webnovel

Dipindahkan ke Kamar Lain

Setelah Lisa kembali ke kamarnya, ia terkejut melihat barang baawannya hilang. Lisa menduga seorang cleaning service adalah pelakunya. Ia memeriksa seluruh ruangan, barang – barangnya benar – benar lenyap!

Tas koper, baju – baju, tak terkecuali peralatan mandi Lisa lenyap. Wanita itu mondar – mandir dengan panik, tangannya mengepal dan berkeringat. Setelah beberapa menit berputar – putar tanpa arah, Lisa mengangkat telepon hotel dan membuat panggilan kepada resepsionis. Tiba – tiba, seseorang mengetuk pintu.

Wanita itu meletakkan gagang telepon dan bergegas membukakan pintu, kali ini ia mengintip siapa yang berdiri di depan pintu. Tangan mungil Lisa memutar gagang pintu perlahan, seorang pria bertubuh kekar dan berwajah sangar berdiri di hadapannya.

"Selamat sore nona Lisa, maaf mengganggu."

"Pak Dani! Oh Tuhan baguslah, bantu aku mencari siapa yang mengambil semua barang – barangku ini! Aku hendak telepon ke resepsionis tetapi-"

"Nona, Saya yang memindahkan barang – barang anda," sela pria bertubuh kekar itu sebelum Lisa menyelesaikan kalimatnya.?"

Lisa menatapnya dengan keheranan. "Untuk apa anda memindahkan barang saya? Kemana anda memindahkan barang – barang saya?

"Nona, Pak Oscar menyuruh saya untuk segera memindahkan barang – barang anda ke kamarnya. Ia ingin anda beristirahat di kamar VIP suite!"

Mendengar penjelasan Dani, hati Lisa sedikit lega msekipun sebenarnya ia tidak ingin satu kamar dengan persdirnya itu. Bagaimana jika karyawan lain tahu akan hubungan mereka yang sesungguhnya?

"Dasar Oscar, bisakah dia tidak membuat ulah yang jelas – jelas akan memancing kecurigaan?" keluh Lisa kesal. Pria itu benar – benar menyiksa batin Lisa. Sesekali pria itu bersikap dingin dan acuh, sesekali ia bersikap sangat hangat dan perhatian. Lisa menyesal menerima lamaran pernikahan dari Oscar, tetapi ini demi nasib anak yang dikandungnya.

"Nona tidak usah khawatir, kamar ini khusus dipesan oleh Pak Oscar untuk anda. Beliau akan tidur semalam saja lalu kembali ke kamarnya." Dani bersiap – siap untuk memindahkan koper Lisa dan mengajaknya untuk segera bergegas. Lisa mengenakan jaketnya dan pergi meninggalkan kamarnya.

Sesampainya di kamar VIP Suite, Lisa melihat seluruh ruangan itu dengan takjub. Ruangan itu mirip dengan kamar Oscar saat ia pingsan kemarin, hanya saja ruangan itu tidak memiliki balkon.

Di kamar ini jauh lebih baik dan bagus daripada kamar Lisa yang sebelumnya. Bahkan kamar mandinya lebih besar daripada kamar mandi di kamar lamanya. Sofanya sangat lembut seperti bulu angsa. Perabotan kayu yang terlihat mewah dan elegan, Lisa sudah berasa putri di dalam istana!

Setelah pria bertubuh kekar itu pergi meninggalkannya, Lisa bersiap – siap untuk memanjakan diri dengan berendam dalam air hangat dan segelas sampanye. Oh sungguh hari yang melelahkan pikirnya. Lisa berbaring di dalam bath tub nyaris dua jam lamanya hingga ia nyaris tertidur!

Untung saja ia tidak tenggelam karena ketiduran karena Oscar telah kembali! Pria itu melenggang masuk ke ruangan itu dengan kartu cadangan. Melihat Lisa yang nyaris tertidur di dalam bath tub pria itu menghampiri Lisa dan membangunkannya.

Lisa mengerjap, melihat Oscar berlutut di sisi bathtub. Pria itu sangat tampan, bahkan hanya dengan mengenakan kaos sederhana seperti yang ia kenakan saat ini.

Lisa melarikan jemari lentiknya ke wajah Oscar. Tulang pipinya benar – benar seperti dipahat para dewa. Lisa bisa saja memandangi wajah tampan pria itu semalam suntuk. Tidak menyangka pria berwajah model ini adalah suaminya.

"Kau sengaja memindahkan barang – barangku tanpa izin!" seru Lisa. Jemarinya mencubit pipi suaminya.

"Maaf, tapi apa kamu keberatan kalau aku bergabung?" tanya pria itu dengan suara berat seksinya. Kedua matanya menatap Lisa lekat – lekat. Sepertinya Lisa tahu apa yang diinginkan pria itu.

Oscar melucuti pakaiannya dengan perlahan. Pria itu sengaja menggoda Lisa yang masih berendam. Lisa menatap tubuh atletis pria itu dengan kagum. Otot perutnya sangat kuat, Lisa sampai menggigil membayangkan bilamana dirinya berbaring diatas tubuh pria itu.

Pria itu menanggalkan celananya, melemparkannya ke ujung kamar mandi dengan tangkas. Mengekspos kejantanannya yang setengah bangun. Lisa menatap benda itu lekat – lekat. Wanita itu ingin menyentuh benda itu dengan gairah yang menggebu.

Tanpa banyak bicara, Oscar bergabung di dalam bathtub bersama dengan istrinya. Pria itu menggeser wanita itu dan mengangkatnya, meletakkan wanita itu di atas pangkuannya. Lisa dapat merasakan kejantanan suaminya mengeras dari sebelumnya. Pria ini pasti sangat haus pikirnya.

"Barusan dari ruang pertemuan ya?" tanya Lisa sambil menyandarkan kepalanya ke dada suaminya.

"Yah tugas seorang presdir. Selalu memberikan pidato di setiap acara. Maaf jika perlombaan di kolam renang tadi kita hanya juara dua."

"Tidak masalah, hadiahnya kuberikan kepada Andien. Dia sangat menginginkan laptop!"

"Kamu memberikan hadiahmu pada Andien!? Tapi hadiah itu kan punyamu!"

"Hey Oscar, santai! Aku sedang tidak membutuhkan laptop, jadi kuberikan saja kepada yang lebih membutuhkan. Lagipula kamu bilang aku bisa meminta apapun darimu setiap saat?"

Pria itu berdeham. "Benar juga."

"Memindahkanku ke kamar VIP Suite tanpa izinku sudah cukup sebagai pengganti hadiah itu. Meski sebenarnya aku tidak suka caramu yang lancang itu!"

Pria itu tertawa. Tangannya membelai lembut pundak istrinya sambil menghirup aroma bunga dari shampo yang ia pakai.

"Oscar sudah aku ingin tidur, sudah hampir dua jam aku berendam. Kakiku kesemutan, kulitku mulai keriput!" Lisa bangkit dari dalam bath tub dan mengeringkan tubuhnya. Oscar yang masih berendam hanya memandangi bayang indah wanita itu dengan tatapan penuh nafsu.

Lekuk tubuh Lisa yang idah, kulit kuning langsat yang mulus tanpa bekas luka. Wanita itu benar – benar menggoda. Apalagi ketika Lisa menyibakkan rambut hitam panjangnya. Sekejap tubuh Oscar mulai menggelinjang membayangkan tubuh seksi wanita itu berada di dalam dekapannya.

"Aku tidur dulu, kalau mau gabung silahkan. Tapi jangan aneh – aneh!" Lisa mengerjap dan kembali ke tempat tidurnya.

Satu jam setelah Oscar berendam dan ganti baju, Pria itu kembali ke tempat tidur bersama dengan istrinya yang sepertinya sudah terlelap. Ia melingkarkan lengannya ke tubuh Lisa yang membelakanginya, menarik tubuhnya perlahan agar bersatu dengan Lisa.

Suhu hangat dari tubuh Oscar berpindah ke tubuh Lisa yang dingin. Pria itu mendekatkan bibirnya ke telinga Lisa dan berbisik, "Sayang aku tahu belum tidur, maukah kau …"

Lisa membalikkan tubuhnya. "Tidak Oscar tidak malam ini, aku lelah seharian beraktivitas! Kakmu lupa kalo aku hamil?"

"Oh benar, jadi bagaimana keadaan anak kita? Apakah ia baik – baik saja di dalam sana?" tanya Oscar seraya mengusap lembut perut Lisa.

"Sejauh yang kutahu, anak kita baik – baik saja. Yang tidak baik adalah keadaan ibunya yang kewalahan setelah mencoba melintasi kolam renang sepanjang 100 meter dan menggigil karena suhu di kolam sangat rendah pagi ini. Terima kasih sudah bertanya, sekarang aku mau tidur!"

Pria itu mendekap Lisa lebih erat. Bibirnya masih menempel di telinga Lisa. "Ayolah, anggap saja ini sebagai permintaan maafku di kolam renang tadi!"

"Kamu seharusnya tidak berpartisipasi di lomba itu Oscar! Kamu sudah bikin aku salah tingkah di depan karyawan lain!"

"Aku tidak ingin istriku jatuh sakit karena tidak ada yang membantu di kolam renang sayang!"

"Haha gombal! Kamu peduli dengan kesehatanku karena aku mengandung anak ini bukan?"

Oscar bergeming ketika mendengar kalimat terakhir Lisa. Kalimat Lisa itu bagaikan panah yang menembus hatinya. "Jangan berkata seperti itu sayang! Jika aku tidak mencintaimu untuk apa kumanjakan kamu dengan segala kemewahan ini?"

ตอนถัดไป