Lima menit kemudian terdengar ketukan di pintu penthouse. Ren segera membukanya dan melihat istrinya berdiri di depan pintu. Pemuda itu mempersilakan Fee masuk dan kemudian menutup pintu di belakangnya.
"Mau minum?" tanya Ren sambil mengangkat poci teh.
Fee mengangguk. "Terima kasih."
"Tunggu sebentar. Silakan duduk," kata Ren. Ia berjalan masuk ke dalam, sebelumnya memberi tanda agar Fee duduk di ruang tamunya yang megah.
Fee menurut dan duduk di salah satu sofa tunggal sambil mengamati sekelilingnya. Sambil menunggu Ren membuatkan teh untuk mereka, ia mengagumi ruang tamu yang demikian mewah. Ini adalah tempat paling mewah yang pernah dilihatnya, bahkan jauh lebih mewah daripada rumah pribadi Ren dan resort di Salzsee.
Ah, Fee ingat, rumah pribadi Ren adalah warisan dari ibunya. Sehingga desainnya tidak semodern penthouse ini yang kemungkinan merupakan kediaman pilihan Ren sendiri.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com