Stephan melihat ke arah London yang tanpa sadar masih terpaku menatap L di panggung dan ia menyunggingkan senyum tipis.
"Kau mau kukenalkan?" tanyanya. London tanpa sadar mengangguk. L baru menyelesaikan lagunya dan kini sedang membungkuk kepada para penonton yang tak henti-hentinya bertepuk tangan dan menyerukan namanya.
"Eh?" Lyana buru-buru memukul bahunya. "Bukannya sudah dibilang L itu gadis paling materialistis di Jerman saat ini? Telingamu tidak rusak, kan?"
Barulah London tersadar dan buru-buru melambai kepada Stephan untuk membatalkan persetujuannya barusan tetapi Stephan hanya mengangkat bahu. Ia telah memberi tanda agar L datang menghampiri meja mereka.
Dan tiba-tiba saja L sudah ada di depan London. Gadis itu kini menatapnya dengan sepasang manik hitamnya yang disipitkan. London belum pernah melihat mata sehitam dan setajam itu, dan ia seakan tersihir menatap gadis itu tanpa berkedip. L ternyata jauh lebih cantik lagi bila dilihat dari dekat.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com