webnovel

Prologue

Di sebuah Negeri indah yang masih menjadi bagian dari kekuasaan Istana Langit, Negeri Cahaya Putih, terdapatlah delapan klan yang disesuaikan dengan delapan arah mata angin yang dikabarkan memimpin Negeri Cahaya Putih dan memecahkannya menjadi delapan bagian. Setiap orang hidup dengan harmonis di Negeri Cahaya Putih di bawah pimpinan setiap pemimpin di bagiannya masing-masing.

[Bagian Utara dinamakan klan Bei Fang dan dipimpin oleh seorang Dewa Tinggi bernama Hou Niu An. Orang-orang biasanya memanggilnya dengan sebutan Pemimpin Niu.]

[Bagian Timur Laut dinamakan klan Dongbei Fang dan dipimpin oleh seorang Biksu yang berasal dari dunia fana yang sudah mencapai Dewa bernama Wen Zhang. Orang-orang biasanya memanggilnya dengan sebutan Biksu Wen Zhang.]

[Bagian Timur dinamakan klan Dong Fang dan dipimpin oleh seorang Panglima Perang bernama Xu Yuxia. Orang-orang biasanya memanggilnya dengan sebutan Panglima Xu.]

[Bagian Tenggara dinamakan klan Dongnan Fang dan dipimpin oleh seorang Dewa bernama Liu Fanjia. Orang-orang biasanya memanggilnya dengan sebutan Tetua Liu.]

[Bagian Selatan dinamakan klan Nan Fang dan dipimpin oleh seorang Dewa bernama Huang Yibai. Orang-orang biasanya memanggilnya dengan sebutan Tetua Huang.]

[Bagian Barat Daya dinamakan klan Xinan Fang dan dipimpin oleh seorang Dewa bernama Lin Bailiang. Orang-orang biasanya memanggilnya dengan sebutan Tetua Lin.]

[Bagian Barat dinamakan klan Xi Fang dan dipimpin oleh seorang Dewa Tinggi bernama Sun Luse. Orang-orang biasanya memanggilnya dengan sebutan Dewa Tinggi Sun.]

Dan, yang terakhir,

[Bagian Barat Laut dinamakan klan Xibei Fang dan dipimpin oleh seorang Dewa Tinggi bernama Li Huocheng. Orang-orang biasanya memanggilnya dengan sebutan Pemimpin Li.]

Ke delapan klan hidup dengan damai dan harmonis dalam memimpin di Negeri Cahaya Putih, tidak pernah ada pertengkaran serius yang terjadi di antara mereka, semuanya sangat terkendali, bahkan saling bahu-membahu membantu klan-klan lain yang kesusahan. Bisa dikatakan bahwa Negeri Cahaya Putih adalah negeri yang paling damai dan harmonis di wilayah kekuasaan Kerajaan Langit.

Banyak sekali Dewa-Dewa kecil yang berlalu-lalang di Negeri Cahaya Putih untuk sekedar melihat-lihat ataupun berdagang, dan mereka selalu menerima kehadiran Dewa-Dewa tersebut dengan ramah.

***

Hari ini adalah hari kebahagiaan klan Xi Fang yang memimpin bagian Barat Negeri Cahaya Putih. Pasalnya, istri dari Sun Luse yang bernama Kang Cha In, seorang Dewi dan Tuan Putri di Danau Xi Hai, akan melahirkan seorang bayi untuk klan Xi Fang. Dewa Tinggi Sun, sebagai pemimpin klan Xi Fang dan suami dari Dewi Cha In, begitu senang dan tak sabar menunggu kabar dari istri dan tabib yang menjaga persalinan. Sedari tadi dia terus mondar-mandir di depan kamar sang istri. Perasaan senang, gelisah, cemas; semuanya bercampur aduk menjadi satu.

"Tenangkan diri Anda, Dewa Tinggi Sun," kata Tetua Lin. Dia pusing melihat aksi mondar-mandir dari Dewa Tinggi Sun. Tapi, dia sendiri sebenarnya juga tidak sabar melihat bayi dari sahabatnya itu.

"Bagaimana bisa saya tenang, Tetua Lin? Sebentar lagi saya akan menjadi seorang ayah!" seru Dewa Tinggi Sun. Dia terlihat senang, sekaligus khawatir.

"Bayi ini ...." Biksu Wen Zhang tidak melanjutkan perkataannya. Ekspresi wajahnya sungguh tak dapat ditebak.

"Ada apa dengan anak saya, Biksu?" tanya Dewa Tinggi Sun.

"Bayi ini, bahkan saya pun tidak dapat menghitungnya," kata Biksu Wen Zhang. "Mungkin saya salah menghitung. Biar saya hitung sekali lagi." Biksu Wen Zhang kembali menghitung tentang kelahiran anak Dewa Tinggi Sun. Dan, lagi-lagi dia tidak bisa mendapatkan hasil sama sekali, seolah-olah anak yang akan dilahirkan oleh Dewi Cha In merupakan seorang anak yang tidak biasa. Ini aneh .... Bagaimana bisa perhitunganku tidak membuahkan hasil? batin Biksu Wen Zhang.

"Coba saya yang menghitung," kata Pemimpin Niu. Selain Biksu Wen Zhang, Pemimpin Niu adalah seseorang yang memiliki perhitungan hebat, sama sekali belum pernah perhitungannya melenceng.

Dewa Tinggi Sun mulai khawatir, apalagi itu adalah anak pertamanya. Mau bayi laki-laki atau perempuan, dia tidak peduli. Yang penting dia bisa tahu bahwa anaknya dapat selamat lahir ke dunia.

"Ini ...." Pemimpin Niu pun tidak bisa menebak tentang bayi yang akan dilahirkan oleh Dewi Cha In.

"Benar kan? Anak ini sepertinya merupakan seorang anak yang sangat spesial. Bahkan para Dewa yang sudah berumur seperti kita pun tidak bisa menghitung nasib dan takdirnya," kata Biksu Wen Zhang.

Langit tiba-tiba saja terbelah menjadi dua bagian. Satu yang berada di bagian timur sangatlah terang bagai siang hari dan satu yang berada di bagian barat sangatlah gelap bagai malam dengan petir dan hujan.

Ke delapan pemimpin Negeri Cahaya Putih langsung terkejut dengan keadaan langit yang barubah hanya dalam kedipan mata. Mereka segera melihat-lihat apa yang sedang terjadi.

Petir mulai menyambar beberapa kali di bagian barat.

Dan, hujan yang disertai angin kencang pun mulai turun. Beruntung sekali bagian barat adalah hutan-hutan dan pegunungan-pegunungan angker yang tidak berpenghuni. Tuhan sangat baik tidak membiarkan hujan menerpa di bagian timur.

ตอนถัดไป