webnovel

Bab 31 Kusimpan rinduku Untukmu(8)

Setelah makan dan istirahat sebentar Pak karta bertanya kepada Nyonya Indah.

"Jam berapa Ma, sekarang. Papa belum sholat dhuhur." tanya pak Karta.

"Jam dua siang Pa." Jawab Nyonya Indah kepada Pak Karta.

"Kita sholat dhuhur dulu Ma, mumpung masih ada waktu." Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.

"Tapi Kita bayar dulu makanannya Pa." Kata Nyonya Indah.

Nyonya Indah memanggil pelayan itu dan menanyakan jumlah tagihan makanan yang harus dibayar. Pelayan itu menyodorkan nota tagihan pembayaran kepada Nyonya Indah. Setelah memberikan lembaran uang kepada pelayan itu Pak Karta dan Nyonya Indah beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju mushola tidak jauh dari tempat itu.

Sementara Raja membaca buku di ruang tengah ditemani Bi Inah sambil menggosok baju keluarga Pak Karta.

"Nak Raja kalau mau tidur siang Bibi bantu dorong ke kamar ya?" Kata Bi Inah kepada Raja yang tampak lelah membaca buku dari pagi.

"Tidak usah Bi. Mata lelah dan mengantuk tetapi kalau Saya tidur siang malamnya tidak bisa tidur." Kata Raja kepada Bi Inah.

"Mau Bibi buatkan kopi?" Kata Bi Inah kepada Raja.

"Bolehlah Bi. Asal jangan kopi hitam. Perut terasa melilit kalau habis minum kopi hitam.

"Baiklah. Bibi buatkan capucino. Bagaimana?" Tanya Bi Inah menawarkan.

"Iya Bi, Capucino juga tidak apa-apa." Jawab Raja.

Segera Bi Inah meninggalkan pekerjaannya untuk sementara dan berjalan menuju ke dapur untuk membuat kopi pesanannya Raja.

Diambilnya satu cangkir kosong kemudian Ia ambil dua sendok kopi kapucino yang sudah tersedia di lemari makanan dan dia masukkan satu potong gula batu. Diambilnya termos berisi air panas dan dia tuangkan kedalam cangkir sambil dia mengaduknya.

Dia ambil lepek tatakan cangkir agar tangan tidak kena panas. Setelah itu Ia hantarkan kopi itu kepada Raja yang telah menunggu di atas kursi rodanya.

"Ini kopinya sudah siap Nak Raja. Mau Bibi ambilkan cemilan kue atau apa yang Nak Raja suka.

"Apa saja Bi. Asal jangan yang keras-keras." Kata Raja kepada Bi Inah.

"Bibi ambilkan kue pukis yang tadi pagi Bibi beli di pasar ya?" Kata Bi Inah menawarkan.

"Bolehlah Bi, asal belum basi." Kata Raja kepada Bi Inah.

"Ya belumlah, belum ada sehari. Kuenya masih bagus. Biar Bibi ambilkan." Bi Inah berjalan menuju dapur dan mengambil kue pukis dari dalam almari makanan. Dan segera mengantarkannya kepada Raja.

"Ini kue pukisnya. coba Nak Raja icip dulu masih enak tidak?" Kata Bi Inah kepada Raja.

Raja mengambil sepotong roti pukis itu dan memakannya pelan-pelan sambil merasakannya.

"Masih enak Bi." Kata Raja kepada Bi Inah.

"Bibi taruh di meja sini ya? Nanti kalau perlu apa-apa bisa panggil Bibi. Bibi ada di belakang tidak jauh dari sini." Kata Bi Inah kapada Raja.

"Iya Bi." Kata Raja sambil mengangguk.

Bi Inah meninggalkan Raja dan kembali dengan pekerjaan semula.

Di lain hal Syifa setelah mandi dan beganti baju kemudian merapikan diri dan sarapan pagi dengan nasi urap pemberian Bi Jum. Tidak lupa Ia menyisihkan kedalam kotak makanan untuk bekal selama kuliah nanti.

Syifa mengemasi buku dan barang bawaannya yang lain agar tidak tertinggal. Setelah semua barang bawaannya terbawa Syifa berangkat kuliah. Dengan berjalan kaki Syifa menghampiri kios roti yang berada tidak jauh dari rumahnya.

"Pagi kak." Sapa Syifa kepada penjual roti itu.

"Pagi Syifa." Jawab penjual roti itu kepada Syifa.

"Pesanan kue ulang tahun saya sudah jadi kak?" Tanya Syifa kepada penjual roti itu.

"Sudah Syifa, itu saya taruh di dalam etalase." Kata penjual roti itu. kemudian mengambilnya dan menaruhnya di atas etalase untuk diperlihatkan kepada Syifa.

"Bagaimana Syifa?" Kata penjual roti itu

"Bagus kak, semoga yang pesan suka." Kata Syifa.

"Mau dibawa sekarang Syifa?" Kata penjual roti itu.

"Iya Kak, terus berapa harganya? Masih sama dengan kemarin apa ada perubahan.

"Harga masih sama Syifa nanti kalau ada perubahan harga saya kasih tahu. Seperti biasa ada diskon dua puluh persen untuk reseler."

"Terima kasih Kak." Kata Syifa

"Sama-sama." jawab penjual roti itu.

Syifa melanjutkan perjalananya dengan berjalan kaki menyusuri jalan kampung hingga sampai di pemberhentian bus.

Untuk mencari solusi tambahan penghasilan Syifa berjualan kue atau barang apa saja yang dipesan para pelanggannya. Tidak jarang pelanggannya justru teman-temannya sendiri di kampus.

Kue itu Ia bawa hati-hati takut rusak dengan tangan kanan menjinjing dan tangan kiri melindunginya khawatir ada benturan benda keras yang akan merusakkan kue itu.

Mulai dari halte tempat menunggu bus sampai didalam bus Syifa sangat hati-hati membawa kue itu hingga sampai kampus.

"Syifa, Apakah yang kamu bawa itu kue pesananku?" Tanya Reni kepada Syifa.

"Eh, Reni, Iya Ren, Ini barangnya. Hati-hati bawanya jangan sampai terbentur benda keras, bisa rusak." Kata Syifa kepada Reni.

"Iya Syifa, ini uangnya kembalinya kamu ambil saja." Kata Reni.

"Terima kasih Ren." Kata Syifa kepada Reni.

Kemudian keduanya berpisah menuju kampus masing-masing untuk mengikuti kuliah.

Selepas Sholat dhuhur Pak karta dan Nyonya Indah kembali ke mobilnya untuk melanjutkan perjalanannya menuju pulang.

"Menurut Papa, Raja bisa sembuh nggak?" Kata Nyonya Indah kepada Pak Karta.

"Bisa sembuh atau tidak Papa tidak tahu Ma, Kita hanya bisa berusaha mengobatkan Dia dan berharap bisa sembuh seperti semula." Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.

"Apa perlu kita coba carikan pengobatan alternatif seperti pijat ramuan herbal dan sejenisnya Pa?" Kata Nyonya Indah kepada Pak Karta.

"Kita coba tidak apa-apa. Kita tidak pernah tahu jalan menuju kesembuhannya. Berobat ke dokter itu pendekatanya ilmu medis dan terbukti orang sakit bisa sembuh meskipun ada yang tidak. Sementara pengobatan alternatif pendekatannya herbal meskipun ada yang menggunakan ilmu medis termasuk metode terapi pasien.

"Jelasnya Pengobatan alternatif itu sebagai pendukung pengobatan secara medis. Tetapi sayangnya banyak yang menyalahgunakan pengobatan altetnatif itu untuk membodohi masyarakat dengan doktrin kesaktiannya agar bisa memangsa pasiennya. Motifnya bisa uang dan kalau pasiennya wanita bisa jadi objek mesum pelakunya yang laki-laki." Terang Pak Karta kepada Nyonya Indah.

"Papa Punya pandangan pengobatan alternatif yang terpercaya?" Tanya Nyonya Indah kepada Pak Karta.

"Belum Ma, nanti kita cari informasinya." Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.

Masih belasan kilometer untuk sampai rumah namun sepertinya Pak Karta dan Nyonya Indah sudah nampak lelah.

"Mama kalau capek dan ngantuk tidurlah!" Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.

"Papa nanti kalau tidak ditemani ngobrol ngantuk bisa bahaya Pa." Kata Nyonya Indah kepada Pak Karta.

"Papa bisa usir kantuk dengan dengerin musik lewat earphon." Kata Pak Karta kepada Nyonya Indah.

Sementara Nyonya Indah tidur di kursi Pak Karta memasang earphon untuk mendengarkan musik pengusir kantuk disaat mengemudikan mobil.