webnovel

SATRIA

Siti_Handriani · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
44 Chs

Misi Dari Grand Pa

Satria mendapat panggilan dari sang kakek untuk melaksanakan misi. Ia menatap Athena yang kini tengah menelungkup kan wajahnya di atas lipatan tangan dikarenakan jam pelajaran yang kosong.

Gadis itu tertidur.

Satria menatap sekitar dan, tatapan mata itu kembali terlihat. Ia harus benar-benar waspada terhadap Yuka yang telah di nobatkan sebagai sahabat gadisnya.

"Kha." Panggilnya pada Sakha yang berada di hadapannya.

Dugh , Satria menendang kursi bagian belakang milik Sakha. Laki-laki itu kini sedang di sibukkan dengan game pada ponselnya.

Dugh

"Paan?"

"Cabut."

"Hah?? Apaan sih?? " Ucap Sakha yang kini masih terfokus pada game nya.

"Gue cabut."

"Oke!"

Kini Sakha mengerti maksud dari Satria yang meminta izin padanya. Dengan cepat ia berpindah tempat dan duduk di sebelah Athena. Dewa pun langsung membalikkan badannya menghadap ke arah Sakha.

Lagi-lagi, Satria beralih pada Yuka yang kini masih menatap Athena dengan lekat.

"Jaga Rye!"

"Pasti!!!" Bukan hanya Sakha yang menjawab, melainkan Dewa pun ikut andil untuk menjaga Athena.

Satria segera keluar dengan tas yang ia bawa. Sebelumnya ia memberikan kecupan ringan pada pucuk kepala Athena sebagai tanda berpamitan. Satria melajukan motor sport nya dengan kecepatan di atas rata-rata .

Ttrrriingggg

Bunyi itu membuat Satria melambatkan laju motornya untuk menekan tombol pada alat yang terpasang di telinganya.

"Ya?"

"....."

"Baik."

"....."

"Berapa orang?"

"....."

"Ya!"

Dengan segera Satria melajukan motornya ke tempat yang sudah di tentukan.

Satria mematikan mesin motornya, dengan perlahan ia membuka tas nya dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya yang telah ter-modifikasi.

Ia mulai melangkah mendekati suatu rumah yang sudah terlihat kumuh dan tak layak untuk di tempati. Banyak anak buah yang berjaga di depan rumah tersebut.

Satria kembali menatap sekitar, Gotcha!!!

Ia mulai mendekati pohon besar yang berada di samping rumah tersebut. Perlahan namun pasti, Satria berhasil menaiki pohon tersebut dan mulai memindai tempat yang akan ia lewati nanti.

Targetnya kali ini adalah bandar narkoba dan juga perdagangan wanita.

Satria harus bergerak cepat, ia mulai mencoba memasuki ventilasi udara yang cukup besar untuknya. Dengan cepat ia membuka kaca yang menutupi ventilasi itu dan menyimpannya dengan perlahan.

Satria POV

Gue udah mulai masuk ke dalam rumah ini, dan gue terkejut bukan main. Semua di luar ekspetasi gue.

Kalau kebanyakan orang bilang rumah terlihat kumuh dari luar pasti dalamnya pun kumuh, gelap dan kotor. Tapi ini berbeda, rumah ini bersih, banyak barang antik dan juga mewah.

Gue yakin tampilan diluar hanya sebagai pengalihan saja agar orang orang tak curiga.

Gue mulai melangkah untuk mencari si pelaku, gue yakin orang itu ada disini.

Tapi entah kenapa gue yakin akan satu hal disini. Ini bukan hanya sebagai tempat narkoba dan perdagangan wanita, tapi.

"Woii... siapa lo?"

"Shit..."

Author POV

Satria sudah terkepung, ini semua diluar ekspetasinya. Apa apaan ini??? Gue yakin, pasti orang orang yang tadi jaga diluar kumpul disini.

Para bodyguard yang diyakini memiliki kemampuan di atas rata rata dan juga jumlah yang sangat banyak membuat Satria sedikit ketakutan?.

Why Satria?

Bukan karena Satria kurang hebat atau lemah, namun ia tak yakin jika ia mati disini siapa yang akan menjaga gadisnya. Dengan sekuat tenaga Satria mulai mengeluarkan aura membunuhnya.

Ia akan mencoba.

Ia akan bertahan.

Untuk Athena.

"Wahhh... berani banget ya lo bocah masuk kawasan ini."

"....." Satria diam tak menjawab , ia sedang memutar otaknya untuk mendapatkan cara yang tepat.

"Mau apa lo?" bugh... tanpa aba aba salah satu dari mereka melayangkan pukulannya pada Satria. Ia merasakan asin dari sudut bibirnya , dengan perlahan ia mengusapnya dan menemukan darah. Menatap darah yang ada di tangannya matanya mulai berkilat tajam.

"Nyawa lo?" Seringai itu kembali muncul, jiwa Satria yang sesungguhnya telah kembali. Jiwa yang sedari tadi khawatir akan banyaknya musuh dan seberapa besarnya mereka kini musnah.

Ia harus menang, ia harus mengalahkan semuanya untuk kembali dan menjaga Athena nya. Ya, itulah kata kata yang selalu kakek nya ucapkan pada Satria, dan kini... saatnya.

Bughhh

Bughhh

Bugghhh

Pertarungan itu menjadi sengit, dimana satu lawan sekian banyak pria dewasa berbadan kekar.

Dilain tempat,

"Sayanggg... bangun." Sakha sedari tadi berusaha membangunkan Athena yang terlelap dari tidurnya. Bukan karena adanya guru yang datang, melainkan ponsel Athena yang sedari tadi berbunyi mengganggu konsentrasinya bermain game.

"Dekkk...."

"Hhmm..."

"Bangun ihh... adek... tuh ada telpon, angkat dulu gih."

"Siapa sih??"

"Mana kakak tau?"

Athena dengan mata yang masih terpejam mengambil ponselnya yang sedari tadi ia simpan dalam tas. Tanpa melihat siapa yang menelponnya ia mengangkat panggilan itu dengan keadaan masih mengantuk.

"Hmm..."

"Sudah bangun gadis kecil?" Bbrruugghh... Athena segera bangkit dari duduknya membuat keseimbangannya goyah karena bangun secara tiba tiba.

Ia tahu suara ini, dengan perlahan ia menjauhkan ponselnya dan menatap kontak yang tertera pada ponselnya.

"Ohhh God!"

"Sshh.. maaf grand pa... ada apa grand pa hubungi Rye?" Ucap Rye dengan berbisik seraya meninggalkan kelas dengan perlahan tanpa sepengetahuan kakaknya dan juga Dewa.

"Bantu Satria, dia sedang dalam misi."

"Apa?? Okey grand pa, tolong kasih tau Rye dimana tempatnya."

"Di jalan xxxx, no 567."

"baik grandpa, Rye akan segera kesana."

Dengan segera Athena membawa tasnya mengabaikan teriakan Sakha yang melihat tingkah aneh adiknya. Athena menaiki taksi menuju tempat yang di sebutkan tadi.

Trringg trriingg, ponselnya kembali berbunyi.

"Dek, kamu kenapa?? Mau kemana??"

"Kak, emm ... Rye tembus, makanya Rye cepet-cepet pulang biar gak ada yang tau, kan malu."

"Huufftt kirain ada apa, yaudah nanti kakak izinin absennya."

"Okeyy . Makasih kakakku sayanggg."

Klik

Tak lama panggilan pun masuk kembali.

Grand pa

"Hall—" ucapannya tergantung begitu saja setelah mendapatkan rencana yang harus ia lakukan nanti.

"...."

"Baik."

Tak berapa lama kemudian, Athena pun sampai.

"Sampai neng."

"Ah iya, makasih ya pak."

Athena menatap sekitar ia melihat dimana motor Satria terparkir jauh dari tempat sang target.

Ia menerka-nerka apa yang ada di dalam sana, apakah menyeramkan? Oouhhh ... ia sangat takut kegelapan.

Athena memegang pagar besi yang sudah ia yakini bahwa pagar itu sudah lebih dari 10 tahun karena keadaannya yang sangat buruk. Athena mencoba membuka pagarnya.

Grreepppp

"Ngapain lo?"

Seseorang memegang pundaknya dengan kasar, ia membalikkan badannya dengan wajah takut.

"Eh- engg— om... ini mau liat rumah ini."

"Ngapain?"

"Ehh.. engg... katanya disini ada hantunya ya, Om."

"Iya ada, mau liat lo?"

Athena dengan segera bersembunyi di belakang lelaki itu.

"Serius om, Athena takut ihhh..."

"Udah pergi aja sana!"

"Tapi om, Athena di kasih tantangan disuruh masuk ke sana buat uji nyali." Ucap Athena dengan nada ketakutan dan juga wajah memelas nya.

"Ini bukan tempat buat anak kecil."

"Tapi om...temen-temen Athena nanti marah kalau gak lakuin tantangannya."

Laki-laki itu menatap lekat ke arah Athena.

"Boleh juga body nya."

"Yaudah, ayo ikut gue!"

"Yeesss!! Makasih om."

"Hm...."

"Pada kemana nih??" Ucap laki-laki itu yang tak melihat para teman temannya.

Suara dari sebuah ruangan membuat Athena dan lelaki itu saling berpandangan.

Bbugghhh

Bbraakkk

Brraakkkkkk , "aarrgghhh..."

"Om... apaan tuh?? Bukan hantu kan?"

"Lo diem disini."

Dengan segera laki-laki itu membuka ruangan tersebut.

"Woy... siapa lo???"

Bbuugghhh, sebuah tongkat mengenai kepala bagian belakangnya, ia melihat ke arah belakang dan ternyata.

"Bye-bye om."

Satria mendengar suara itu.

"Rye???"

〰〰〰〰〰