webnovel

Pedang Kembar Bertopeng

Editor: AL_Squad

Pyroxene adalah tempat di mana orang-orang rendahan menghibur diri di malam hari.

Diapheis dengan ketat mengatur setiap pintu masuk ke dalam bar, masing-masing pintu dijaga oleh anggota geng yang telah dilatih khusus.

Untuk masuk, orang-orang harus meninggalkan senjata mereka, tanpa pengecualian. Namun, anggota geng Acheron bertanggung jawab melindungi mereka.

Ini cukup adil.

Selain beberapa petualang level rendah yang tidak tahu arti sebuah kehidupan, mayoritas orang akan mematuhi aturan yang tidak terlalu ekstrim ini, dan untuk orang-orang yang bodoh, tubuh mereka akan terlihat pada hari berikutnya di saluran pembuangan.

Jangan memancing para penjahat setempat. Ini adalah aturan bertahan hidup seorang petualang.

Namun, malam ini Marvin harus membuat pengecualian.

'Jika orang tidak menyinggungku, Aku tidak akan menyinggung mereka. Itu adalah prinsip Marvin. Jika para anggota geng Acheron berani mencoba membunuhku, aku akan melakukan pembalasan psikologis.'

Marvin sudah siap saat malam tiba, semua persiapannya telah selesai, belati kembar di tangan, dua belati lagi menggantung di pinggang, bersama dengan belati cadangan. Ini adalah batas berat yang boleh di bawa dia, jika dia menambah lagi akan mempengaruhi keterampilannya.

Dia mengenakan topeng hitam di wajahnya menutupi setengah wajahnya. Itu bukan karena dia ingin menyembunyikan jati dirinya, tapi dari pengalamannya, seseorang yang tidak diketahui itu lebih menyeramkan.

Hari ini dia akan menyebarkan ketakutan di wilayah Geng Acheron sebanyak yang dia mau.

...

Penjaga Pyroxene bukanlah masalah untuknya, karena dia tahu bar yang sama seperti ini, dan biasanya mereka memiliki kelemahan.

Di Dapur.

Dia sudah bertanya di sekitar daerah tersebut, menemukan bahwa setiap hari seseorang akan mengirimkan buah-buahan, sayur-sayuran, tong-tong dari anggur dan hal-hal lain melalui dapur ke gudang penyimpanan.

Di saat itulah di mana penjagaan menjadi lemah.

Malam pukul 7 lewat 30 menit, kereta yang mengirimkan persediaan tiba tepat waktu. Dua penjaga dengan cepat datang kedepan dan mulai memeriksa barang-barang yang ada di kereta.

Pada saat itu, Marvin menggunakan [Menghilang] dan dengan mulus bergegas masuk.

Dapur dipenuhi dengan bau amis, dan dua koki sedang bertempur tanpa suara dengan masakan, tidak berani untuk terlalu banyak melihat-lihat.

Dari sudut terdengar suara seseorang yang terisak-isak menahan tangis.

Marvin mengerutkan kening.

Ada dua orang anggota geng Acheron sedang memukuli seorang gadis kecil yang menyedihkan!

Gadis kecil yang keras kepala itu berumur sekitar 5 atau 6 tahun. Walaupun menghadapi dua orang dewasa yang sedang memukulinya dia tidak memohon maaf atau menangis, hanya suara isakan yang terdengar rendah dan tanpa dia sadari.

"Ibumu sudah meninggal! Ingat untuk mematuhi ayah dasar anak pelacur, kalian berdua sama-sama keras kepala."

Pria berbadan kurus mengutuk, "Berani sekali meminta uang kepada kami! Dia akan menerima pelanggan, dan sekarang dia meninggal karena sakit. Pelacur itu pantas menerimanya!"

"Penipu!" Gadis kecil yang rambutnya di tarik itu, berteriak dengan marah, "Ibu sangat berharga untukmu! Ibu belum meninggal! Ibu hanya butuh uang lalu aku bisa mencari seorang pendeta untuk menyembuhkannya! Cepat beri aku uang!"

"Kembali ke ibumu!" Pria yang satu lagi dengan kejam menampar wajah gadis kecil itu.

Gadis itu hampir pingsan karena ditampar. Wajahnya bengkak, darah muncul di sudut matanya.

"Berikan aku uang!" Kematian tidak berarti bagi gadis kecil yang berteriak dengan putus asa.

Kedua pria itu saling melirik satu sama lain, dan yang kurus mengepalkan tangannya dan mengangguk.

Marvin tahu mereka ingin membunuhnya.

Shng!

Sebuah belati melengkung dihunuskan. Dua koki itu ketakutan, gemetaran dan wajahnya pucat.

"Urus saja urusan kalian!" Yang kurus mengejek, "Kamu tidak melihat apa-apa."

Salah satu koki, yang muda, menggenggam pisau dapur, dan jari-jari tangannya menjadi pucat. Dia menggertakkan giginya, matanya dipenuhi dengan rasa takut di campur amarah.

"Jangan ikut campur." Yang lebih tua menariknya menjauh, menunjukkan kesedihan. "Ini bukan sesuatu yang bisa kita atasi."

Pria kurus yang memegang belati melengkung tiba-tiba meraih pundak gadis kecil itu.

Dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan, tapi dia menatap laki-laki itu menunjukkan kalau dia siap untuk mati.

Ini membuat dia merasa tidak nyaman, seolah-olah ada hantu yang sedang menatap seorang biasa.

"Pelacur kecil, matilah untukku!" Yang kurus itu berteriak.

Terlintas sebuah cahaya dingin.

Darah menyembur keluar, mengenai ke wajah gadis kecil itu.

Kepala pria kurus itu jatuh ke lantai dengan ekspresi terkejut.

Tiba-tiba muncul seseorang dibelakang tubuhnya.

[Potong Tenggorokan berhasil digunakan!]

[Bonus Serangan Tiba-Tiba… kerusakan 2 kali]

[Target mati! Mendapat 22 exp pertempuran.]

Serangan dengan seluruh tenaga Marvin, bersamaan dengan Potong Tenggorokan dan bonus [Menghilang], secara mengejutkan memiliki efek yang hampir sama dengan kelas peringkat ketiga [Penjahat dari Jalanan Merah Tua] peringkat 3 sebuah skill super [Pemenggalan].

Kemunculan Marvin yang tiba-tiba membuat teman pria kurus itu tidak siap. Dia hendak menggunakan senjatanya untuk membela diri, tapi sayang, tangan kiri Marvin telah memotong dengan akurat, membelah kepalanya hingga terbuka.

Manusia adalah makhluk yang paling rentan. Bahkan jika mereka menghargai hidup mereka, satu kali serangan mematikan mengenai salah satu bagian penting dari mereka, mereka pasti akan mati.

Otak pria yang menyedihkan itu terbuka lebar dan tubuhnya bergerak-gerak kemudian menjadi lemas.

Kedua koki itu ketakutan.

Dan gadis kecil itu berusaha mengangkat kepalanya mencoba melihat Marvin.

Matanya cerah dengan pupil yang dalam dan warna merah yang tidak biasa.

"Siapa namamu?" Marvin bertanya mengabaikan kedua koki yang bersembunyi di bawah meja.

Gadis kecil itu melihat Marvin yang mengenakan topeng serta membawa belati kembar, tidak takut sama sekali, dan dengan lemah menjawab, "Isabelle."

"Nama yang cukup mulia," Kata Marvin.

"Ayahku yang memberikan nama itu untukku," Kata Isabelle.

"Katakan padaku, kenapa kamu tidak memohon pengampunan atau melarikan diri saat mereka memukulimu?

Gadis kecil itu mengatupkan giginya. "Aku tidak punya pilihan lain."

Hanya pilihan ini. Kalau tidak, ibunya yang sakit itu akan mati. Dia tidak punya pilihan lain, dan dia lebih baik di pukuli sampai mati oleh anggota geng daripada tidak mencoba sama sekali.

"Apa yang terjadi?"

Pada saat itu, dua penjaga yang memeriksa kereta yang membawa persediaan bergegas masuk ke dapur, terkejut. Mereka mencium bau darah.

Marvin berbalik dengan cepat, diam-diam berjalan melalui rak-rak.

Kedua penjaga itu hanya menemukan seorang gadis muda dan dua mayat di sudut ruangan. Mereka sangat terkejut. Dari titik buta mereka, Marvin melangkah keluar dan melompat tinggi, kedua senjata yang ada di tangannya mengarah ke bawah.

Dengan serangan yang sangat kuat ini, kedua penjaga tersebut tidak memiliki kesempatan untuk menggunakan senjatanya sebelum tengkorak mereka retak terbuka.

Ini adalah Petarung Dua Senjata yang menakutkan! Tangan kiri dan kanan bersinkronisasi dengan sempurna, mampu melakukan dua hal dan menyerang dua target pada saat yang sama.

Bau darah di dapur menjadi semakin kuat sekarang. Masalah ini tidak terlalu besar untuk saat ini, karena orang-orang di bar akan berpikir ini karena bau dari memotong hewan.

Melihat pertempuran berdarah ini, Isabelle melangkah ke depan dan bertanya dengan suara rendah. "Kamu musuh dari anggota geng Acheron, bukan?"

"Aku akan membunuh mereka malam ini," Marvin menjawab.

Dia tidak mengabaikannya hanya karena dia seorang gadis kecil. Keras kepala gadis itu berhasil mendapat rasa hormatnya.

"Apakah kamu butuh seorang pemandu?" Gadis kecil itu berjalan ke arahnya sambil terhuyung-huyung, dan dengan mata yang cerah dia berkata, "Aku tahu semua orang yang ada di anggota geng Acheron dan semua kesepakatan jahat mereka."

"Aku tahu bos mereka bersembunyi di ruangan bawah tanah di halaman belakang. Aku tahu jalannya."

Marvin tertawa dan mengusap kepala Isabelle. "Kamu cukup berani."

Setelah mengatakan itu, dia memberinya sebuah belati.

"Pegang itu, Isabelle. Kita punya musuh yang sama malam ini."

Gadis muda dengan belati di tangannya merasa menjadi orang yang berbeda. Dia menarik nafas Panjang dan bertanya, "Dimana kita akan mulai? Pembunuhan ini?"

"Tunggu." Marvin menendang pintu dapur, dengan tenang berjalan melewati pintu masuk dengan belati kembarnya. "Kita mulai membunuh mereka dari depan."

...

Selama dia berada di dalam Bar, Marvin tidak bermaksud untuk menyembunyikan dirinya.

Walaupun dia cukup bagus di masa lalu, saat ini dia adalah seorang Ranger, bukan seorang Pencuri.

Keahliannya saat ini jelas lebih cocok untuk berhadapan langsung ketimbang dengan dia di masa lalu. Langkah kakinya, skill pedang dan pengalamannya menyapu bersih semua anggota geng yang tidak tahu apapun selain memperhatikan jalanan. Dia sekarang level 3, jadi semua anggota geng ini hanya memberikan 10 exp, sebuah lelucon.

Hanya segerombolan orang banyak.

Ketika Marvin menendang pintu dapur, seorang anggota geng yang siap segera bergegas mengambil parang dan datang menyerang.

Seorang Pendekar Pedang anggota geng – level 3 – HP 78!

Sayangnya, mereka hanya mengenakan pakaian katun polos, dengan tidak satu pun mengenakan baju pelindung. HP seorang manusia tanpa baju pelindung sama saja bohong. Terlebih di hadapan Marvin, yang sangat ahli dalam melancarkan serangan mematikan.

Srenk!

Dua pedang berbenturan, dan kekuatan Marvin sedikit lebih rendah dari lawannya.

Namun, dengan sedikit pergerakan dari pergelangan tangannya, belati melengkungnya meluncur sepanjang parang itu, dan tiba-tiba, dengan pembalikan yang aneh, belati itu mengiris pergelangan tangan anggota geng tersebut.

"Ah!"

Teriakkan anggota geng itu mengundang perhatian semua orang.

Seluruh Bar tiba-tiba menjadi ribut dan semua orang berdiri!

Seseorang sedang mencari masalah! Dan sepertinya dia bukan tipe yang mudah menyerah.

Para tamu lari satu demi satu ke samping, dan dengan semangat menonton adegan ini. Kekuatan anggota geng Acheron sedang meningkat, jadi pasti ada beberapa orang yang tidak menyukai hal itu.

Mereka bertanya-tanya anggota geng mana yang melakukan ini.

Tetapi ketika mereka melihat bahwa penyusup itu hanya seorang pendekar pedang bertopeng dan seorang gadis kecil yang baru saja di pukuli, kegembiraan mereka berubah menjadi kekecewaan.

"Ternyata hanya seorang petualang yang nekat."

"Sepertinya seorang Ranger yang menggunakan dua senjata. Terlihat lumayan kuat, tapi dia hanya seorang diri…. Apa dia mencari mati?"

"Ya, ini akan segera berakhir."

Ini adalah wilayahnya anggota geng Acheron. Mereka memiliki keuntungan sebagai tuan rumah dan lebih dari 20 anggota yang layak. Ada dua tim kecil dengan kelas yang kuat diantara mereka, yang merupakan anggota kepercayaan Diapheis.

Di mata mereka, petualang level rendah ini sudah pasti mati.

Saat orang-orang masih berbicara, Marvin telah mengakhiri hidup dari anggota geng tersebut.

Gadis kecil itu dengan cerdik melihat kesempatan dalam kesempitan; dia tidak ingin menjadi penghalang bagi Marvin.

"Bunuh dia!" Suara seseorang yang bosan berkata.

Enam petualang yang berpakaian sama muncul dari kerumunan dan mengelilingi Marvin. Dua Pencuri, Tiga Pendekar Pedang, dan satu lagi tidak tahu, mungkin seorang Penipu.

Marvin melirik sekilas kepada mereka, tidak perlu memeriksa untuk mendapatkan informasi.

Bagi siapa saja, enam musuh akan terlihat tidak menguntungkan, terlebih jika telah dikelilingi.

"Orang ini pasti mabuk!" Seseorang di antara para penonton menikmati situasi ini berkata.

Tiga Pendekar Pedang berteriak dan berlari ke arah Marvin.

Marvin tetap tenang lalu tiba-tiba berlari ke arah meja bar lalu melompat!

Dia melompat ke tiang.

18 poin keterampilan membuat dia mendapatkan banyak hal yang tidak mungkin untuk orang normal.

'Sayangnya aku tidak memiliki Langkah Anti Gravitasi, atau aku tidak akan mengalami banyak masalah.'

Marvin mempunyai ide, dan dengan langkah kaki yang gesit, dia cepat-cepat melompati beberapa tiang sebelum menendang salah satu pilar.

Dia tiba tepat di belakang salah satu Pendekar Pedang dalam sekejap.

Menggunakan kekuatan dorongan ke arah bawah, di membalikkan belati melengkungnya membentuk formasi gunting!

Semua orang terkejut, dan Pendekar Pedang tersebut secara naluriah mengangkat parangnya mencoba untuk menangkis serangan itu.

Srenk!

Parang itu pecah, dan ada luka dalam di sisi kiri leher Pendekar Pedang tersebut.

"Ah!" Suara teriakan terdengar di seluruh bar itu. Marvin tanpa ampun memotong dia lagi, mengirimnya ke surga.

"Sialan!" Kelima orang yang sisa menjadi marah.

Mereka langsung bergerak cepat ke arah dia.

Marvin menendang sebuah meja, menyambar kepada dua Pendekar pedang.

Dengan langkah-langkah seperti kilat, dia bergerak dengan cepat ke arah salah satu Pencuri.