webnovel

Romantic Scandal

Author: DyahAnita
ชีวิตในเมือง
Completed · 1.2M Views
  • 277 Chs
    Content
  • 4.9
    55 ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Hidup Lareina Pramudita dan Leander Arsenio berubah sejak kemunculan gosip yang mereka timbulkan sendiri. Hidup keduanya seolah tak berhenti disorot media, hingga membuat Mama mereka yang bermusuhan mulai jengah. Mama mereka mulai sibuk mencarikan calon agar gosip Rein dan Lean menghilang. Akankah gosip yang ditimbulkan hilang kala mereka sama-sama mendapat pasangan? Atau sebuah gosip baru akan bermunculan? This is Romantic Scandal.

Tags
2 tags
Chapter 1Satu - Gosip Pagi Itu

Leander Arsenio tertangkap kamera berciuman dengan Lareina Pramudita di malam ulang tahun X tv.

"Shit!!"

Lareina Pramudita atau yang sering dipanggil Rein mengumpat setelah membaca judul di situs gosip. Dia tak menyangka pagi ini berita tentang dirinya dan Lean tersebar di dunia maya. Secepat itu dan terkesan berlebihan.

"Ini semua gara-gara lo, Lean!!" jerit Rein di kamar apartemennya.

Napasnya seketika memburu dan wajahnya berubah memerah. Rein ingat semalam tak begitu sadar saat ada lelaki yang menciumnya. Demi Tuhan itu hanya kecupan singkat, mungkin. Tapi Rein ingatnya seperti itu. Jadi saat merasa ada mengecup bibirnya, dia balas mengecup bibir lawannya, mungkin seperti itu. Lalu lelaki itu mengajak keluar dan Rein menurut.

"Dan begonya gue nurut!!" Rein mengurut pelipisnya dengan ibu jari.

Entah ke mana otaknya semalam. Kemarin dia merasa sangat lelah dan butuh sedikit hiburan. Awalnya dia ingin absen dari salah satu undangan stasiun televisi, tapi sang manager melarangnya habis-habisan. Hingga Rein terpaksa datang ke acara itu yang ternyata membuatnya semakin kena gosip, dengan Lean.

Parahnya tadi pagi, dia terbangun di apartemen Lean penyanyi sekaligus anak dari musuh bebuyutan mamanya. Beruntung Rein bangun dalam kondisi baik-baik saja. Tak ada pakaian berserakan dan tanda lainnya.

Rein sangat syok dan tak bisa berkata-kata selain memukuli lelaki itu. Setelah puas mengeluarkan emosinya dia buru-buru pulang ke apartemennya yang terletak dua lantai dari apartemen lelaki itu.

"Jangan sampai mama tahu. Gue harus hack tuh website!!"

Panik, Rein mencari kontak sahabatnya yang berprofesi sebagai hacker. Dia tak ingin mamanya yang tak pernah akur dengan Mama Lean tahu gosip ini. Rein hendak memencet tombol hijau untuk melakukan sambungan, tapi nama mamanya lebih dulu muncul di layar ponsel.

"Sial!!! Mama telepon!!" Rein menjerit panik. Dia berjalan mondar-mandir sambil menatap ponsel yang menampilkan nama mamanya itu. Rein menggigit bibir, firasatnya mengatakan mamanya akan menanyai--oh bukan--lebih tepatnya memarahinya karena gosip yang beredar itu.

Drtt!!

Getar ponsel itu masih terasa, membuat tangan Rein bergetar dan dia semakin bimbang. Jika mengangkat panggilan itu, dia enggan mendengar kemarahan mamanya. Tapi jika tak diangkat mamanya akan terus menelepon sepajang hari.

"Huh!!" Rein menarik napas panjang. Perlahan ibu jarinya menggeser layar hijau dan meletakkan ponsel di dekat telinga.

"Lareina Pramudita!!! Kenapa ada gosipmu sama anak lampir itu?!"

Mendengar teriakan mamanya, Rein menjauhkan ponsel dari telinga. Mamanya memang musuh bebuyutan Mama Lean sejak remaja. Rein tak banyak tahu mengenai perseteruan mamanya dengan Mama Lean, yang dia tahu hanya persaingan dalam dunia modeling.

"Lareina!!! Kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan Mamamu!!"

"Ini mau jawab, Ma."

Rein mengelus telinganya yang lagi-lagi mendengar teriakan itu. Dia berjalan ke ranjang dan menghempaskan diri di sana. "Ma, itu nggak kayak yang Mama pikirin."

"Terus Mama harus mikir apa selain kamu udah ciuman sama anak lampir itu?"

"Rein nggak sadar, Ma" jawab Rein jujur.

"Rein, Mama nggak mau tahu, ya! Gosip ini pertama dan terakhir kalinya. Mama nggak sudi kamu berhubungan sama anak lampir itu."

Tut. Tut. Tut.

Rein menatap ponsel sambil mendesah lelah. Dia tak tahu harus berbuat apa untuk meyakinkan mamanya, meyakinkan wartawan dan meyakinkan rekan kerja lainnya. Rein mengusap wajah dengan telapak tangan. Gara-gara bertindak gegabah dia mengalami hal ini. Hanya karena sebuah singkat, dia harus terlibat gosip.

Sefrustrasi itu gue ada yang nyium aja langsung gue ladenin, batinnya kecut.

Sedetik kemudian, Rein menggeleng tegas. Dia yakin dia tidak salah. Lean dulu yang menciumnya dan lelaki itu yang mengajak keluar lebih dulu. Yah, meski akhirnya Rein menurut.

"Ini semua gara-gara lo, Lean!! Gue harus ngasih dia perhitungan!" Seketika Rein berdiri dan buru-buru keluar apartemen. Dia ingin meluapkan emosinya ke Lean. Lagi.

Beberapa menit kemudian, Rein berdiri di depan pintu apartemen Lean. Dia memencet bel tak sabaran dan menunggu lelaki itu membukakan pintu.

Tet!!!

Rein menekan bel sekali lagi saat pintu apartemen tak kunjung dibuka.

Brak!!! Brak!!

Kedua tangannya memukul pintu bercat putih itu. Tak lama pintu itu dibuka, beruntung Rein dengan cepat menyeimbangkan tubuhnya hingga tak sampai jatuh ke depan.

"Mau apa lagi?"

Pandangan Rein tertuju ke lelaki yang berdiri dengan wajah mengantuk itu. Dia maju selangkah lalu memukul dada Lean bertubi-tubi. "Ini semua gara-gara lo nyium gue semalem!! Gara-gara lo kita ada gosip!! Gara-gara lo nyokap marahin gue!!!"

Kedua tangan Rein kini berganti mengguncang pundak Lean. "Gara-gara lo!! Ih sebel gue!! Sebel!! Lo harus balikin nama baik gue!!"

Tidak ada respons apapun dari Lean. Dia hanya menatap gadis berambut kusut dengan wajah memerah itu. Dia tidak protes saat kedua tangan Rein memukul dadanya dengan kencang. Dia tahu, Rein butuh pelampiasan emosi. Meski tadi pagi, gadis itu sudah meluapkan emosinya.

Beberapa menit kemudian, emosi Rein sedikit mereda Dia menjauh dari Lean dan melihat lelaki itu tersenyum miring.

"Udah marahnya?"

Rein tidak menjawab, hanya menatap lelaki itu sambil menormalkan napasnya yang tak beraturan.

"Emang lo peduli sama gosip itu?" tanya Lean santai.

"Pedulilah!! Gue nggak mau nama gue tercoreng. Gue gak mau orang lain anggep kita ada hubungan. Gue gak... ."

Ucapan Rein terputus karena tiba-tiba Lean memeluk Rein erat. Kedua tangan Lean menekan kepala Rein semakin mendekat ke dadanya. Membuat Rein berontak, tapi tak bisa lepas dari kukungan itu.

"Nggak capek marah-marah terus?" bisik Lean. "Semalem mau-mau aja gue ajak keluar, ke apartemen pula!"

Wajah Rein seketika memerah. Dia berusaha melepas pelukan itu, tapi lengan Lean begitu menekan tengkuknya. "Gue semalem setengah mabuk, Le!"

"Oh, ya? Kok lo nekat ke acara gituan dan nyempetin minum."

"Lo jangan banyak omong! Lepasin gue!!" Rein bergerak ke kiri dan ke kanan, tapi dia tidak kunjung terlepas dari pelukan Lean.

Sedangkan Lean tetap memeluk gadis itu. Dia lelah, dia mengantuk dan telinganya mulai bosan mendengar makian Rein yang itu-itu saja. Lagi pula ini memang risiko dari pekerjaannya, mendapat gosip.

"JADI GOSIP ITU BENAR LEAN!!!"

Teriakan itu membuat Rein dan Lean buru-buru menjauh. Mereka menoleh dan mendapati wanita dengan wajah memerah berdiri sambil bertolak pinggang. Keduanya seketika tercekat, seperti ada tangan tak kasat mata yang mencekik tenggorokan mereka.

Mati gue, urusan makin panjang, batin Rein.

***

"Sekarang jelasin, Lean!! Bener kamu ada hubungan sama anak penyihir itu?"

"Penyihir siapa, Mi?"

"Nggak usah sok nggak tahu, Lean!!"

Lean terkekeh mendengar ucapan maminya itu. Dia menyandarkan tubuh di sofa dan menatap maminya yang betah berdiri di dekat pintu itu.

"Mi, cuma gosip kok," jawab Lean.

Atika—Mami Lean—menggeleng. Dia tak begitu saja percaya dengan ucapan anaknya itu. "Kalau cuma gosip ngapain barusan dia di sini?"

Lean tersenyum miring. Dia ingat saat sedang tidur ada yang memencet bel tak sabaran. Saat melihat Rein di depan pintu, Lean yakin gadis itu akan memarahinya. Lalu terjadilah saat Rein memukulnya dan Lean memeluk gadis itu erat. Seketika Lean tersenyum, ingat saat tubuh Rein terasa kaku dalam pelukannya.

"Kenapa senyum-senyum, Lean?"

Senyum Lean mendadak pudar mendengar pertanyaan itu. "Mi, Lean cuma gemes sama tuh cewek. Dateng-dateng langsung marah-marah."

"Kamu bilang apa, Lean? Gemes? Kamu nggak boleh gemes ke anak penyihir itu, Lean!!"

Lean manggut-manggut. Dia hafal dengan perilaku maminya yang tak suka dengan Mama Rein. Lean selama ini tak pernah dekat dengan Rein, kecuali semalam. Meski begitu Lean cukup tahu tentang Rein, adik tingkatnya saat les musik dulu.

"Inget ya, Lean. Mami nggak mau kejadian ini terulang."

Brak!!

Pandangan Lean tertuju ke pintu yang tertutup itu. Maminya tak lagi duduk di sofa single. Lean mendesah, begitulah maminya yang selalu pergi tanpa pamit. Lean seketika beranjak dari posisinya. Dia harus bersiap untuk manggung di salah satu stasiun tv.

Drtt!!

Saat hendak mengambil ponsel di nakas, ponselnya berbunyi menampilkan nama Nana. Lean mendesah, mulai risih dengan wanita bernama Nana yang akhir-akhir ini gencar mendekatinya itu.

Lean menyambar ponsel dan mengangkat panggilan itu. "Halo, Na," jawabnya malas.

"Lean, hari ini lo sibuk? Jalan, yuk!"

Mendengar ajakan Nana, Lean menggeleng. Biasanya yang gencar mengajak keluar adalah pihak lelaki, tapi itu tak berlaku untuk Nana.

"Kayaknya nggak bisa. Gue ada syuting sampai malem," jawab Lean tak sepenuhnya berbohong. Dia ada syuting di acara sebuah hotel nanti malam. Sedangkan saat siang, dia free.

"Emang nggak ada waktu buat gue?"

Lean mengernyit mendengar ucapan Nana. Nggak ada waktu? Gadis itu bertindak seolah sudah memiliki hubungan lebih dengannya. "Nggak bisa, Na. Lo tahu gue sibuk."

"Kalau habis lo manggung nanti malem? Lo nggak bisa juga?"

"Gue nggak... ."

Brak!!

Ucapan Lean terputus saat keluar dari lift dan ada seseorang yang menabraknya. Seketika pandangannya teruju ke seorang gadis yang tengah menunduk dan memungut belanjaan. Lean buru-buru menunduk dan membantu gadis itu. "Sorry."

"Gak usah bantuin gue!!"

Penolakan itu membuat gerakan tangan Lean terhenti. Dia menatap gadis yang menunduk itu saksama. Dia tak bisa melihat wajah itu karena tertutup oleh rambut. Tapi mendengar suara ketus barusan, Lean yakin gadis di depannya adalah Rein.

"Lean!! Lo masih di sana, kan?" Suara Nana kembali terdengar.

Lean menatap ponsel dan mematikan sambungan secara sepihak. Setelah itu dia berdiri saat Rein telah berdiri. "Gue nggak sengaja, Rein!"

"Minggir, Lean!!"

"Nggak bisa, ya, sedikit manis sama gue?"

***

Rein menatap lelaki di depannya dengan sebal. Entahlah kenapa hari ini dia begitu apes. Tadi pagi kepergok mama Lean, barusan dia menabrak lelaki itu. Hah, membuat Rein ingin mencincang lelaki itu dan memberinya ke anjing agar lelaki itu tak muncul lagi di hidupnya. Rein bergidik atas pemikiran mengerikannya barusan.

"Rein, kenapa lo diem aja?"

Lean melambaikan tangan di depan wajah Rein. Dia melihat Rein mengerjab. Tindakan itu membuat Lean tersenyum. Menurutnya, mata Rein seperti mata boneka yang bisa berkedip-kedip dengan bulu mata yang tebal dan lentik.

"Lo minggir napa! Gue males ngeliat wajah lo," ungkap Rein.

Rein bergeser ke kiri, dan Lean bergeser menghadangnya. Rein bergeser ke kanan, Lean kembali menghadangnya. Lelah, Rein menatap Lean sambil melotot "Mau lo apa, sih? Minggir!!"

"Senyum manis dulu baru gue minggir."

Lean menatap Rein yang mendengus itu. Semalam, Lean baru tahu kalau Rein memiliki senyum yang manis. Biasanya gadis itu terlihat judes. Sangat cocok dengan peran Rein yang selalu antagonis.

"Ah!! Banyak maunya lo!!"

Rein menerobos dan mendorong Lean dengan sikunya. Tindakan itu membuahkan hasil dan lelaki itu berdiri menunduk. Seketika Rein berlari menuju lift. Setelah itu dia menoleh dan melihat lelaki itu mengusap perut.

"Itu siku apa pinggiran meja, sih? Tajem banget," geram Lean sambil mengusap perut. "Mana senyum manis lo?" tagihnya.

"Kayaknya lo cukup pinter, deh, buat bedain mana siku mana pinggiran meja." Rein memutar bola matanya malas. "Dan nggak ada senyum manis buat cowok kayak lo!!"

Tring!

Pintu lift terbuka dan Rein buru-buru masuk. Dia ingin segera sampai apartemen daripada berlama-lama dengan anak dari musuh mamanya itu. Belum lagi jika ada orang-orang yang membidiknya secara sembunyi-sembunyi kemudian muncul gosip lagi. Sudah cukup gosip yang dia timbulkan tadi pagi.

Sedangkan Lean, masih berdiri di posisinya menatap pintu lift yang tertutup itu. Kemudian dia terkekeh atas perdebatannya dengan Rein barusan. Sepertinya scandal-nya semalam membuat dirinya dan Rein saling bertegur sapa. Lean berbalik dan keluar lobi apartemen sambil bersiul kecil.

"Gue yakin, hari kedepannya nggak akan mudah!"

Lean memakai kaca mata kemudian masuk mobil. Pagi ini, mood-nya cukup bagus setelah menggoda Rein. Tidak disangka, gadis jutek itu ternyata lucu juga.

You May Also Like

Mantan Suami Miliarderku Mengejar Aku Kembali

``` [Konten Dewasa] Arabella Donovan mengorbankan masa mudanya hanya untuk suaminya. Namun, ia menceraikannya karena Arabella tidak bisa memberinya anak, yang menyebabkan rasa sakit yang mendalam. Bella memutuskan untuk menghilang dari kehidupannya. Lima tahun kemudian, ia kembali ke negara ini dengan anak lelakinya yang menggemaskan. Kehidupan damainya mulai terganggu ketika mantan suaminya mengejarnya kembali begitu dia mengetahui bahwa Bella telah melahirkan anaknya. Tapi sekarang, dia bukanlah Bella yang sama seperti dulu. Dia adalah orang yang sangat berbeda. ***** "Bos, dia sudah kembali!" "Siapa?" Tristan Sinclair bertanya sambil menandatangani tumpukan kertas. "Istrimu—" Asisten itu ragu-ragu, mengamati Tristan dengan cermat. Ketika dia melihat alis Tristan berkerut, dia memperbaiki ucapannya. "Maaf, saya maksud mantan istrimu, Nona Donovan. Dia kembali dengan seorang anak laki-laki..." Tristan mendesah, memandangi kontrak di hadapannya. Setelah lima tahun mencari, hanya untuk mengetahui bahwa dia telah melanjutkan hidupnya, itu terasa menyakitkan. Tapi ia tidak bisa menghindarinya. Dia pantas mendapatkan kebahagiaan dengan orang lain. Dia akan menerima kekalahannya ini. "Dia pantas mendapatkan suami baru..." Tristan bergumam, memecat asistennya. "Bos, yang saya maksud adalah anak lelaki yang manis itu. Saya kira dia sekitar empat tahun—" Tristan terkejut. Kepalanya terangkat, pandangannya tajam tertuju pada asistennya. "Saya butuh Anda untuk mengatur tes DNA untuk anak itu. Dan berikan saya alamatnya!" Sinar muncul di matanya saat senyum pelan melintas di wajahnya. ______ Penulis Novel: 1. DAMN! I FALL IN LOVE WITH HIM (Selesai) 2. Pengantin Pangeran Tak Mati (Selesai) 3. Rebirth: Dancing In My Destiny (Selesai) 4. Istri Jenius Miliuner (Selesai) 5. Kebangkitan Sebagai Istri Tuhan Vampir (Selesai) 6. Mantan Suami Miliuner Mengejarku Kembali _____ Cara menghubungi saya: >> Akun Instagram: authorpurplelight >> Halaman FB: Author_Purplelight >> Bergabunglah dengan Server Discord saya: https://bit.ly/purplelightserver _____ Catatan: Sampul buku adalah hak milik penulis. Tolong jangan digunakan kembali! ```

PurpleLight · ชีวิตในเมือง
Not enough ratings
573 Chs

Kelahiran Kembali di Tahun 80an: Istri Sarjana yang Imut

Tertipu untuk menikah, dieksploitasi seumur hidup sebagai pengasuh tanpa bayaran, dan akhirnya dipukuli hingga mati oleh ibu angkatnya di depan tempat tidur ayah angkatnya yang sedang sakit, kehidupan menyedihkan Shen Mianmian berakhir. Ketika dia membuka matanya lagi, dia menemukan dirinya kembali pada usia lima belas tahun. Shen Mianmian berjanji untuk melarikan diri dari takdir masa lalunya, menghukum sepupu dan ibu angkat yang jahat, namun secara tidak sengaja bersinar terlalu terang dalam prosesnya. Siswa yang sebelumnya berada di urutan ketiga dari belakang di sekolah tiba-tiba naik ke puncak, menjadi kandidat yang diperebutkan oleh perguruan tinggi bergengsi, menyebabkan sensasi di antara semua guru dan murid... Sementara yang lain sibuk belajar, Shen Mianmian sibuk memulai bisnis kecil untuk menghasilkan uang... Sementara yang lain mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi, Shen Mianmian membeli dua bangunan berhantu yang paling terkenal di Beijing sekaligus... menjadi keanehan di mata semua orang, mereka mengejeknya bahwa walaupun dia punya keberuntungan untuk membelinya, dia mungkin tidak punya nyawa untuk tinggal di dalamnya. Sementara yang lain lulus dan sibuk mencari pekerjaan, properti berhantu yang dibeli Shen Mianmian diambil oleh pemerintah, membuatnya mendapatkan sejumlah besar kompensasi penggusuran. Orang-orang yang dulu mengejeknya tidak bisa tidak menampar diri mereka sendiri dua kali... bertanya-tanya di mana-mana apakah ada rumah berhantu yang dijual. Shen Mianmian, yang awalnya butuh meminjam uang untuk biaya kuliah, menggunakan dana penggusuran dan memanfaatkan keuntungan kelahiran kembali untuk membeli sebidang tanah yang cocok dan membangun gedung sewaan, bertransformasi menjadi pemilik tanah terkaya dan paling makmur di Beijing... Suatu hari, Shen Mianmian, yang membawa tas penuh kunci dan baru saja mengumpulkan sewa, ditarik pergi ke Kantor Urusan Sipil. "Shen Mianmian, sudah waktunya bagi kamu untuk membayar apa yang kamu hutangkan padaku."

Yin Family's Sixth Child · ชีวิตในเมือง
Not enough ratings
585 Chs

MANJA OLEH TIGA SAUDARAKU: KEMBALINYA SANG PUTRI YANG TERLUPAKAN

Penny memiliki tiga saudara laki-laki: satu adalah CEO miliarder, yang kedua adalah letnan militer termuda, dan yang terakhir adalah aktor yang sukses. Ketiga pria sukses ini hanya memiliki satu kesamaan: menggertak Penny, adik perempuan yang menjadi incaran mereka. Adik perempuan yang mereka tidak pernah inginkan, dan yang mengaku sebagai saudara kandung mereka, sementara adik perempuan yang selama ini mereka hargai ternyata palsu. Setelah menjalani kehidupan yang penuh penindasan di rumah bibinya, beberapa orang yang berpengaruh datang kepada Penny dengan berita tentang asal-usul kandungnya yang sebenarnya. Dia mengira ia akhirnya terbebas dari cengkeraman bibinya, tanpa menyadari bahwa yang menunggunya justru lebih buruk. Pada usia 13 tahun, Penny hanya menginginkan satu hal: agar saudara-saudaranya mencintainya dan memperlakukannya seperti keluarga, sama seperti mereka mencintai adik perempuan palsu mereka. Dia bekerja dan belajar sepuluh kali lebih keras dari siapapun agar diterima oleh mereka. Dalam keputusasaannya, dia secara bodoh terjebak dalam perangkap yang telah diatur oleh seseorang yang berbahaya, tanpa mengetahui tindakannya itu akan menyebabkan kejatuhan saudara-saudaranya dan dia berakhir di penjara dengan hukuman mati. Pada hari eksekusinya, Penny hanya memiliki satu pikiran: Jika dia bisa kembali ke masa lalu, saudara-saudaranya bisa memanjakan adik perempuan palsu mereka sepuasnya! Dia tidak ingin ada hubungan lagi dengan mereka! Dan yang mengejutkan, Penny menemukan dirinya kembali ke hari itu semua dimulai: hari dia lahir. Seperti yang dia janjikan, kali ini, dia tidak akan bodoh mencoba mendapatkan cinta dan kasih sayang saudara-saudaranya. Lupakan keluarga! Dia akan menghasilkan banyak uang, hidup mewah, dan membentuk keluarga sendiri! Tapi tunggu, mengapa sekarang ketika dia tidak ingin ada hubungan dengan saudara-saudaranya, mereka malah terus mengusik urusannya? Bukankah mereka seharusnya memanjakan adik perempuan palsu itu? Mengapa mereka tidak membiarkannya sendiri?! Dan bagaimana mungkin dia menikah di kehidupan ini? Untuk mempersulit keadaan, suami yang tidak pernah dia miliki di kehidupan pertamanya tiba-tiba berinisiatif menjadi ayah dari anak-anaknya?!

BAJJ · ชีวิตในเมือง
Not enough ratings
595 Chs
Table of Contents
Volume 1
Volume 2 :Volume 2

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest
Aboyeji_Toyosi
Aboyeji_ToyosiLv3
Dewi_Novita_1503
Dewi_Novita_1503Lv14
DaoistOaJTos
DaoistOaJTosLv2
Pramana_0838
Pramana_0838Lv2
Nani_Ismiyanti
Nani_IsmiyantiLv2

SUPPORT