Istana Kerajaan Fikseidon
Ellie tampak cemas, raut wajahnya penuh kekhawatiran, tidak menyangka di usianya yang baru 15 tahun, ia akan menjadi selir sang raja. Rahasia tentang King yang hypersex tentu sudah ia dengar dari mulut ke mulut, jika Ellie tidak bisa memuaskan King, tamat sudah riwayatnya. Ellie terlihat mondar mandir didalam kamar, Ia sudah berpakaian rapi, tubuhnya yang mungil dengan kulit putih dan mata berwarna hijau menambah ketampanannya saat menggunakan baju kerajaan, Ia memandangi dirinya didalam cermin. Ellie memang tampan, bahkan terbilang cantik, dengan wajah seperti ini Ellie semestinya terlahir di wilayah Femigo, namun nasib berkata lain, Ia malah lahir di wilayah yang tak dianggap, yaitu Erei.
Ellie sangat cemas, perasaannya was was, kalang kabut, Ia dilema, dilubuk hatinya yang terdalam, Ellie tidak menginginkan pernikahan ini, Ellie masih terlalu belia untuk menuruti nafsu sang Raja, tapi mau bagaimana lagi, seperti yang dikatakan Rudolf, dengan menjadi selir, Ellie bisa menghindari tumbal adat yang diadakan setiap tahunnya.
Tangan Ellie gemetar, ia tidak bisa membayangkan setelah pernikahan Ia akan digagahi King Gideon, apa bokongnya yang tipis dan sempit ini akan baik baik saja, Ellie memegang bokongnya, tak menyangka secepat ini akan menyerahkan keperjakaannya.
Dalam rasa kalut yang semakin membuatnya semrawut, sebuah lingkaran Portal berwarna hijau bercampur keemasan terbentuk di depannya, Ellie terkejut, Ia mundur beberapa langkah, dari balik lingkaran itu, keluar seseorang yang berjubah, menutupi seluruh tubuhnya, bahkan wajahnya ditutupi cadar sehingga Ellie hanya bisa melihat bagian matanya saja, Ellie ketakutan, namun tubuhnya mendadak kaku, Ia tak dapat bergerak.
"Tidak perlu takut Ellie" Ujar seseorang tersebut, suaranya terdengar merdu, ternyata orang misterius itu seorang wanita.
"Si..sii..apa kau?" Tanya Ellie terbata bata.
"Namaku Erenai, Aku datang kesini untuk membantumu" Ujar perempuan berjubah itu mengenalkan diri.
"mem..membantuku, aku tidak mengerti"
"kau tidak perlu mengerti Ellie, kau hanya jalankan saja perintahku, Aku ingin memberikanmu ini" Erenai memberikan sebuah botol kecil berisi cairan berwarna merah muda.
"Apa ini?" Tanya Ellie kebingungan.
"minum ramuan ini sebelum King Gideon menidurimu, kau akan tahu khasiatnya, percayalah padaku, aku tidak berniat jahat padamu"
Sedikit ragu Ellie mengambil ramuan ditangan Erenai.
"siapa kau? dan Apa tujuanmu membantuku?" Tanya Ellie mulai berani.
"Nanti Kau akan tahu, untuk saat ini Aku harus segera pergi, Kakakmu membutuhkan bantuanku" Ujar Erenai mulai melangkah menuju lingkaran Portal yang membawanya menemui Ellie.
"tunggu!!" Teriak Ellie membuat Erenai menghentikan langkahnya.
"Apa kak Eddy baik baik saja?" Tanya Ellie dengan raut wajah khawatir.
"Dia baik baik saja, bahkan jauh lebih baik" Jawab Erenai, perlahan Portal yang Ia buat mengecil dan menghilang dari hadapan Ellie.
Ellie tersenyum lega mendengar bahwa kakaknya baik baik saja, pasti ada peristiwa sulit yang dihadapi kakaknya, didalam hati Ellie, Ia tidak mau kalah, Ia harus tangguh seperti Edgar.
Pintu Kamar Ellie diketuk oleh seseorang, Ellie segera menyimpan botol kecil pemberian Erenai. Ellie berjalan membuka pintunya, dibalik pintu sudah ada Rudolf dan Ratu Clarinda sebagai Permaisuri sah yang menunggu Ellie. Ratu Clarinda tersenyum hangat, Ratu nampak cantik dibalut Gaun berwarna hitam dan corak keemasan dengan mahkota yang terbuat dari Berlian dikepalanya.
"Se..selamat siang Yang Mulia, salam hormat dari hamba untuk Yang Mulia Ratu Fikseidon" Ucap Ellie yang mengetahui Ratu berada didepannya, tepat seperti yang dibicarakan penduduk Erei bahwa Ratu Clarinda seorang wanita yang sangat cantik rupawan.
"kau cantik sekali" Puji Ratu membelai pipi Ellie.
"mohon maaf Yang Mulia Ratu, Aku seorang Pria" Jawab Ellie memprotes pujian Ratu Clarinda.
"oh ya, maafkan aku, maksudku kau sangat manis sekali" Puji Ratu lagi meralat pujian yang ia berikan sebelumnya.
"terima kasih sudah membantuku, aku harap kau adalah pilihan terbaik kali ini" Ujar Ratu lagi.
"mohon ampun Yang Mulia Ratu, hamba memotong pembicaraan, bisakah kita bergegas menuju Altar, upacara pernikahan akan segera dilakukan" Potong Rudolf sambil membungkukkan diri.
Ratu berjalan didepan, diikuti Ellie dan Rudolf dibelakangnya, Mata Rudolf tak henti hentinya memandang Ellie, Ellie memang pria yang cantik, tak seperti Edgar yang gagah, Ellie terlalu lembut untuk dianggap sebagai Pria.
"Kenapa paman Rudolf memandangku seperti itu?" Tanya Ellie pelan, Ia takut didengar Ratu, Ellie menyadari keanehan pada diri Rudolf.
"ah..egh..eeee anu..kau sangat cocok sekali berpakaian seperti ini, Paman hanya pangling melihatmu" Jawab Rudolf terbata bata.
"ingat paman, Aku keponakanmu, jangan macam macam, kalau tidak mau kulaporkan pada Bibi Ester" Ujar Ellie terkekeh pelan menyebut Istri Rudolf yang tak lain dan tak bukan adalah adik dari Ibu Ellie sendiri.
"seharusnya Aku menikahimu, bukan Ester" Rudolf berkata sangat pelan, tak terdengar sekalipun oleh Ellie.
"Apa yang kau katakan paman Rudolf, Aku tidak mendengarnya" Bisik Ellie.
"Ah tidak apa apa, lupakan saja"
Mereka bertiga terus berjalan menuju Pintu yang lebih besar, Pintu itu terbuka, menampilkan Aula Gereja yang sangat luas dengan Altar yang telah dihias dengan sangat cantik berada di ujung bangunan, semua tamu undangan dari kalangan bangsawan berdiri mematung melihat kedatangan Sang Ratu dan Ellie, mata mereka tak ada yang berkedip melihat Ellie yang dibalut Kemeja putih terbuat dari sutra dilapisi rompi polos senada dengan kemeja yang ia pakai, tak lupa ditutupi dengan tuksedo berwarna sama namun kancingnya terbuat dari emas murni, serta hose yang pas di bagian bawahnya.
"Mari Ellie, silahkan!" Ujar ratu mengadahkan tangannya yang disambut Ellie dengan lembut.
Ratu mendampingi Ellie menuju Altar yang mana disana sudah berdiri dengan gagah Raja Fikseidon, King Gideon.
King Gideon begitu terpana, tenggorokannya menelan ludah melihat Ellie, sejurus kemudian bongkahan di area selangkangannya sudah membesar, ia menghayalkan sebuah adegan mesum saat melihat Ellie, bagaimana mungkin bagi King Gideon tidak mengetahui ada paras pria cantik seperti Ellie. King mengacungkan Jempolnya yang berada dibawah kearah Rudolf, para tamu undangan tidak menyadari, hanya Rudolf yang melihatnya. Rudolf kembali bernafas lega, Ia sangat bersyukur bokongnya aman dari ancaman sang Raja.
"Cepat, lakukan ikrar pernikahan, aku sudah tidak sabar" King Gideon berbisik pada pendeta saat Ellie sudah berdiri di sampingnya.
Semua undangan yang hadir kembali duduk, mereka tampak khidmat mengikuti jalannya upacara pernikahan King Gideon dan Ellie.
Ikrar dan Janji pernikahan sudah diucapkan, resmi sudah Ellie menjadi Selir bagi King Gideon. King Gideon tak sabar lagi, ia segera menggendong tubuh Ellie menuju ke kamarnya, Nafsunya sudah menggelora, sudah diujung kepalanya, David yang melihat adegan King Gideon menggendong Ellie menunjukkan wajah cemburu.
"Aku tidak yakin bocah itu mampu mengatasi nafsu yang mulia, Aku yang sudah ahli saja kalah" ujarnya berbisik ke Claudia yang ada disampingnya.
"Justru Aku berharap Ellie mampu menaklukan yang mulia, dengan begitu Aku bisa didepak dari kerajaan dan kembali ke pacarku, satu hal lagi, tentu saja Aku bisa jauh dari laki laki angkuh sepertimu" Sahut Clarinda dengan sinis menyindir David.
"tidak akan Aku biarkan Yang Mulia membuangku, bokongku tetap yang terbaik" Ujar David sinis.
"kau terlalu banyak mengkhayal, baru ditusuk ujung penis yang mulia saja kau sudah berteriak merusak gendang telingaku" Ejek Claudia lagi.
"hei wanita berkelamin lebar, sebagai selir senior, seharusnya kita saling membantu untuk menyingkirkan selir baru itu, kau iri denganku karena memiliki lobang yang lebih sempit dibanding milikmu yang sudah menganga, bukankah begitu?" David balas mengejek tak mau kalah.
"Aku tidak perduli Yang mulia mau menambah berapa banyak selir, itu bukan urusanku, tidak masalah lobangku menganga, lebih baik kau pikirkan penismu yang ukurannya seperti kacang tanah" Ujar Claudia penuh senyum kemenangan, meninggalkan David yang terlihat kesal.
Setibanya di kamar pengantin yang sudah di rias dengan bunga bunga nan cantik, King Gideon segera merebahkan tubuh Ellie, wajah King tampak sumringah, hasratnya sudah diubun ubun, Ia ingin segera menggagahi tubuh daun muda didepannya.
"mohon ampun Yang Mulia, boleh Aku izin ke kamar mandi sebentar, Aku ingin membersihkan diri, Aku merasakan bokongku basah oleh keringat" Ujar Ellie berbohong.
"silahkan sayang, bersihkan sebersih bersihnya agar aku bisa menjilat seluruh inci tubuhmu" Ucap King yang sudah sangat bernafsu ingin melancarkan serangan kenikmatan untuk Ellie.
Ellie segera menuju kamar mandi, Ia mengeluarkan botol kecil yang berisi ramuan pemberian Erenai, Ellie meminumnya dengan sekali teguk, ia buang botol kecil itu kedalam tong sampah yang ada di sisi kamar mandi.
Ellie sangat terkejut setelah keluar dari kamar mandi, Ia mendapati tubuh King Gideon sudah telanjang bulat, tak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuh sang raja, Ellie menelan ludah, tubuh King Gideon memang sangat mempesona, otot otot tubuh sang raja begitu perkasa, dihiasi bulu bulu halus yang tumbuh didada hingga ke perut sang Raja, lalu sebagian tertata rapi diatas alat vital Raja yang menggantung, tak heran banyak yang menyerahkan diri untuk menjadi Selir King Gideon.
Yang semakin mengejutkan Ellie adalah bagian selangkangan King Gideon, bentuknya kokoh mengacung berurat, terakhir kali Ellie melihat bentuk sebesar itu adalah pada saat mandi bersama Edgar, milik kakaknya sendiri, Ellie sempat tergiur milik kakaknya, namun saat itu ia segera menyadarkan dirinya, tak seharusnya Ellie tergiur kepada benda tumpul milik Edgar.
"mendekatlah sayang" Ujar King Gideon.
Ellie perlahan lahan mendekat, seperti dihipnotis, Ellie mendekat sambil melepas pakaiannya satu persatu hingga Ia tiba diatas ranjang sudah tak mengenakan apa apa lagi, sama seperti King Gideon.
King memandangi tubuh mulus, kulit putih, puting berwarna Pink, tak ada bulu yang tumbuh ditubuh Ellie selain rambut diatas kepalanya, jakun King Gideon turun naik, benda tumpul di selangkangannya semakin mengeras.
Tak sabar lagi, King segera melahap bibir ranum milik Ellie, King mendesah merasakan nikmat, bibir lembut berwarna merah yang merekah segera ia lumat, Ellie terkesiap saat lidah King Gideon menyapu bibirnya, kenapa enak sekali, lirih Ellie.
Ellie perlahan membuka mulutnya, membiarkan lidah king menyapu seluruh rongga mulut Ellie, Ellie juga membiarkan King menghisap lidahnya, ritme ciuman King semakin berirama, liar namun tetap terasa syahdu, membuat Ellie mendesah.
Kenapa, kenapa nikmat sekali, pikir Ellie.
Seperti ada aliran listrik yang menyengat dan menjalar di tubuh Ellie.
Bibir King begitu nikmat, begitu candu bagi Ellie, bahkan saat King berusaha melepasnya, Ellie tak mau kehilangan pagutan King, Ellie menahan bibir King Gideon agar tetap bertukar ludah dengannya.
"Aah, nikmat sekali sayang" Ucap King Gideon memuji, Ellie tersipu malu mendengarnya.
"apa kau sudah siap untuk yang selanjutnya sayang?" Tanya King Gideon, dengan perasaan malu malu mau namun Ellie mengangguk.
King mencium leher Ellie, memberi tanda kemerahan di lehernya, Ellie mendesah, lagi lagi rasa nikmat menyelimuti seluruh tubuhnya, apalagi saat King Gideon semakin turun bermain di area puting Ellie yang berwarna merah muda.
"aaachhhhh, Yang Mulia, Ouchhhh"
"Kau menyukai hisapanku sayang?" Goda King sambil melumat puting Ellie, sebelah tangan king meremas dada sebelah Ellie, begitu terus Ia lakukan secara bergantian.
Puas bermain di puting Ellie, King membaringkan tubuh Ellie, Ia menciumi perut Ellie, melakukan jilatan seperti Induk Kucing yang menjilat tubuh Anaknya.
"aaachhh Yang mulia, Lanjutkan" Ujar Ellie mendesah menahan kenikmatan.
King Gideon terus menjalarkan lidahnya hingga kebawah, dengan sekali lahap King memasukkan Batang kejantanan Ellie utuh hingga ke pangkal didalam mulutnya, batang Ellie yang berwarna kemerahan dimainkan King dengan lembut dan penuh perasaan.
"aaachh yang mulia teruskan"
Tak mau hanya menikmati batang Ellie, King memutar tubuhnya menjadi Kaki bertemu Kepala, dan Kepala bertemu Kaki, dengan begitu mereka saling asyik menjilat dan menghisap alat kejantanan, tentu saja Ellie tak menyia nyiakan kesempatan, Ellie dengan lihai menghisap dan menyedot, membuat pipinya kembang kempis saat melakukan gerakan itu.
"ouch...achh, bagaimana mungkin, achh" Erang Sang Raja.
"Kau tidak menyukainya yang mulia" ucap Ellie menghentikan hisapannya.
"Ahh bukan sayang, Aku menyukainya, teruskan" Titah Sang Raja.
Ellie melanjutkan hisapannya, King kembali mendesah merasakan nikmat disekujur tubuhnya, hisapan Ellie seperti menelan seluruh anggota tubuhnya, sampai sampai Ia lupa memberikan oral balasan untuk Ellie.
"ouch.. apa ini, kenapa nikmat sekali, achh" Rintih Sang Raja
Ellie tersenyum mendengarnya.
"achh...ak..ku, Aku..tidak pernah achh, merasakan seperti ini" pekik Sang Raja lagi.
Rasanya darah sang Raja mengalir lebih deras, bertepatan dengan itu semua, sesuatu ikut mengalir, memberontak ingin keluar dari batangnya yang semakin mengembung dilahap oleh Ellie dan Cairan kenikmatan Sang Raja mengucur, tumpah ruah ke dalam mulut Ellie.
"ough!!!" King Gideon memekik sehingga suaranya bergema di dinding kamar menghiasi langit langit kamarnya.
"kau...kau mengalahkanku" lirih King Gideon.
King Gideon segera beralih posisi, ditadahkannya tangan di mulut Ellie, Ellie memuntahkan cairan milik sang Raja yang masih berada didalam mulutnya, cairan itu digunakan King Gideon sebagai lubrican untuk batang kejantanannya yang masih keras dan mencuat.
Setelah dirasa cukup membasahi semua inchi batangnya, King Gideon mengarahkan alat tempur sexnya kedalam lobang kecil dibagian belakang Ellie.
Pelan pelan seluruh batangnya terbenam ditelan lobang milik Ellie, bagai Keris yang masuk kedalam warangkanya, tak terlihat sama sekali, yang tersisa hanya gagangnya saja.
Ellie mengernyitkan dahi, kenapa tak ada rasa sakit sama sekali, kenapa hanya rasa nikmat yang menjalar di tubuhnya, Ellie teringat ramuan yang ia minum, apa mungkin inilah khasiatnya, siapapun Erenai sepertinya Ellie harus berterima kasih pada Erenai.
King Gideon bergerak berirama, maju mundur bergerak horizontal bagai memacu kuda, batang miliknya timbul dan tenggelam dalam liang kenikmatan milik Ellie.
"achh... istriku, kau menjepitku sayang, ouchhh" lenguh King Gideon.
Ellie terlihat merem melek dengan kenikmatan yang ia dapatkan dari Raja yang perkasa, gesekan demi gesekan, hujaman demi hujaman yang ia terima begitu menggairahkan bagi Ellie.
"achh...yang mulia, miliki aku seutuhnya" racau Ellie membiarkan hawa nafsunya membara.
Tangan Ellie menggapai tubuh King Gideon, Ellie mencengkram bahu sang raja dan mengigitnya dengan kuat, King Gideon semakin bersemangat, memberikan hentakkan hentakkan yang lebih dahsyat, gerakannya lebih cepat, berharap muncrat.
King Gideon menempelkan tubuhnya dengan Ellie, tak ada batas lagi bagi keduanya, menempel semakin erat, layaknya terikat, seperti perangko pada selembar surat, rasanya seperti ingin sekarat, saling memaki dengan kata kata yang keparat, bahkan peluh yang berjatuhan terasa nikmat.
"sayang, achhh, ouchh, achhh, aku mencintaimu sayang" Racau King Gideon.
Ellie tersipu mendengar ucapan cinta dari sang raja, wajahnya merona, dipandanginya wajah raja yang tampan, mata raja terpejam karena kenikmatan yang dihasilkan dari persetubuhan mereka berdua.
"sayang...aku...aku....aku sampai achhhh..." sang Raja mengerang dengan dahsyat.
Cairan raja kembali menyembur dari dalam batangnya, membasahi liang Ellie yang cenat cenut, cetat cetut, kedat kedut, bahkan nafas sang raja seperti semaput.
Ellie mendorong tubuh perkasa yang menindihnya, masih dengan keadaan keris pusaka sang raja yang bertengger didalam dirinya, Ellie mengambil alih posisi, Ia kini berada diatas sang raja.
Batang kejantanan sang Raja masih keras didalam tubuh Ellie, dengan gerakan vertikal, Ellie bergantian memacu batang sang Raja, ia menggoyangkan badannya naik turun, bokongnya terhempas menimbulkan suara kulit yang saling bersentuhan, tangan Ellie bertopang pada dada bidang King Gideon.
"ough.....Apa yang kau la...kukan achh..." King Gideon tak kuasa menahannya, dengan posisi tubuh Ellie yang ada diatasnya saat ini, membuat batang kejantanan King amblas seluruhnya, terasa menyeruak semakin dalam bertabrakan dengan prostat Ellie.
Ellie tak menjawab, setiap detik pacuannya, Ellie hanya mengucapkan kata aachhh ochhhh achhh ochhh seperti bersenandung membentuk sebuah nada, sesekali mulutnya yang mungil memanggil-manggil yang mulia, yang mulia ochh yang mulia.
"sa...yang, Ak..ku samp..pai" ketiga kalinya cairan sang raja membasahi liang senggama Ellie, suara kecipakan berbunyi samar seperti menghasilkan bunyi tepuk tangan semakin terdengar karena Ellie tak menghentikan aksinya.
Ellie memutar tubuhnya membelakangi King Gideon, Ellie melebarkan paha sang Raja sehingga Ellie bisa duduk dengan nyaman, masih dengan batang kejantanan sang Raja yang terhujam di dalam liang senggama Ellie.
Ellie kembali menari nari dengan gerakan Vertikal, ritme gerakannya semakin cepat, tak ayal membuat King Gideon mengerang, mendesah, meraung akibat gesekkan yang lebih cepat dan dalam.
"achh..., Aku keluar lagi, achh..." Ucap sang Raja keempat kalinya.
"cukup, ouch achh cukup sayang, aku sudah tidak sanggup" Pekik sang raja saat Ellie masih menggerakan bokongnya naik turun.
Ellie menghentikan aksinya, dipandanginya tubuh raja yang sudah tak karuan, Raja sudah lemas, lunglai, tak mampu lagi mengikuti ritme Ellie.
Melihat liang senggama milik King Gideon, dengan sigap Ellie mengangkat paha sang Raja, sang Raja sudah tak mampu berbuat apa apa lagi, Ellie gantian menghujamkan batang kejantanannya didalam liang senggama King Gideon.
"ouchhh apa apaan ini, Aku belum pernah, selir kurang ajar....aah tapi teruskan, ini nikmat sekali, tolong... jangan hentikan" Mendadak King Gideon yang ingin marah meluapkan emosi berganti menyuruh Ellie tetap melakukannya.
Pemandangan yang tak lazim dilihat, tubuh mungil Ellie sedang memacu tubuh perkasa sang raja, King Gideon merasa terhina, wibawanya terasa runtuh, namun Ia sudah tak perduli, ini nikmat, ini enak, sekalipun ukuran kejantanan Ellie tak sebesar milik King, tapi gesekkannya membuat King mampu melayang hingga menebus awang.
"achh achh achh, keluarkan dalam tubuhku sayang" ucap King Gideon sudah tak memperdulikan wibawanya.
Ellie mengelus batang King Gideon, King Gideon semakin merinding menahan kenikmatan yang dihasilkan, bagian liangnya dihujam Ellie, sedangkan bagian batang kejantanannya dikocok Ellie.
"aghh..." pekik mereka bersamaan
Ellie menyemburkan cairan miliknya didalam tubuh sang raja, King Gideon pun begitu, Cairannya kembali menyembur membasahi perutnya sendiri, ini kali kelima King menyemburkan cairan.
huh
hah
huh
hah
Keduanya berbaring berdampingan, mengatur nafas yang sama sama tersengal, King Gideon tersenyum, Ia memandang wajah bocah belia disampingnya penuh cinta, memberi kecupan hangat di kening Ellie.
"Terima kasih sayang, Aku mencintaimu" Bisik King Gideon hangat di telinga Ellie.
Ellie tak menjawab, matanya terpejam, Ia langsung tertidur pulas kelelahan.
King Gideon bermaksud menyusul Ellie yang tetidur, Ia menyelimuti tubuh mungil Ellie, namun King Gideon dikejutkan oleh desiran angin yang cukup kencang, King berdecih dengan malas, lalu muncullah sosok Soka yang berdiri tak jauh dari kasurnya.
"Yang Mulia, ada yang ingin kubicarakan" Ujar soka memandang tubuh telanjang King Gideon.