Wanita dewasa dengan tingkah super nakal dengan kepribadian ganda sebagai julukannya di dalam lingkup kerja sahabat dan musuh. perkenalkan dia wanita berumur 27 tahun siap dan matang untuk menikah namun dengan tingkah super lelakinya bahkan lelaki enggan untuk berkencan dengannya. bukan hanya itu dengan kehebatannya di bidang panah, tembak, dan jago dalam berkelahi adalah hobby sekaligus cara untuk melindungi diri dari musuh bebuyutannya. sen ming wanita berotot kurus dengan kulit sawong matang, karena kehidupan dan kerja lapangan membuat kulit putihnya terpapar sinar matahari. setiap post memiliki penjagaan dan keamanannya demi masyarat dan menjaga ketentraman korea selatan "dalam perbatasan sebuah mobil melaju cepat dengan melanggar aturan lalulintas" dengan sigap sen ming mengendarai kuda besinya dengan kecepatan penuh tanpa disadarinya, jebakan telah di siapkan bahkan kepala kepolisian mendukung rencana pembunuhan anak buahnya sebagai target "sreeettt door dorr dorr" tembakan dengan tangan kiri dan tangan kanan mengendalikan kuda besinya. sejenak sepasang mata mengamati dari balik semak di pinggiran jalan perbatasan kota setelah nya sen ming melewati dan mobil lain mengejar dari persembunyiannya "wuuuungggg srrreeeeeiiittt boom" tubuh terpental sejauh 5 km dengan tubuh berlumuran darah atas perkelahiannya dengan aspal panas terpapar panas matahari. dengan tubuh lemah sen ming berusaha mengangkat tubuhnya tegak namun nihil, menonggak kan kepala melihat lubang yang terlihat familiar meski sedikit buram dengan mata di aliri darah yang bercucuran dari kening. "aku akan mengobati sakitmu sesegera mungkin agar tubuhmu tidak merasakan sakit lagi sayang" dengan balasan "cuiihhh" sen ming memberi ludah darah dan di lanjutkan "di kehidupanku selanjutnya nenek moyang mu akan mati mengenaskan di bawah telapak kakiku" dengan sedikit sunggingan di bibirnya sen ming bersumpah untuk kenyataan atas kata- katanya nanti. "doorrr dorr dorrr" "neraka jahanam menantimu sayang" dengan lirih sebelum sen ming kehilangan kesadarannya penuh dia benar- benar mendengar doa dari musuhnya.
.....
Hembusan angin sepoi - sepoi menghampiri dengan wewangian semerbak bunga, kedutan yang membenarkan akan keadaan semakin jelas setelah mata indah coklat bening dengan lingkaran 18 cm bulat sempurna. mengamati dengan merayap seakan dalam keadaan genting 'aku disekap setelah penembakannya dan mencoba menyiksaku secara perlahan dengan menguliti semua bagian tubuhku' dengan bayangan dan pikirannya dalam hati terus menerka - nerka akan tempat yang dia sarangi saat ini. debu tebal memenuhi dinding papan tua dengan alas tidur terbuat dari setumpuk jerami padi dengan sesosok manusia aneh merangkak di lantai untuk menyamar dari musuh, sungguh bodoh saat ini dengan meneliti sekeliling sen ming mengerang setelah "duaakkk" daun pintu yang terbuka dan membentur kepala sen ming yang berada tepat di bawab pintu "arrgghhhh" dengan sigap wanita muda seumuran remaja17 tahunan memapah sen ming terus berkata "maafkan saya tuan putri sen ming" dengan terus memohon ampun seng ming sedikit bingung "apa maksudmu dengan memanggilku tuan putri" dengan kening berkerut alis di tautkan sen ming melanjutkan "meski aku musuh bebuyutan tuan mu tapi aku tidak akan melukaimu selagi kamu tidak terlibat" semua ocehan sen ming membuat pelayan muda tersebut bingung bukan kepalang "apa maksud tuan putri aku sedikit tidak mengerti" dengan wajah polos dengan tatapan mata kucing yang memelas sen ming hanya menjawab dengan nafas panjangnya dan menggelengkan kepalanya pelan. belum sempat sen ming berdiri untuk melihat situasi di luar dan berniat untuk melarikan diri namun pukulan keras terasa nyata di kepalanya terus mengerang dengan si pelayan panik dan bingung harus melakukan apa. selang beberapa menit sakit kepalanya mereda dan mulai hilang namun semua ingatan sang putri yang terbunuh dengan meminum racun atas ketidak sanggupannya di bedakan antara saudara/i nya yang hebat dan jauh hebat di bandingkan dia yang memiliki kecantikan dewi namun tidak dengan kemampuannya dalam ilmu bela diri atau ilmu pelajaran atau lebih tepatnya kejeniusannya pun tidak menonjol dan bisa di bilang manusia bodoh di keluarga cenming. dengan otak bodoh tubuh tidak memiliki kemampuan seni beladiri sen ming adalah aib untuk keluarga besar cenming, meski dia anak bungsu yang seharusnya di manja namun justru di anggap lebih rendah dari seorang pelayan. mension yang dia tempati bahkan lebih cocok untuk kandang kuda ahh memang kandang kuda namun di jadikan kamar dan tempat tinggalnya, sungguh mengenaskan bau kotoran kuda yang menyengat di luar mension sen ming benar- benar depresi dan mengambil jalan pintas bunuh diri dengan meminum racun. namun sebelum seng ming mati dengan racun yang baru saja dia tenggak penuh nafsu kematian dia bersumpah 'aku akan hidup kembali dengan membalas semua tingkah kalian suatu hari nanti'.
"apa isi kepala ku pecah hingga sesakit ini dan bayangan seorang wanita yang selama hidupnya disiksa hingga bunuh diri berada di isi otakku" dengan bergumam dan pelayan dengan wajah pucat penuh kekawatiran bertanya "tuan putri apa tuan putri baik- baik saja?, hiks jangan berbuat nekat lagi tuan putri karena mendiang nyonya besar sen xiao memberi perintah untuk menjaga hidup dan mati tuan putri" belum sempat pelayan muda tersebut melanjutkan berkata dan di putus oleh sen ming "kenapa kamu menangis aku hanya sakit kepala biasa" dengan menarik nafas sejenak lalu di lanjutkan "sudah lah aku sedang pusing dan bingung kamu jangan menambah kebingunganku menjadi akut dan membuat ku depresi" dengan tergesa- gesa karena sang pelayan mengerti maksud dari perkataan sen ming "ini tuan putri makanlah selagi hangat tubuhmu tertidur selama 5 hari tanpa bergerak ataupun bangun dari tidur, jadi makanlah sebanyak mungkin agar tenagamu pulih kembali" tanpa berlama sen ming melahap dan meski sedikit hambar rasanya dia tetap melahap dengan cepat. penuh isi di dalam kantong makanannya sen ming bersemangat untuk segera kabur dari ruangan pengap penuh debu ini dengan cepat sen ming keluar dan dengan hamparan luas rumput dan pegunungan yang di hiasi kuda- kuda cantik yang membuat matanya terpana tanpa berkedip "ini surga sayang bukan neraka" dengan pikiran bahagia sen ming mengira dia telah mati dan berada di surga, jangankan dia mungkin jika kita menjadi dia akan lebih parah dalam kewarasannya😂.
dua pemuda menghampiri dan berhenti tepat setelah melihat wanita yang mereka benci bahagia sambil berlarian memegang dan mengelus manja setiap kuda membuat kedua pasang mata pemuda - pemuda itu menjadi geram. "aib yang berbahagia di atas penderitaan keluarga kita benar- benar tidak bisa di maafkan" tanpa aba- aba cun ming kakak ketiga sen ming menarik sebuah anak panah dan membidik ke arah jantung sen ming untuk mengakhiri penderitaan sen ming yang menjadi aib di keluarga cenming "zuuuuuutttttt" anak panah melesat dan sen ming menghindari anak panah yang tidak tau asal usulnya dengan pelatihan selama hidupnya di era modern sangatlah mudah menghindarinya. dengan mata mencari sang tuan dari anak panah tersebut sen ming berhenti menyebar pandangannya ke segala arah dan kini tertegun pada dua lelaki tampan dengan menaiki kuda putih dan coklat memberi sinyal mematikan "aib sepertimu harusnya mati tanpa bisa tertawa bahagia disini" teriakan dengan wajah muram cun ming dan geram karena anak panahnya meleset padahal sen ming yang menghindarinya bukan karena cun ming tidak tepat membidik. wajah sen ming berubah suram saat mendengar celotehan saudara laki -lakinya "aku cun ming benar- benar malu memiliki adik tidak berguna seperti mu dan sekaligus menjadi aib untuk keluarga kita" cun ming melanjutkan kata - katanya meski tanpa jawaban dari sen ming. setelah mengucapkan kalimat terakhir cun ming berbalik arah menarik tali yang mengikat di bagian kepala kuda "hiaaaahhh hiaahh hiaahh" suara sentakan untuk menunggangi kuda semakin samar dan sen ming berlarut dalam pikirannya 'jika ini surga kenapa terasa nyata sekali dan jika aku masih hidup apakah aku bereinkarnasi menjadi manusia zaman batu' lamunannya terpecah dengan suara teriakan penuh kekawatiran "tuaann putriiii apakah anda terluka oleh panah tuan cun ming" tanpa membalas sederet pertanyaan dari pelayan muda itu sen ming bertanya "abad keberapa saat ini" dan di lanjutkan setelah berpikir dengan alis di tautkan "berikan aku sebuah kaca" perintahnya segera di laksanakan oleh sang pelayan dan dijawabnya "pada abad 60 tuan putri" dengan mata terbelalak mulut menganga sen ming bingung dalam diam 'wajah siapa ini kenapa cantiknya bak seorang dewi kayangan' dengan terus kagum dan membelai setiap inci wajah cantiknya sen ming berpikir dalam hati 'apakah ini saatnya aku balas dendam untuk menghabisi keluarga gong dimasa ini dan membalas dendam untuk tubuh tanpa nyawa aslinya lagi' senyum seringai penuh arti dengan seribu makna membuat pelayan muda itu menggeridik ngeri.