webnovel

Terjerat Kawin Kontrak

Menjadi pelayan keluarganya sendiri dan dijual sebagai wanita malam? Eneng Ayu Duschenka, gadis blasteran Indonesia-Rusia yatim piatu sejak usianya 6 tahun. Usia 13 tahun, paman yang menampungnya meninggal, sehingga ia diperlakukan bagaikan pelayan oleh bibi dan sepupunya! Tak hanya itu, ketika berumur 18 tahun, ia diculik dan dijual ke germo dan menjadi wanita penghibur berkedok kawin kontrak dengan turis asal Timur Tengah. Rashid bin Ali Al Muhtarom, seorang pangeran sekaligus pengusaha dari negeri Qatar. Pergolakan politik yang terjadi di negaranya mengharuskannya menyelamatkan negerinya dari ambang kehancuran. Bagaimanakah kedua insan ini dapat bertemu? Akankah nasib Ayu berjalan bagaikan Cinderella? Ataukah sebaliknya? Dapatkah Rashid menyelamatkan negerinya melalui kedok kawin kontrak dengan Ayu? Ikuti kisah keduanya yang terjerat kawin kontrak. ***************************************** Daftar isi : Vol 1 : ch 1 - 23 : Mengenai masa lalu Ayu, dkk Isi cerita: 1. sedikit sedih ceritanya 2. Persahabatan Vol 2 : ch 24 - ~ : Ayu & Rashid Isi cerita : 1. Bucin abis.. 2. Jalan - jalan wilayah Indonesia 3. Diselipkan informasi pengetahuan umum jadi bukan hanya sekedar membaca cerita 5. Penculikan lagi 6. Jalan-jalan ke Jepang 7. Pulang ke Qatar bertemu keluarga Rashid ***************************************** Hak cipta cerita dan cover novel adalah milik author sendiri. Ig design cover by adhe_art_ Peristiwa di kisah ini percampuran fiksi dan nonfiksi, namun para tokohnya hanyalah khayalan author semata. Selamat menikmati.

3cy · สมัยใหม่
Not enough ratings
366 Chs

Jadi Tunjukan Di Mana Letak Yang Paling Neng Suka Disentuh?

Ayu terbangun dengan badan yang pegal - pegal, dilihatnya jam dinding menunjukan jam 11 malam. Hm..Sejak kapan ia ada di ranjang? Berarti tadi ketiduran dijalan, pikirnya. Lalu ia bergerak mau ke kamar mandi.

Merasakan Ayu bergerak, Rashidpun ikut terbangun. Masih dalam keadaan mengantuk, otomatis Rashid mengucapkan "Selamat pagi Sayang.." lalu mengecup ringan bibir Ayu.

"Apanya yang pagi, ini masih tengah malam. Abang enggak bangunin Neng waktu sampai di villa" tuduh Ayu.

"Habisnya tidurnya kaya kebo aja, susah bener dibangunin. Mungkin Neng baru bisa bangun saat ada kejadian bom meledak" kata Rashid becanda.

Ditanggapi Ayu dengan mulut yang merengut "Gak gitu juga kali. Udah ah pusing, males ngeladenin Abang " kata Ayu, lalu ninggalin Rashid di ranjang menuju ke kamar mandi.

Cemberutnya Ayu hanya ditanggapi Rashid dengan senyuman geli yang menghiasi bibirnya.

10 menit kemudian, Ayu keluar kamar mandi "Abang udah shalat isya?" tanya Ayu.

"Sudah, shalat duluan tadi sebelum tidur. Oh iya masih ada sisa pizza, sementara makan saja itu dulu, takut Neng kelaperan sambil nunggu waktu pesanan datang dari room service. Mau pesan apa? Atau kita keluar cari makanan?" jawab Rashid yang menonton berita tengah malam.

"Tengah malam gini, memangnya masih ada yang buka?" tanya Ayu.

"Mungkin di bar - bar. Kebanyakan wisatawan di sekitar sini kan banyak orang asingnya. Sedangkan mereka kalau malam suka keluyuran ke bar atau diskotik yang buka malam bahkan hingga menjelang pagi. Siapa tahu ada bar sekitar sini masih buka" kata Rashid.

"Enggak usahlah, room service saja" kata Ayu. Dipilih - pilihnya menu makanan, akhirnya diputuskan memilih menu Bebalung. Walaupun Ayu tak tahu apa itu Babalung tapi dilihat dari foto dimenunya seperti sop, malam - malam begini enaknya makan yang hangat - hangat.

Setelah setengah jam menunggu, pesanan tiba juga. Dari segi penampilan, Bebalung sama seperti sop iga sapi yang berkuah agak bening, tapi juga agak berbeda karena wanginya lebih harum daripada sop. Setelah dicicipi, ternyata rasanya sedikit berbeda tapi tetap gurih dan lezat. Sangat cocok disajikan hangat saat cuaca dingin.

Ayu memesan 1 porsi Bebalung saja tanpa nasi sehingga cepat ludes habis.

"Enak bener yang makan, sampai gak disisain buat Abang" protes Rashid yang sebelumnya tiduran di ranjang, pindah duduk disamping Ayu. Mereka duduk di sofa tanpa sandaran yang diletakan merapat diujung kaki ranjang, sedangkan mejanya diambil dari meja kecil bundar yang sebelumnya diletakan di samping sofa perorang yang ada sandaran punggung dan kakinya.

"Emangnya Abang mau? Kenapa gak bilang daritadi? Kan Neng bisa mesen 2 porsi tadi" kata Ayu yang merasa bersalah.

"Tapi Abang bukan lapar makanan, tapi lapar yang lain" bisik Rashid di telinga Ayu yang memeluk Ayu dari samping dan menggigit tali gaun tidur Ayu dengan giginya lalu dipindahkan ke samping hingga talinya melorot sehingga memperlihatkan sebelah payudara Ayu yang tak memakai beha didalamnya.

Rashid memindahkan meja kecil beserta mangkok diatas mejanya ke tempatnya semula. Rashid berlutut di depan Ayu sambil membawa tisu. Lalu dilapnya mulut, tangan dan kaki Ayu dengan tisu basah yang diganti dengan tisu kering.

Kaki Ayu yang masih berada di genggaman tangan Rashid yang tadi dibersihkan, tanpa disangka Ayu, Rashid melahap ibu jari jempol kaki Ayu dengan terlebih dahulu berkata "Selamat makan" kata Rashid. Emutan dan jilatannya berlanjut ke jari - jari kaki lainnya bagaikan mengemut permen lolipop yang manis rasanya.

Ayu tak pernah mengira bahwa jari - jari kakinya memiliki titik sensitif, apalagi melihat Rashid mengemut dan menjilatnya, terlihat sangat erotis sehingga nafsu berahinya terbangkitkan.

Jilatan Rashid naik ke atas ke mata kaki dan terus naik ke betis, hingga ke bagian dalam paha Ayu. Ujung bawah gaun tidur Ayupun disingkapkan naik ke atas hingga ke pinggul. Ayu kira Rashid akan menjilat kewanitaannya sama seperti jilatan yang pernah dilakukannya. Tapi dengan kecewa ternyata Rashid melewati area itu.

Rashid terus menjelajah naik ke atas walaupun di bagian pinggul dan perut terhalang gaun tidur yang masih dikenakan Ayu, tak dapat menghentikan aksi Rashid. Rashid tetap merayap dengan bibir, gigi dan lidahnya, hingga ke pinggir payudara Ayu yang sebelumnya sudah terbuka dengan tali gaun yang melorot sebelah. Antisipasinya kali ini pun gagal kembali, karena Rashid lagi - lagi melewati area yang biasa menjadi target serangannya .

Kalau lama - lama Rashid mempermainkannya, bisa - bisa Ayu menjadi gila. Ciuman dan jilatan Rashid bagaikan candu bagi Ayu yang membuatnya ketagihan, atau apakah dirinya memang wanita hipersex? Entahlah. Tapi sepertinya tidak karena hanya suaminya yang membuatnya begini.

Ciuman Rashid berhenti di telinga Ayu dengan menggigit ringan daun telinga Ayu lalu digantikan dengan jilatan yang membuat merinding nikmat ke seluruh tubuh Ayu hingga tak sadar mengerang kenikmatan. Lalu Rashid berkata "Daerah mana lagi yang ingin Sayang sentuh?" bisik Rashid.

Tapi Ayu diam saja tanpa menjawab pertanyaan Rashid. Walaupun begitu, terlihat dari raut wajahnya yang merona bahwa Ayu malu mengatakannya.

"Hm? Kalau begitu, selamat malam" kata Rashid, lalu berdiri dan meninggalkan Ayu untuk siap - siapa tidur. Rashid rebahan di ranjang dengan berbantalkan kedua tangannya yang disilangkan dibelakang kepala dan menutup mata.

Lagi - lagi Ayu dikerjai saat nanggung seperti ini. Dengan kesal, Ayu menghampiri Rashid lalu mengambil bantal lalu membekap wajah Rashid dengan bantal. Rashid langsung bereaksi bangun dan berontak menyingkirkan bantal yang menutupi wajahnya.

"Kejam sekali, suami sendiri dibekap. Ini namanya percobaan pembunuhan. Ah.. Malang sekali nasib Abang.." kata Rashid.

"Udah deh jangan di dramatisir. Salah Abang duluan yang jahilin Neng" kata Ayu yang pernafasannya cepat menahan amarah.

"Iya deh maafin Abang. Neng sendiri sih yang gak jawab pertanyaan Abang" kata Rashid.

"Mana mungkin Neng jawab itu. Lagipula Abang sudah tau jawabannya, kenapa ditanyakan lagi, dasar bodoh" kata Ayu dengan nada tinggi meluapkan kekesalannya.

"Mana mungkin Abang tau, Neng gak pernah bilang. Yang Abang sentuh itu kan sebagian besar daerah titik sensitifnya wanita, sedangkan ada beberapa wanita yang titik sensitifnya berbeda. Jadi kita harus terbuka mengenai kehidupan seks kita. Bagian mana yang paling Neng suka disentuh dan mana yang tidak, begitu pula sebaliknya Neng harus tahu bagian titik mana kelemahan Abang, supaya kegiatan seks kita menyenangkan. Bukan hanya salah seorang saja yang menikmatinya, sedangkan yang lain melakukannya dengan terpaksa. Dan Abang berjanji tidak akan memaksa hal yang Neng tidak mau, termasuk seks" kata Rashid.

Ayu menjadi tertegun mendengarnya. Ya Rashid benar, tadinya Ayu mengira bahwa Rashid serba tahu dan serba mahir, termasuk dalam bercinta sehingga ia tak memberitahunya dimana daerah yang paling ia suka disentuh. Begitupun sebaliknya, ia tak tahu dimana letak titik sensitif Rashid berada. Ia hanya tahu satu titik sensitif dimana letak kelemahan pria, tapi tak tahu bagaimana cara membangkitkannya.

"Ya Abang benar, maafkan Neng" kata Ayu yang kepalanya tertunduk.

Diangkatnya dagu Ayu dengan telunjuk Rashid sehingga Ayu mengangkat kepalanya sehingga mereka saling menatap mata pasangannya.

Dengan suara lembut Rashid bertanya lagi "Jadi tunjukan dimana letak yang paling Neng suka disentuh? Kalau masih malu, Abang akan menyentuh bagian tubuh Neng, lalu Neng beri penilaian antara 1 sampai 10, angka 10 nilai tertinggi" kata Rashid.

"Baiklah" jawab Ayu setuju.

"Dimulai ya. Apakah disini? Berapa nilainya?" tanyanya sambil mencium kening Ayu.

"enam" jawab Ayu.

"Apakah disini?" tanyanya sambil mencium pipi Ayu.

"enam" jawab Ayu.

"Atau disini?" tanyanya sambil mencium ringan dan sekilas bibir Ayu.

"enam" jawab Ayu.

"enam?" tanya Rashid. Lalu dicum lagi dengan ciumannya yang semakin dalam dengan melibatkan lidahnya menerobos masuk ke dalam mulut Ayu dengan waktu yang lama hingga napas mereka tersengal - sengal.

"Bagaimana?" bisik Rashid di telinga Ayu.

"sem..bi..lan.." jawab Ayu terjeda - jeda akibat napasnya yang tersengal.

"Kalau disini?" tanyanya dengan berbisik sambil meniup, dan menjilat daun telinga Ayu.

"de..lapan" jawab Ayu.

"Apakah disini?" tanyanya sambil bibir dan jenggot Rashid bergerak naik turun secara perlahan hingga akhirnya menggigit dan menyedot kulit Ayu di bagian lehernya.

"sem..bilan" jawab Ayu yang pikirannya semakin tidak fokus akibat rangsangan Rashid.

Ciuman Rashid pindah semakin ke bawah hingga ke payudara Ayu yang putingnya sudah terlebih dahulu mengeras seakan menantikan dan mengundangnya untuk dicicipinya. Tapi Rashid malah menjelajahi tiap jengkal area luar puting Ayu dengan ciumannya yang lambat sehingga membuat Ayu gemas, lalu tangan Ayu mengarahkan payudaranya sehingga putingnya masuk ke dalam mulut Rashid yang disambut dengan kuluman dan jilatan maut Rashid hingga Ayu menggeliat dan mengerang.

Tanpa perlu ditanya, Ayu berkata "sepuluh".

Setelah Ayu memberi nilai, Rashid bertanya "Bagian mana lagi yang ingin disentuh?".

Tanpa berkata, tangan Ayu menggenggam tangan Rashid dan mengarahkannya ke bagian kewanitaannya yang ternyata sudah basah.

"Berapa nilai disini kalau disentuh?" tanya Rashid.

"Seratus, puas? Cepatan Abang lakuin! Neng sudah tak tahan" kata Ayu yang sudah tak sabar.

"Hamba siap laksanakan titah baginda puteri" kata Rashid becanda. Maka di rangsangnya daerah kewanitaan Ayu hingga semakin basah.

Ayu merasa sangat menikmati momen saat suaminya seakan memuja tubuhnya di setiap jengkal tubuhnya dan memperkenalkan surgawi dunia yang tak pernah diketahuinya.

Ketika Ayu tak dapat menahannya lagi, disuruhnya Rashid memasukinya, barulah Rashid melaksanakannya yang disambut Ayu dengan suka cita.

Mereka bercinta dua jam lamanya hingga jam dinding menunjukan hampir jam 2. Ayu kelelahan dan tak ada tenaga untuk bergerak lagi hingga tak sadar tertidur duluan. Barulah Rashid menyudahi percintaan mereka.

Minal Aidin Wal Faidzin,Maafin author yg punya byk salah baik sengaja/ganya. Authornya suka curcol,sapa tau ada yg sebel. Sorry ye..

Takut bsk/senin sibuk ga sempet update, jd maju aja ya Kuisnya.

Gampang kok,

1. Siapa nama saya sebenarnya? Yg lengkap ya! Salah ketik dianggap gagal.

2. Tempat tinggal saya di kota mana?

Pernah dibahas di Author Thought ko.

Apalagi yg pernah dikirimin paket,tercantum tuh.

Bener jwbnya akan diundi ky ngocok arisan.

Pemenang 1 org

Jwbn ditunggu bsk jam 9 mlm WIB

3cycreators' thoughts