]

Apo pun meninju layar sistem di dalam kereta. "DIAM!" bentaknya, tapi ternyata tak retak.

Layar melayang itu hanya tembus seperti cahaya, Apo makin sebal dengan situasi yang dihadapinya. Lelaki carrier itu meringkuk seperti terenggiling, padahal hukuman belum selesai. Raja Millerius tidak hanya memaksanya dansa, tapi juga memerintahkan belajar tentang politik dan wilayah bumi. Apo diwajibkan menulis ulang datanya sebanyak 100 kali. Batas waktu akhir adalah saat game menuju ke level 6.

Sial, Apo jadi ingin menendang lato-lato-nya.

Masa libur kan harusnya dihabiskan dengan senang-senang. Masih 5 hari, pula! Apo ingin jalan-jalan lagi! Kontoooool!

"Ck, Yang Mulia benar-benar menyiksaku," keluh Apo, karena baru pulang langsung menuju perpustakaan. Phillip dan Phelipe masih bekerja jam segini, bisa dikatakan pertemuan dengan Raja Millerius hanya 20 menit, tapi menguras emosinya entah sampai kapan.

Apo meletakkan buku tebal itu di meja. Pekerjaan menulis ulang memang tidak asyik, tapi jika soal kesabaran repetisi jangan remehkan dirinya. Apo buruh pabrik yang setiap hari mencoretkan isian ke roti. Dia adalah mesin berbentuk manusia jika sudah mode kerja, walau yang dicoret hanya selai, cokelat, atau vanilla yang harum. Selama 8 jam dia  akan begitu terus menerus. Jika Apo masuk 2 shift, maka total justru 16 jam.

Sayang, tubuh Nattarylie sepertinya tipe yang sedikit manja. Baru duduk sepaneng beberapa jam sudah ingin ambruk saja. Apo pun mengeluh sambil mengucek matanya. "Ugh, ngantuk ...." karena baru dapat 2 buku dia tak tahan menyalin. Pukul 1 siang Apo pun menguap tidak henti-henti. Siklus tubuhnya ingin tidur cantik, sebagaimana chara Nattarylie biasa beristirahat. Apo pun didekati sistem lagi, padahal potensi dibentak pastinya ada. Sistem --secara aneh-- menampakkan emot sedih.

Kelewatan apa dia selama di-setting ulang?

[Tuan Nattarylie kenapa? Ada suatu hal yang terjadi saat saya pergi?]

"Ya, tapi kau tak perlu tahu," kata Apo sambil mengayunkan tangan. Dia terus menuliskan nama-nama wilayah tersebut. Jika meneteskan air mata lelah, Apo hanya akan mengusapnya.

[Eh, kok begitu? Curhat tak apa-apa kok, Tuan. Saya siap mendengarkan]

[Ini hukuman atau apa ya? Saya tebak kok begitu. Mana kertasnya banyak sekali. Yang Mulia yang menyuruh?]

"Hmm, begitu," gumam Apo, tanpa mengalihkan fokus kegiatannya. "Si bocil bilang aku harus belajar, tahu. Brengsek memang dia itu. Caranya begini, aku bisa hapal isinya seluruh bumi," gerutunya. "Pokoknya harus begadang biar cepat kelar. Aku tidak mau game over duluan."

[Uuu, saya ambilkan makan siang mau? Untuk jadi teman Anda!]

A. France Food.

B. Italian Food.

[Silahkan dipilih satu~]

[Menu enak-enaknya sedang diproses!]

Apo melirik kalau topiknya makanan. "Eh? Kalian bisa mengirimkan menu luar negeri juga?" tanyanya.

[Tentu, Tuan Nattarylie. Kan tinggal di-convert saja. Input butuh waktu 30 detik! Tring! Tring!]

"Whoaaa! Keren." Semangat Apo pun langsung kembali. Dia scroll-scroll layar sistem yang menampakkan banyak tampilan visual menu. Diantara semuanya Apo ingin makanan Perancis. Lelaki carrier itu menekan A dengan senyum super lebar. "Aku mau semua yang itu ...." katanya cengar-cengir tanpa sadar.

[Ow, siap. Mohon ditunggu sebentar~]

[Jangan lupa pilih minumannya~]

A. Cold Fancy

B. Gold Liquor

"Wow, aku boleh minum yang beralkohol juga?" tanya Apo seketika berbinar-binar. Mata boleh merah, tapi mood-nya auto membaik. Apo harap-harap cemas dengan jemari meremas pulpen.

[Boleh, tentu saja. Anda kan sebenarnya sudah cukup umur~]

"Dih, tapi Ayah sama Ibu tidak pernah menyetok di meja makan," julid Apo. "Mereka orangtua dengan gaya hidup yang terlalu sehat. Padahal aku juga ingin sesekali. Dasar strict member keluarga ini."

[Ha ha ha ha]

"Sudah kubilang tawamu itu mengerikan. Stop-stop."

[Tuan Anda ini sedang balas dendam ya. Hu hu hu]

"Sudahlah, wkwk. Ngomong-ngomong aku boleh request kopi dan rokok?" tawar Apo. "Seperti di warung-warung. Rindu sekali rasanya nyebat sehabis makan."

[APAAAAA?!]

[Aduh kalau itu tidak bisa! Tuan, sistem kami baru dibersihkan loh. Jangan sampai ada virus lagi yang mampir di sini]

"Cih ...."

Apo manyun-manyun tapi senang saat makan siangnya datang. Sistem menata semua menu itu di meja sebelah kiri. Ada ratatouille, boeuf bourguignon, coq au vin, cassoulet, bouillabaisse, baguette, croque monsieur, quiche au fromage, meunière, dan clafoutis. Hanya dengan hal-hal sederhana ini, Apo lupa dengan galaunya setelah dikecup kening--

[Bagaimana, Tuan Nattarylie?

Kami coba memilih menu yang kaya bumbu]

[Setidaknya mirip-mirip dengan cita rasa Thailand kan? Dijamin suka dengan semuanya~]

"Terima kasih ...." Apo pun beranjak dan menyasar piring-piring harum itu. "Ini sangat menyenangkan. Apa aku boleh dapat beginian setiap hari? Maksudku, tidak waktu sedih saja. Ckckck, pokoknya harus kuhabiskan sebelum Ayah dan Ibu tahu. Semuanya punyaku!"

[ Ya tidak bisa, Tuan Nattarylie. Itu privillege untuk raja-ratu saja. Rakyat biasa tidak kami berikan keistimewaan. Makanan yang dihidangkan mengikuti basic menu. Disesuaikan dengan strata serta kedudukan]

"Njir ...." Baru saja menyendok ratatouille seuprit itu, Apo sudah menunjuk-nunjuk layar sistem tak berdosa. "Oiya ya! Kenapa aku baru sadar? Daripada Ayah dan Ibu, ini semua salah kalian kan lebih tepatnya? Dasar. Cepat rubah fitur atau sadar nanti kuberi kalian rating bintang satu!"

[He he he, kalau sadar kan, Tuan Nattarylie?]

"Apa?!"

[Terima kasih masukannya~

Tapi itu tetap kebijakan kami ]

[Makanya semangat! Semangat!

Fasilitas akan semakin banyak jika Anda menang nanti! Seperti memakai baju kebangsawanan, mencoba warna kain yang tidak boleh dipakai rakyat biasa, pergi ke tempat-tempat yang bagus, dan masih banyak lainnya~]

"Berisik."

[Go go go, Tuan Nattarylie]

[Keluarga Livingstone pasti jadi nomor 1! Tring! Tring!]

"Kau kenapa jadi menyebalkan lagi, ya? Sianying."

[Go, go, go!]

[Go, go, go!]

[Go, go, go, go, go, go!]

"Pergiiiiiiiii!"

Apo pun melempar sistem dengan salah satu sendoknya. Layar melayang itu tertawa-tawa sebelum tenggelam dan menyusut hilang.