Kayla mengerutkan kening. Dia sangat memperhatikan bahwa Revan secara emosional tidak stabil, dan dia memanggil "Alex" bukannya "Kakak".
"Kamu baik-baik saja?" Dia bertanya dengan lembut.
Revan menyadari bahwa dia telah menakuti istrinya, dan segera mengurangi amarahnya, dan berkata dengan ringan: "Maafkan aku." Kayla mengerutkan bibirnya, berpegangan pada pagar untuk beberapa saat tanpa berbicara, angin laut bertiup ke arahnya. Nafas keduanya kacau balau.
Menghadapi lautan luas, suasana hati yang tertekan pada akhirnya menghilang perlahan.
"Tina bukanlah ibu kandungku." Revan tiba-tiba berkata, "Dia adalah cinta pertama ayahku. Namun, ayahku gagal menikahinya karena tekanan keluarga."
Kayla tertegun dan menatap Revan dengan bingung. Melihat matanya tenggelam dalam, dia langsung mengerti ketidakpeduliannya terhadap Alex, dan pada saat yang sama melahirkan perasaan kasihan di hati Kayla.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com