Laki-laki itu menarik Farah supaya gadis itu tenang, tanpa aba-aba Farah jatuh dalam pelukan Rafandra gadis itu menangis sesegukan membuat laki-laki itu masuk kedalam kamar Farah dan menutup pintu.
Mereka sama-sama terjatuh diatas lantai dingin, dengan tangan Rafandra yang terus menepuk-nepuk pelan pundah Farah meyakinkan gadis itu bahwa semua akan baik-baik saja. Setidaknya, hanya untuk sementara.
"Gue capek, gue capek harus terus ngikutin apa mau Mama, padahal Mama nggak pernah ngertiin gue sedikit aja. Semua yang ada didiri gue dikontrol sama Mama, bahkan perasaan gue juga. Ini, gak adil buat gue." Farah semakin menangis dengan sesegukan yang tak berhenti.
"Tadi Nyonya bilang siapa tau, jadi Anda tidak usah takut Nona."
"Who knows? Mama nggak pernah nggak nyembunyiin something dari kata."
Karena benar, tidak ada yang benar-benar paham cara berpikir sang Mama yang tidak bisa Farah mengerti.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com