webnovel

Take Me On

Author: Novi_Wu_8797
现代言情
Ongoing · 3.1K Views
  • 2 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT
Synopsis

Bagaimana jadinya jika Soraya Foster seorang guru di salah satu Sekolah Menengah Atas jatuh cinta pada muridnya sendiri? Ya, begitulah. Ketika gadis itu terpikat oleh rayuan maut Ryan Matthew muridnya yang terkenal playboy dan nakal di sekolah. Ryan selalu merasa dirinya dibela, karena dia anak dari salah satu orang terkaya di kotanya. Dia jatuh cinta dengan gurunya sendiri—Sora, hingga mereka melakukan hal yang tidak diinginkan. Sora hamil, dan Ryan yang masih berusia tujuh belas tahun tidak bisa bertanggung jawab akan itu. Keluarga Ryan memutuskan mengirim anaknya ke luar negeri, dan mengusir Sora yang hamil di luar nikah dari kota Western, demi menutupi aib mereka. Setelah sepuluh tahun berlalu, Ryan ingin menebus dosa-dosanya terhadap Sora, tapi sayangnya dia kehilangan guru yang masih dirinya cintai. Apakah Ryan bisa menemukan Sora kembali?

Chapter 1Bab 1 — Bullying

"Berani-beraninya kau melawanku?!" Ryan, menarik kerah baju teman sekolahnya—Theodor, yang ia anggap telah berani melawan aturannya di Aquilla high school.

Semua orang yang melihat perundungan yang dialami Theodor hanya diam karena tentu mereka tidak ingin bernasib sama sama seperti Theodor, siswa yang terkenal berprestasi. Namun, tidak mudah bergaul.

"Pukuli dia!" Ryan meminta anak buahnya, untuk kembali memukul Theodor hingga babak belur.

Sementara itu Sora, yang baru saja pertama kali masuk ke sekolah, karena baru saja di terima menjadi pengajar Matematika di sekolah itu, tampak berlari kecil. Langkahnya terhenti ketika dia melihat penganiayaan keji yang dilakukan Ryan dan teman-temannya.

"Hei... ada apa ini?" Wanita cantik yang mengenakan baju rapi, dah heels setinggi tiga sentimeter itu mendekat ke arah segerombolan siswa yang tengah menganiaya temannya tersebut.

Seketika suara hening seiring kedatangan Sora, yang berjalan mendekat ke arah mereka. Ryan yang melihat seorang gadis cantik yang terlihat lebih tua darinya, tidak merasa terprovokasi.

"Kalian membully temanmu?! Apakah kalian mau aku adukan ke kepala sekolah atau guru lain?" hardik Sora, yang merasa perihatin dengan Theodore yang sudah mulai lemas.

Namun, kenyataan yang harus Sora terima, salah satu dari siswanya itu, tampak mendekat ke arahnya dan tiba-tiba memegang dagu Sora hingga gadis yang baru saja lulus kuliah di salah satu perguruan tinggi di kota Western tampak mendongakkan kepala, karena pria berseragam sekolah itu memang lebih tinggi dari dirinya.

"Guruku yang cantik, kau orang baru? Belum tahu siapa aku, bukan?" kelakar Ryan dengan begitu sombong menantang Sora.

"Lepaskan tanganmu dari daguku, anak kurang ajar!" Sora dengan sekuat tenaga menampik tangan Ryan. Namun, bukannya takut Ryan malah terkekeh dengan sikap Sora, tentu saja diikuti dengan gelak tawa yang lainnya.

Sora memindai seluruh siswa, dia sadar semua yang ada di sini adalah siswa laki-laki yang bisa saja melakukan hal buruk dengan dirinya. Saat itu juga Sora memilih pergi untuk meminta bantuan dengan guru lain.

Sora setengah berlari menuju ke ruang guru, hingga napasnya terengah-engah, membuat semua guru yang ada di dalam ruangan langsung melirik ke arah Sora, wanita dengan rambut coklat gelap dengan mata biru itu.

"Halo... Apakah Anda Miss Soraya Foster, guru matematika baru di sekolah ini?" tanya salah satu guru yang masih terlihat muda.

Sora mengangguk, dia mengatur napasnya sendiri yang tersengal. Kemudian gadis itu menunjuk keluar.

"Ada apa di luar?" tanya salah satu guru paruh baya perempuan.

Sora menelan ludah, mencoba sekuat tenaga menjawab pertanyaan guru tersebut.

"Ada siswa yang dibully, di sana."

Mendengar jawaban Sora, membuat semua guru saling memandang, seolah tahu siapa pelakunya.

"Tolong lihat anak itu! Jika tidak, dia akan mati di tangan siswa-siswa brandal itu!" lanjut Sora dengan masih terengah-engah.

Namun, anehnya seolah mereka malas menanggapi laporan Sora, dan dengan terpaksa mereka berjalan mengikuti Sora ketika gadis itu keluar.

Ketika mereka sampai di tempat kejadian, nyatanya Theodor tergolek lemah sendirian dengan luka yang memenuhi tubuhnya. Sora terkejut dan mencari lima anak yang menganiaya siswa ini.

"Tadi aku melihat lima siswa berandalan itu di sini." Sora memekik, meyakinkan semuanya.

Anehnya guru-guru yang mengikuti Sora, membopong Theodor dan langsung mereka bawa ke rumah sakit.

"Miss Soraya. Tolong jangan perpanjang masalah ini. Kami akan menanganinya." Suara kepala sekolah yang tiba-tiba datang membuat Sora tertegun. Bukannya mencari siapa pelakunya. Sora harus menerima kenyataan jika dirinya dipaksa melupakan kejadian tragis ini. Ada apa dengan sekolah ini? Hal itu membuat Sora merasa aneh, dan terus mencari tahu kenapa tempat ini seolah mewajarkan kasus Bullying. Padahal ini serius dan harus benar-benar ditangani.

**

Terpaksa Sora mengindahkan apa yang dia lihat tadi, wanita itu berjalan ke sebuah kelas yang berada di lantai tiga, kelas tingkat akhir, di mana kelas itu terdapat siswa yang mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian tingkat akhir menuju universitas.

Dari jauh tampak riuh suara bising murid-murid yang tentu saja menjadi pemandangan biasa. Di dalam kelas yang ditujunya. Sora mengintip suasana kelas itu dari pojok jendela. Beberapa siswi sedang berdandan atau mungkin memamerkan barang miliknya. Ya, sekolah ini adalah tempat belajar bagi anak-anak orang penting dan berada, bisa dibilang menengah ke atas, dan Sora beruntung mendapatkan pekerjaan ini sebagai guru pengajar matematika. Setidaknya gaji yang akan dia dapat akan cukup untuk dikirimkan kepada sang ibu yang sedang sakit di kampung halamannya Torai—kota kecil yang bisa ditempuh dengan kereta atau pesawat. Sementara Sora melihat siswa laki-laki tampak berbincang dan bersenda gurau berkelompok dengan teman-temannya.

Sora menarik napas dalam-dalam, kemudian menelan ludahnya sendiri. Mempersiapkan diri untuk masuk ke kelas.

Saat Sora menarik panel pintu, seketika suasana hening, dan Sora masuk dengan begitu anggun.

"Selamat pagi, anak-anak." Sora berjalan sembari menyapa para siswa yang tampak kebingungan karena baru pertama kali melihat guru muda yang cantik seperti Sora.

"Saya akan menjadi Wali kelas kalian yang baru, dan sekaligus mengajar Matematika di sini."

Semua siswa siswi masih terdiam.

"Nama saya Soraya Foster, dan karena usia saya masih dua puluh empat tiga tahun, kalian bisa memanggil saya Miss Sora."

Tiba-tiba mata Sora menangkap sesuatu yang aneh, dia melihat pemuda yang tadi menganiaya temannya, dia tampak tidak memedulikan dirinya dan malah asik memejamkan mata dengan headset yang terpasang di telinganya. Pandangan Sora berubah nyalang, dia terlihat marah pada anak laki-laki itu, dia berjalan mendekat ke arahnya dan langsung menarik benda yang menutupi indera pendengaran murid badung itu. Sora sedikit membungkuk lalu dia berbisik, "Hai... kita bertemu lagu, saatnya belajar, simpan barangmu ini atau akan kusita!" desis Sora.

Semua murid yang ada di dalam kelas tampak terbelalak melihat Sora berani memprovokasi Ryan. Padahal pemuda itu salah satu orang yang tidak boleh disinggung di sekolah ini.

Sementara Ryan yang tadinya akan marah, dia berubah tersenyum menyeringai saat melihat guru cantik yang ada di hadapannya. Mata mereka saling bersirobok, bahkan Ryan bisa merasakan embusan napas Sora yang menyapu wajahnya.

"Hai... cantik, kita bertemu lagi."

Ucapan Ryan membuat Sora terbelalak, dari mana nyali anak ini sehingga dia bisa berbuat kurang ajar pada gurunya.

"Panggil saya Miss Sora!" desisnya mulai resah.

"Tapi, aku hanya ingin memanggilmu dengan sebutan sayang?" balas Ryan, yang langsung mengambil helaian rambut coklat Sora, dan menghirup aroma stroberi yang telah teresidu dengan rambut cokelat Sora."

Sora tersentak mendapat perlakukan seperti itu. Lalu ia menegakkan tubuh, dan menjauh dari Ryan.

"Sinting!" gerutu Sora.

Semua murid yang melihat adegan itu tampak canggung. Namun, tidak untuk Bella Swan. Gadis yang telah memiliki hubungan dengan Ryan. Dia sangat cemburu karena melihat sang pujaan hati menggoda wanita lain di hadapannya.

You May Also Like

Nyonya Mengejutkan Identitasnya Seluruh Kota Lagi

Qiao Nian tinggal di rumah keluarga Qiao selama 18 tahun sebelum orang tua kandungnya menemukannya. Tiba-tiba, semua keluarga kaya di kota itu tahu bahwa keluarga Qiao memiliki anak perempuan palsu! Anak perempuan sejati dari keluarga yang berkecukupan pasti berbakat, lembut dan baik hati. Anak perempuan palsu pasti tidak akan bisa menguasai kemampuan apa pun dan tidak mencapai apa-apa. Semua orang ingin melihat betapa sengsaranya dia ketika dia harus kembali ke lembahnya setelah diusir dari keluarga kaya! Qiao Nian juga berpikir bahwa orang tua kandungnya adalah guru-guru miskin dari Kabupaten Luohe. Siapa sangka bahwa kakaknya mengendarai Phaeton yang harganya tiga ratus ribu yuan! Ayah kandungnya juga seorang profesor yang mengajar di Universitas Tsinghua! Bos besar dari keluarga penjahat itu menjadi penjilat dan membungkuk di depan kakeknya... Qiao Nian terperangah. Ehm... ini tidak sama dengan mengatakan ya! Setelah terbebas dari keluarga penjahat, Qiao Nian bisa menjadi dirinya sendiri. Dia adalah siswa terbaik dalam ujian masuk perguruan tinggi, bintang siaran langsung dan pewaris warisan budaya yang tak ternilai... Identitasnya terungkap dan ketika dia mulai muncul di pencarian teratas di kota, keluarga penjahat itu menjadi pucat. Anti-fans mengejek: Apa gunanya berpura-pura? Bukankah kamu hanya terus mengikuti kakakku setiap hari? Qiao Nian menjawab: Maaf tapi saya sudah punya pasangan. Kakak Sempurna: @Qiao Nian. Izinkan aku memperkenalkannya kepada semua orang. Ini adalah adikku. Kakek Kaya Raya: Cucu kesayanganku, kenapa kamu bekerja keras? Kalau kamu mau sepeda, kakek akan belikan untukmu! Orang kaya dan berpengaruh di Beijing menyebarkan rumor bahwa Master Wang menyembunyikan seorang istri di rumah mewahnya. Tidak peduli seberapa keras orang mencoba membujuknya, dia tak pernah membawanya keluar untuk bertemu orang lain. Jika ditanya, dia akan mengatakan kalimat yang sama. "Istri saya dari pedesaan dan dia pemalu." Itu sampai pada suatu hari ketika seseorang melihat Master Wang yang mulia dan dingin memegang pinggang ramping seorang gadis sambil bersembunyi di sudut dinding dan bergumam dengan mata merah. "Sayang, kapan kamu akan memberiku gelar?" [Anak perempuan palsu yang sebenarnya berasal dari keluarga kaya] + [Dua bos besar]

Brother Ling · สมัยใหม่
Not enough ratings
527 Chs

SUPPORT

empty img

coming soon